Makin Agresif, Pasukan AS Serbu Kapal Kargo yang Berlayar dari China ke Iran - SindoNews
2 min read
Makin Agresif, Pasukan AS Serbu Kapal Kargo yang Berlayar dari China ke Iran
Sabtu, 13 Desember 2025 - 10:18 WIB
Kapal kargo dari China menjadi sasaran serangan pasukan AS. Foto/anadolu
A
A
A
WASHINGTON - Pasukan Amerika Serikat (AS) menyerbu satu kapal kargo yang berlayar dari China ke Iran bulan lalu, menurut Wall Street Journal. Ini merupakan kejadian terbaru yang dilaporkan mengenai taktik maritim yang semakin agresif oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Para pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa personel militer AS menaiki kapal tersebut beberapa ratus mil dari Sri Lanka, menurut laporan pada hari Jumat.
Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun pasukan AS mencegat kargo yang berlayar dari China ke Iran, menurut surat kabar tersebut.
Operasi tersebut berlangsung pada bulan November, beberapa pekan sebelum pasukan AS menyita satu kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela awal pekan ini, dengan alasan pelanggaran sanksi. Ini adalah tindakan lain yang belum dilakukan Washington selama bertahun-tahun.
Komando Indo-Pasifik AS tidak segera mengkonfirmasi laporan tersebut. Seorang pejabat mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa mereka menyita material yang "berpotensi berguna untuk senjata konvensional Iran".
Namun, pejabat tersebut mencatat barang-barang yang disita bersifat dwiguna, dan dapat memiliki aplikasi militer dan sipil.
Para pejabat mengatakan kapal tersebut diizinkan melanjutkan perjalanan setelah pencegatan, yang melibatkan pasukan operasi khusus.
Iran tetap berada di bawah sanksi berat AS. Baik Iran maupun China tidak segera menanggapi laporan tersebut, meskipun Beijing, mitra dagang utama Teheran, secara teratur menyebut sanksi AS ilegal.
Sebelumnya pada hari itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengutuk penyitaan kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela, yang dibawa ke pelabuhan di Texas pada hari Jumat.
Tindakan itu terjadi di tengah kampanye tekanan militer yang lebih luas terhadap Venezuela, yang menurut Caracas bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
“Beijing menentang sanksi sepihak yang ilegal dan yurisdiksi jarak jauh yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional atau otorisasi Dewan Keamanan PBB, dan penyalahgunaan sanksi,” kata Guo.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa pemerintahan Trump tidak akan mengesampingkan penyitaan kapal di dekat Venezuela di masa mendatang.
Baca juga: Uni Eropa Bekukan Aset Bank Sentral Rusia Tanpa Batas Waktu
Para pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa personel militer AS menaiki kapal tersebut beberapa ratus mil dari Sri Lanka, menurut laporan pada hari Jumat.
Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa tahun pasukan AS mencegat kargo yang berlayar dari China ke Iran, menurut surat kabar tersebut.
Operasi tersebut berlangsung pada bulan November, beberapa pekan sebelum pasukan AS menyita satu kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela awal pekan ini, dengan alasan pelanggaran sanksi. Ini adalah tindakan lain yang belum dilakukan Washington selama bertahun-tahun.
Komando Indo-Pasifik AS tidak segera mengkonfirmasi laporan tersebut. Seorang pejabat mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa mereka menyita material yang "berpotensi berguna untuk senjata konvensional Iran".
Namun, pejabat tersebut mencatat barang-barang yang disita bersifat dwiguna, dan dapat memiliki aplikasi militer dan sipil.
Para pejabat mengatakan kapal tersebut diizinkan melanjutkan perjalanan setelah pencegatan, yang melibatkan pasukan operasi khusus.
Iran tetap berada di bawah sanksi berat AS. Baik Iran maupun China tidak segera menanggapi laporan tersebut, meskipun Beijing, mitra dagang utama Teheran, secara teratur menyebut sanksi AS ilegal.
Sebelumnya pada hari itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengutuk penyitaan kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela, yang dibawa ke pelabuhan di Texas pada hari Jumat.
Tindakan itu terjadi di tengah kampanye tekanan militer yang lebih luas terhadap Venezuela, yang menurut Caracas bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
“Beijing menentang sanksi sepihak yang ilegal dan yurisdiksi jarak jauh yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional atau otorisasi Dewan Keamanan PBB, dan penyalahgunaan sanksi,” kata Guo.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa pemerintahan Trump tidak akan mengesampingkan penyitaan kapal di dekat Venezuela di masa mendatang.
Baca juga: Uni Eropa Bekukan Aset Bank Sentral Rusia Tanpa Batas Waktu
(sya)