Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Adat Adat Istiadat Budaya Featured Spesial

    Keunikan Pakaian Adat Papua Barat Ewer, Busana Eksotis Dekat dengan Alam - Liputan6

    12 min read

     

    Keunikan Pakaian Adat Papua Barat Ewer, Busana Eksotis Dekat dengan Alam



    Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 17.000 pulau di Indonesia menyimpan keragaman budaya tak terhingga. Seperti tempat yang kerap dijuluki dunia paling eksotis dengan budaya dan kekayaan alamnya, yakni Papua Barat. Salah satu kekayaan budayanya ialah pakaian adat Papua barat yang unik ini memiliki narasi visual yang menghubungkan masyarakat lokal dengan alam sekitarnya lewat serat dan rumbai. 

    Melansir dari buku  Penguatan Profil Pelajar Pancasila Melalui Disiplin Positif (DISPOS) Oleh Ayu Andriani ( 2022: hlm. 201) Ewer merupakan pakaian adat khas Papua Barat yang terbuat dari jerami yang dikeringkan. 

    Keunikan pakaian adat Papua Barat ini terletak pada kesederhanaan bahan bakunya yang sebagian besar diambil dari hutan. Penggunaan jerami, serat pohon, atau daun sagu yang dikeringkan menjadi bukti masyarakat Papua Barat sejak dulu telah memanfaatkan sumber alam secara berkelanjutan. 

    Meski pengaruh budaya modern mulai masuk, seperti di kota Manokwari, namun busana tradisional ini tetap dilestarikan berkat makna dan filosofi keunikannya. 

    Pakaian Adat Ewer untuk Wanita Papua Barat

    Bawahan Rok Rumbai

    Merujuk buku Ensiklopedi Pakaian Nusantara: Nusa Tenggara Timur hingga Sulawesi Tengah Oleh R. Toto Sugiarto dkk (2021: hlm. 7), rok rumbai menjadi ciri khas pakaian adat Papua Barat untuk wanita dengan detail yang menarik. 

    Bahan Baku

    Dibuat dari serat-serat tumbuhan kering (jerami atau daun sagu) yang kemudian dirangkai menggunakan tali di bagian atasnya. 

    Struktur Lapisan

    Rok ini unik karena terdiri dari dua lapisan:

    • Lapisan Dalam: Panjang rok biasanya mencapai sebatas lutut. 
    • Lapisan Luar: Dibuat Lebih pendek, sehingga memberikan efek dinamis dan berlapis saat dikenakan. 

    Penguat: Untuk memastikan ikatan rok yang kuat, dipakailah ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu. Ikat pinggang ini seringkali dihias dengan ukiran geometris sederhana untuk menambah nilai estetika. 

    Pengaruh Modernisasi: Atasan Baju Kurung

    Sebagai atasan, pengaruh budaya luar terlihat jelas. Wilayah seperti Manokwari mulai menggunakan baju atasan yang disebut baju kurung

    • Bahan: Baju kurung ini terbuat dari kain modern, seperti kain beludru.
    • Aksesoris: Baju kurung ini dihias dengan pernik berupa rumbai bulu pada bagian-bagian tertentu seperti tepi lengan, leher, atau pinggang. Integrasi ini menunjukkan upaya adaptasi sambil tetap melestarikan elemen visual dari pakaian adat Papua Barat yang asli.

    Pakaian Adat Papua Barat Pria

    Ewer pada pakaian adat Papua Barat pria zaman dahulu lebih sederhana dan otentik. Ini menekankan kebebasan bergerak dan adaptasi terhadap iklim tropis. 

    Busana Tradisional

    Secara umum, pria Papua masa lalu memakai rok rumbai yang cara dan bahan pembuatnya identik dengan yang dipakai kaum wanita. Namun mereka biasanya bertelanjang dada yang menunjukkan kedekatan ekstrem dengan alam.

    Namun kini di era modern, busana pria untuk acara formal telah dilengkapi penutup bagian atas, inti dari rumbai bawahan tetap dipertahankan.

    Pelengkap Tambahan Ewer 

    Aksesori Ewer Pria

    Saat dikenakan dalam upacara atau pertunjukan budaya, busana Ewer pria dilengkapi dengan aksesoris yang membuat kesan ksatria dan dekat dengan alam lebih kental.

