Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home ASN Bedah Buku Kasus Lintas Peristiwa Madiun Reset Indonesia Trenggalek

    Kontras dengan Madiun, Bedah Buku Reset Indonesia di Trenggalek dihadiri Bupati dan ASN - netralnews

    3 min read

     

    Kontras dengan Madiun, Bedah Buku Reset Indonesia di Trenggalek dihadiri Bupati dan ASN

    23 Dec 2025 19:01

    Bupati Trenggalek Pimpin Forum yang Dihadiri ASN, Akademisi, dan Masyarakat di Hutan Kota


    Acara bedah buku 'Reset Indonesia' yang digelar di Hutan Kota Trenggalek, Jawa Timur, pada Senin (22/12/2025).

    (Instagram/@dandhylaksono)

    TRENGGALEK - Acara bedah buku 'Reset Indonesia' yang digelar di Hutan Kota Trenggalek, yang digelar pada Senin (22/12/2025) berlangsung sukses dengan antusiasme tinggi . Acara yang diselenggarakan oleh Kabar Trenggalek ini menghadirkan tim lengkap penulis buku yang tergabung dalam Ekspedisi Indonesia Baru, yakni Dandhy Laksono, Farid Gaban, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu.

    Ratusan peserta yang terdiri dari Aparatur Sipil Negara, masyarakat umum, hingga kalangan akademisi memenuhi lokasi Hutan Kota Trenggalek. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin turut hadir dan memimpin jalannya forum diskusi tersebut.
    Antusiasme masyarakat di Trenggalek ini menampilkan kontras yang mencolok dibandingkan kota sebelumnya dalam rangkaian tur buku Reset Indonesia. Dua hari sebelumnya, tepatnya Sabtu (20/12/2025), diskusi serupa yang direncanakan di Desa Gunungsari, Madiun, terpaksa dibatalkan akibat pembubaran paksa oleh aparat pemerintah setempat dan kepolisian sebelum acara sempat dimulai.
    Forum bedah buku 'Reset Indonesia' membahas beragam topik krusial yang menjadi fokus utama buku. Diskusi mengangkat isu-isu strategis mulai dari pendidikan, narasi mengenai federalisme, hingga persoalan lingkungan hidup yang menjadi keresahan masyarakat.
    Salah satu poin penting yang menjadi perhatian peserta adalah rencana penambangan emas di wilayah Trenggalek. Para peserta menyuarakan sikap penolakannya terhadap rencana tambang tersebut, sejalan dengan kisah inspiratif yang diangkat dalam buku mengenai seorang nelayan bernama Nur Kawit yang gigih menolak eksploitasi sumber daya alam di daerahnya.
    Buku 'Reset Indonesia' sendiri merupakan karya kolaboratif yang merangkum hasil ekspedisi 15 tahun empat jurnalis lintas generasi ke berbagai pelosok Indonesia. Karya ini mengulas persoalan struktural bangsa, mulai dari krisis demokrasi, kerusakan lingkungan, ketimpangan ekonomi, hingga relasi kekuasaan antara negara, korporasi, dan masyarakat.
    Diskusi 'Reset Indonesia' di Madiun sempat menjadi sorotan setelah terjadi pembubaran paksa. Aparat pemerintah kecamatan dan kepolisian menghentikan acara dengan alasan perizinan yang tidak memadai, meskipun panitia mengklaim telah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Polsek Madiun.
    Pembubaran di Madiun bahkan diikuti dengan intimidasi. Dua mobil yang ditumpangi tim penulis dilempari telur oleh orang tak dikenal pada dini hari Minggu (21/12/2025) sekitar pukul 03.05 WIB. Empat orang yang mengendarai dua sepeda motor melakukan aksi pelemparan tersebut saat mobil tengah parkir di pinggir jalan.
    Situasi tersebut sangat jauh berbeda dengan yang terjadi di Trenggalek. Pemerintah daerah justru memberikan dukungan penuh dengan kehadiran bupati yang turut memimpin diskusi. Kehadiran ratusan ASN dalam acara ini menunjukkan keterbukaan ruang publik untuk dialog dan pertukaran gagasan mengenai isu-isu kebangsaan.
    Bahkan, acara serupa yang  digelar di Trenggalek dilaksanakan atas undangan resmi Bupati Mochamad Nur Arifin, berbeda dengan acara di Madiun yang diinisiasi oleh komunitas lokal. Langkah proaktif ini menunjukkan bentuk komitmen terhadap kebebasan berpendapat dan diskusi publik.
    Komentar
    Additional JS