Paket WO Penipu Ayu Puspita Bikin Banyak Korban Terjerat, Harga Murah Bonus 14 Gubukan Makanan - Tribunjakarta
Paket WO Penipu Ayu Puspita Bikin Banyak Korban Terjerat, Harga Murah Bonus 14 Gubukan Makanan - Tribunjakarta.com
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Kasus dugaan penipuan wedding organizer (WO) Ayu Puspita terus bergulir.
Di balik viral-nya ratusan calon pengantin yang menggeruduk kantor WO tersebut, terungkap salah satu trik marketing yang diduga membuat banyak korban terjerat.
Salah satu korban, Satrio Yuda mengungkapkan, dirinya tergiur iming-iming bonus 14 gubukan makanan dalam satu paket pernikahan yang dipesannya dari WO Ayu Puspita.
Satrio mengaku awalnya tertarik dengan paket yang ditawarkan, karena harganya lebih murah dibanding WO lain.
Selain itu, setiap pembayaran termin disertai bonus tambahan.
"Kita diiming-imingi bonus-bonus yang lumayan banyak lah gitu. Dari total, jadi kan kita ada pembayaran itu ada tiga termin gitu. Jadi untuk termin pertama itu DP 50 persen, nah terus dari marketingnya itu biasanya WhatsApp," kata Satrio di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025).
"Untuk kalau mau pembayaran lagi nanti kita dapat beberapa bonus-bonus, jadinya banyak yang tergiur lah. Saya itu bonusnya sekitar 14 gubukan. Jadi kalau mungkin kalau dihitung secara yang lain lagi itu ya, 14 gubukan dengan harga Rp 170 juta ya terhitung murah sih," sambungnya lagi.
Satrio mengungkap, dirinya dan pasangan sudah membayar sekitar Rp 147 juta dari total paket Rp 170 juta.
Menurut Satrio, sejak awal WO tersebut tampak meyakinkan karena aktif mengikuti pameran pernikahan di berbagai tempat.
Satrio dan pasangannya yang merupakan customer WO Ayu Puspita sedianya menikah pada 24 Januari 2026 di salah satu gedung di Depok, Jawa Barat.
Ia mengaku pertama kali mengetahui adanya masalah dari pihak gedung yang mengabarkan kasus viral WO Ayu Puspita pada akhir pekan kemarin.
"Pihak gedung ini punya grup sesama venue. Mereka ngasih tahu bahwa WO Ayu Puspita ada masalah, makanan nggak datang pas acara salah satu pasangan," kata dia.
Dari informasi yang tersebar di grup WhatsApp, disebutkan ada lebih dari 200 pasangan calon pengantin yang menjadi korban, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 16 miliar.
Satrio juga menceritakan nasib korban lain yang pernikahannya digelar pada 6 Desember 2025.
Saat itu, pihak catering tidak datang, dekorasi setengah jadi, tamu sudah terlanjur hadir, hingga keluarga mempelai jatuh pingsan karena panik.
"Kebanyakan catering-nya nggak datang. Ada yang desainnya cuma setengah jadi. Tamu udah datang semua. Akhirnya ada yang pesan nasi padang sama makanan sekitar gedung," ucapnya.
Saat ini, Satrio bersama para korban lain sudah membentuk grup komunikasi dan tengah melapor resmi ke Polres Metro Jakarta Utara.
Mereka berharap ada penyelesaian yang jelas dari pihak berwajib.
"Harapan saya sih semoga uang kami bisa kembali. Kalau nggak bisa kembali, minimal gimana caranya acara kami tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya," kata Satrio.
Polisi Tangkap Ayu Puspita dan Staf
Diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Utara telah menangkap Ayu Puspita dan empat pegawai WO di bawah perusahaan PT Ayu Puspita Sejahtera (APS) itu.
"Ada lima orang yang sedang kami periksa, termasuk pemilik, manajer, dan karyawan," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz.
Menurutnya, modus yang dilakukan adalah WO menerima pembayaran penuh untuk penyelenggaraan acara pernikahan, termasuk catering.
Namun, saat hari pelaksanaan layanan tersebut tidak diberikan.
"WO ini sudah menerima uang untuk melaksanakan resepsi, kemudian pada hari H tidak terlaksana sesuai kesepakatan. Salah satu contoh, makanan yang harusnya dihadirkan saat pesta tidak datang," kata Erick.
Akibatnya, para korban yang merasa dirugikan kemudian membuat laporan polisi.
Erick menyebut sebagian korban mengaku telah membayar hingga puluhan juta rupiah.
Erick mengatakan jumlah korban diperkirakan masih bertambah.
Terkait kerugian, polisi belum dapat memastikan total nominalnya.
"Kerugian masih dihitung, karena banyak korban-korban baru," kata Erick.