    • Koteka: Meskipun Ewer adalah pakaian adat khas Papua Barat, di beberapa wilayah, koteka (penutup kemaluan pria dari labu air) tetap dipakai sebagai bagian busana tradisional pria.
    • Tali Pinggang dan Taring Babi: Tali pinggang ini dirangkai dengan taring babi hutan yang melambangkan keberanian dan kekuatan saat berburu. 
    • Panah dan Busur: Senjata tradisional ini kerap dibawa sebagai pelengkap pakaian adat, nuansa peran pria sebagai pelindung dan pemburu. 

    Aksesori Ewer Wanita

    Busana wanita Papua Barat juga dilengkapi dengan aksesori yang tidak hanya memperindah penampilan namun juga punya makna kultural.

    Kalung dan Gelang

    Dibuat dari biji bijian keras, misalnya biji pohon yang dirangkau menggunakan benang yang menampilkan kesan natural dan etnik. Pilihan lain selain biji ialah taring binatang, cangkang keras yang dikumpulkan dari hutan. 

    Penutup Kepala

    Penampakannya seperti mahkota yang alami karena terbuat dari bulu burung kasuari, ikon fauna Papua yang khas dan berwibawa. 

    Hiasan Lain

    Selain itu, anyaman daun sagu kering juga kerap dipakai untuk tambahan pada aksesori rok atau bagian tubuh lainnya. 

    Makna Filosofis Pakaian Adat Papua Barat

    Setiap elemen pakaian adat Papua Barat punya makna filosofis yang mendalam.

    Rok Rumbai

    Rok rumbai yang terbuat dari serat alam melambangkan ketergantungan dan penghormatan masyarakat terhadap alam. Bahan baku yang diambil langsung dari hutan dan diproses secara tradisional menggambarkan cara hidup berkelanjutan dan sederhana dekat dengan alam.

    Bulu Kasuari

    Penggunaan bulu burung kasuari pada penutup kepala melambangkan keperkasaan dan semangat memimpin. Dalam banyak upacara adat, aksesori ini dikenakan untuk menegasakan  wibawa pemakainya. 

    Motif Ukiran

    Motif geometris yang sederhana pada ikat pinggang menunjukkan keteraturan dan kedisiplinan dalam tatanan hidup bermasyarakat. 

    Cara Membuat Ewer Pakaian Adat Papua Barat

    Inti dari pembuatan Ewer terletak pada pemilihan dan pengolahan bahan baku utamanya, yakni serat tumbuhan.

    • Pemilihan dan Pengeringan: Serat atau jerami dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Proses ini sangat penting agar tidak mudah lapuk dan menghasilkan warna cokelat muda yang alami. 
    • Pemotongan: Serat yang kering kemudian dipotong hingga panjangnya seragam.
    • Merangkai Ewer: Memakai setutas tali yang kuat dari rotan, serat diikat satu persatu berderet. Teknik pengikatan harus kuat dan presisi agar rumbai tidak mudah lepas.
    • Pembentukan Lapisan: Untuk rok wanita, proses pengikatan ini dilakukan dua kali pada dua tali pengikat yang berbeda panjangnya. Tujuannya agar menghasilkan dimensi dan volume khas Ewer. 
    • Pembuatan Ikat Pinggang: Ikat pinggang diukir dengan motif-motif sederhana, seringkali berbentuk kotak atau geometris. 

    FAQ

    Q: Apa ciri khas utama pakaian adat Papua Barat?

    A: Ciri khasnya adalah penggunaan bahan alam seperti serat pohon, daun sagu, bulu burung, hingga manik-manik tradisional.

    Q: Dari suku mana pakaian adat Papua Barat paling dikenal?

    A: Suku Arfak dan Biak sering menjadi rujukan utama karena busananya paling populer dan mudah dikenali.

    Q: Apakah pakaian adat Papua Barat memiliki makna tertentu?

    A: Ya, setiap aksesoris seperti manik-manik dan hiasan kepala mencerminkan status sosial, keberanian, atau simbol adat tertentu.

    Q: Kapan pakaian adat Papua Barat biasanya dikenakan?

    A: Pakaian ini dipakai saat upacara adat, tarian tradisional, penyambutan tamu, maupun festival budaya.

    Q: Apakah pakaian adat Papua Barat tetap digunakan di kehidupan modern?

    A: Masih, terutama untuk pelestarian budaya, pertunjukan seni, dan kegiatan pariwisata.

    Loading
    Komentar
    Additional JS