Pakistan Siap Kirim Pasukan ke Gaza, Singgung Indonesia Soal Pelucutan Senjata Hamas | Republika Online
Pakistan Siap Kirim Pasukan ke Gaza, Singgung Indonesia Soal Pelucutan Senjata Hamas | Republika Online
Pakistan menegaskan tugas pasukan mereka di Gaza adalah sebagai penjaga perdamaian.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menyatakan siap untuk berkontribusi untuk Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di Gaza, namun "tak siap" untuk melucuti senjata pejuang Palestina, termasuk Hamas. Dikutip TRT World, Sabtu (29/11/2025), Wakil Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar, mengatakan "Jika tujuan menerjunkan sebuah pasukan stabilisasi internasional di Palestina adalah untuk melucuti Hamas, maka kami tidak siap untuk itu; itu bukan tugas kami."
"Itu adalah tugas dari badan penegak hukum Palestina," ujar Dar, menambahkan.
Sponsored
Dar mengatakan, jika tujuan pasukan internasional adalah penjaga perdamaian, maka Islamabad "tentunya" siap untuk berkontribusi. "Perdana Menteri (Shehbaz Sharif) telah menyetujui secara prinsip bahwa kami juga akan mengirim pasukan, tapi kami hanya akan memutuskan setelah mengetahui acuan kerja, acuan aksi, dan madat akan seperti apa," kata Ishaq Dar.
Dar mengungkap bahwa dia hadir dalam pembicaraan awal saat masalah pasukan stabilisasi didiskusikan. Menurut dia, saat itu Indonesia menawarkan jumlah 20 ribu pasukan.
Scroll untuk membaca
"Tapi sesuai informasi yang saya dapatkan, jika itu termasuk melucuti Hamas, bahkan Indonesia telah mengkeskpresikan secara informal keraguan mereka," kata Dar.
Pada awal bulan ini, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah meloloskan resolusi terkait pengesahan sebuah dewan perdamaian dan otorisasi sebuah pasukan stabilisasi internasional untuk mengawasi pemerintahan, rekonstruksi, dan keamanan di Gaza. Resolusi itu menetapkan bahwa dewan perdamaian dan ISF sah berlaku hingga 31 Desember 2027. Otorisasi ulang ISF kemudian akan dikerjasamakan secara penuh dengan Mesir, Israel, negara-negara anggota lain yang bergabung dalam ISF.
Di Indonesia, TNI masih mempersiapkan personel yang akan dikirim ke Gaza, Palestina untuk terlibat dalam Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF). Sebelumnya, disebutkan bahwa Indonesia akan mengirim sekitar 20 ribu personel yang terdiri dari lintas matra.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan 20 ribu personel TNI yang dikirim ke Gaza, Palestina tergabung dalam tiga brigade komposit. Setiap brigade komposit itu terdiri dari tiga batalyon utama yakni batalyon kesehatan, Batalyon Zeni Konstruksi dan Batalyon Bantuan.
"Ada lagi Bantuan Mekanis," kata Agus saat ditemui di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025).
Agus melanjutkan, seluruh pasukan perdamaian itu akan dikirim setelah TNI mengirimkan tim aju terlebih dahulu ke wilayah Gaza. Pengiriman tim aju itu dilakukan agar TNI mengetahui gambaran situasi di Gaza dan lokasi yang tepat untuk pengiriman pasukan.
Namun demikian, Agus tidak merinci kapan pasukan tersebut akan dikirim. Dia hanya memastikan Mabes TNI menunggu perintah dari pemerintah pusat dalam mengirim pasukan.
Advertisements
general_URL_gpt_producer-20250820-17:34
arrow_forward_ios
Baca selengkapnya
Azerbaijan menarik diri
Azerbaijan dilaporkan menolak keterlibatan militer mereka di Gaza berdasarkan kerangka kerja ISF hasil resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. Seperti dilaporkan koran Israel Hayom, pada Ahad (23/11/2025), hingga kini belum ada negara yang menyatakan siap untuk mengirim pasukan ke Gaza pascapengesahan resolusi DK PBB pada 17 November 2025.
Azerbaijan beberapa pekan lalu secara terbuka telah mendeklarasikan bahwa, keterlibatan Baku di Gaza tidak bisa dengan cara mempertaruhkan nyawa prajurit mereka. Berdasarkan konsultasi yang digelar di Israel, diketahui bahwa Hamas tidak akan menyerahkan senjata mereka, bahkan mereka diduga sedang mempersenjatai ulang pasukan dengan memanfaatkan masa gencatan senjata.
Menurut laporan Israel Hayom, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu Benjamin Netanyahu menyampaikan tuntutan kepada Amerika Serikat bahwa pekerjaan rekonstruksi di Gaza seharusnya tidak dimulai sebelum demiliterisasi penuh tercapai. Kondisi inilah yang membuat Azerbaijan ragu untuk mengirimkan pasukannya ke Gaza.
Seperti dilaporkan Reuters pada Jumat (7/11/2025), seorang sumber di pemerintahan Azerbaijan menegaskan, mereka tidak berencana mengirim pasukan perdamaian ke Gaza kecuali terjadi penghentian total pertempuran antara Israel dan Hamas. Diketahui Washington telah berbicara dengan Azerbaijan, Indonesia, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, Qatar, dan Turki soal kemungkinan kontribusi negara-negara ini untuk ISF.
"Kami tidak mau menempatkan pasukan kami dalam bahaya. (Pengiriman) itu hanya bisa terjadi jika aksi militer sepenuhnya dihentikan," kata sumber pejabat Azerbaijan itu.
Youve reached the end
sumber : Antara