Kasus Bullying Naik 20 Persen DPRD Bekasi Minta Semua Pihak Bergerak - Tribunbekasi
Kasus Bullying Naik 20 Persen DPRD Bekasi Minta Semua Pihak Bergerak - Tribunbekasi.com
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Mohamad Yusuf
Tribunnews.com/Rendy Rutama
Ringkasan Berita:
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - DPRD Kota Bekasi menargetkan Zero Case Bullying atau nol kasus perundungan di dunia pendidikan mulai tahun 2026.
Target ini disampaikan sebagai upaya menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan ramah anak bagi seluruh pelajar.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi Wildan Fathurrahman mengatakan pihaknya akan menggandeng Pemerintah Kota Bekasi untuk berkolaborasi menangani persoalan perundungan.
“Lingkungan belajar yang aman di Kota Bekasi tentu butuh kondusifitas pendidikan yang nyaman bebas bullying dan ramah anak, dan ini saya kira hal ini hari ini dan 2026 mendatang tetap menjadi konsentrasinya,” kata Wildan, Selasa (2/12/2025).
Ia menyebut kolaborasi antara sekolah, orangtua, dan pemerintah menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.
Wildan juga menilai peningkatan kasus harus menjadi alarm agar penanganan bullying dilakukan lebih serius.
Peningkatan Kasus Bullying di Bekasi
Kasus bullying di Kota Bekasi tercatat meningkat sekitar 20 persen.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi Adelia Sidik mengatakan data detail masih menunggu koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau DP3A.
“Hitungannya terakhir itu ada sekeiria 20 persen naik, tapi fix jumlahnya berapa kami belum dapat disampaikan,” kata Adelia, Jumat (21/11/2025).
Adelia meminta orangtua dan sekolah bersikap lebih bijak apabila kasus menimpa anak atau siswa.
“Harapannya kami sebagai yang lebih dewasa menjaga anak-anak itu bukan membela yang salah, tapi kalau salah sampaikan salah, dan benar bilang benar,” jelasnya.
Menurut Adelia, peningkatan laporan kasus juga terjadi karena semakin banyak korban yang berani speak up.
“Trend positifnya kalau saat ini saya lihat banyak yang sudah berani lebih speak up,” tuturnya.
Ia menilai keberanian itu sebagian dipengaruhi oleh pemanfaatan media sosial yang kini lebih efektif digunakan korban dan orangtua.
“Orangtua sudah bisa memanfaatkan sosmed dengan baik dan benar atau bijak, karena itu tadi saya bilang bukan kasusnya bertambah tapi sekarang orangtuanya yang sudah mulai speak up,” ucapnya.
Meski demikian, Adelia berharap ke depan tidak ada lagi kasus bullying di sekolah mana pun di Kota Bekasi.
“Saya berharap trend positif ini dalam tanda kutip berharap tetap tidak ada bullying,” harapnya.
Baca berita Tribunbekasi lainnya di TribunBekasi.com dan di Google News