Penyakit Pascabanjir Mengintai, Ini 4 Strategi Kemenkes Tangani Kesehatan Korban Banjir Sumatra - Tribunnews
Penyakit Pascabanjir Mengintai, Ini 4 Strategi Kemenkes Tangani Kesehatan Korban Banjir Sumatra - Tribunnews.com
Ringkasan Berita:
- Ada empat strategi yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk menangani kesehatan korban banjir.
- Penyakit pascabanjir seperti demam dan tifus mulai mengintai korban banjir.
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan Kementerian Kesehatan menerapkan empat strategi untuk menangani kesehatan korban banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Adapun saat ini korban banjir dilaporkan mulai menderita sejumlah penyakit mulai dari demam hingga tifus.
“Ini sudah mulai ada yang gatal-gatal, ada yang sudah banyak yang demam, sudah banyak yang sakit tifus, dan sebagainya,” kata Dante di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu, (6/12/2025), dikutip dari Warta Kota Live.
Dante mengatakan warga yang mengalami sakit mulai ditangani dengan strategi khusus. Dia berujar pihaknya bakal berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) di lokasi bencana.
Wamenkes kemudian mengungkap empat strategi yang diambil pihaknya untuk menjaga kesehatan korban banjir.
Strategi pertama adalah penanganan langsung terhadap korban yang mengalami luka.
“Kedua adalah melakukan revitalisasi pelayanan kesehatan yang terdampak dan tidak bisa beroperasi,” kata
Ketiga, distribusi bantuan obat-obatan. Keempat, memobilisasi tenaga kesehatan dari pusat ke daerah-daerah terdampak bencana.
Dengan srategi di atas, diharapkan pelayanan kesehatan untuk korban bisa lebih optimal.
“Sehingga bisa mendapatkan pelayanan yang lebih optimal untuk mereka berdampak,” katanya.
Menurut Dante, dari total 75 kabupaten/kota yang ada di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, terdapat 50 kabupaten/kota yang terdampak. Dia berkata pemerintah pusat melakukan evaluasi tiap hari.
Penyakit pascabanjir mengintai
Dante mengatakan pengendalian penyakit pascabajir menjadi prioritas utama karena potensi lonjakan kasus infeksi sangat besar pada fase pemulihan.
“Kita sudah mengirimkan tim di daerah yang terkena bencana,” kata Dante saat acara Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi seluruh pegawai Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif di Jakarta Pusat, Rabu, (3/12/2025).
Pada fase kedua tanggap darurat, Kemenkes berfokus pada risiko penyakit berbasis lingkungan yang umum meningkat setelah banjir. Dante menyebut risiko penyebaran penyakit dapat naik signifikan akibat sanitasi yang terganggu.
“Nanti akan kita berdampak pada kejadian pascabencana. Ini yang paling penting karena kejadian pasca bencana itu berkaitan dengan penyakit-penyakit seperti diare, demam, batuk pilek, ada leptospirosis, akibat kejadian banjir,” katanya.
Kondisi air kotor yang menggenang dan terbatasnya akses air bersih berpotensi menciptakan klaster penyakit.
Fasilitas kesehatan diminta memperkuat surveilans harian dan menetapkan jalur cepat pemeriksaan seperti uji leptospira dan uji cepat infeksi saluran napas.
Kelompok rentan diprioritaskan
Kemenkes memberikan perhatian besar kepada kelompok yang membutuhkan pengawasan medis ketat, yakni lansia, ibu hamil, pasien cuci darah, pasien diabetes pengguna insulin, dan balita dengan imunitas rendah
“Kita juga melakukan evaluasi pada mereka-mereka yang mempunyai risiko tinggi. Misalnya lansia, ibu hamil, orang yang mengalami cuci dana, orang yang pakai insulin,” kata Dante.
Menurut dia, kelompok ini rentan mengalami komplikasi jika pelayanan kesehatan terganggu karena bencana.
Tim Pusat Krisis Kesehatan mengaktifkan protokol pemantauan rutin untuk memastikan obat-obatan rutin tetap tersedia.
Melalui unit Pusat Krisis, Kementerian Kesehatan memastikan bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya berfokus pada fase darurat, tetapi juga penanganan lanjutan seperti rehabilitasi medis, vaksinasi pasca-bencana, hingga pemulihan psikologis masyarakat terdampak.
(Tribunnews/Febri/Aisyah/Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti)