Pilu, Kisah Korban Banjir Langkat, Bangun Posko Mandiri dan Kesulitan Dapat Makanan-Air Bersih - Kompas,
Pilu, Kisah Korban Banjir Langkat, Bangun Posko Mandiri dan Kesulitan Dapat Makanan-Air Bersih
MEDAN, KOMPAS.com- Basri, salah seorang warga di Desa Pematang Cengal, Kelurahan Pekan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat mengeluhkan bantuan dari pemerintah tak kunjung tiba.
Padahal sudah seminggu mereka merasakan luapan air bah yang meluap membanjiri rumah-rumah mereka.
Basri menceritakan, sejumlah warga desa secara mandiri mengungsi di Jembatan Cengal sejak banjir setinggi sekitar dua meter menerjang pemukiman.
Mereka membuat posko darurat dengan saling bergotong-royong.
"Belum ada bantuan pemerintah ke sana. Kami kekurangan makanan, air bersih, dan listrik. Sudah dari tanggal 28 banjir. Ada pun yang tak makan di sana," kata Basri saat ditemui di Jalan T Amir Hamzah pada Rabu (3/12/2025).
Adapun Basri terlihat bersama istrinya mendorong sepeda motor dari Jalan Musyawarah menuju Jalan T Amir Hamzah.
"Motor ini tadi dari jembatan terus dinaikkan ke rakit. Karena air masih tinggi. Dibawa sampai ke kantor desa. Dari situ lah mendorong sampai ke sini," ucap Basri.
Ia pun memilih mendorong sepeda motor agar mesinnya tidak mogok.
Setibanya di Jalan T Amir Hamzah, bagian depan motornya diangkat agar air yang masuk ke knalpot dapat keluar.
Beruntung mesin sepeda motornya dapat hidup. Ia menyampaikan, hendak pergi membeli kebutuhan pokok di pasar.
Sebab, stok makanan di pengungsian sudah mulai menipis.
Dia pun mengungkapkan, salah satu alasan tak ingin mengungsi ke luar dari desa karena diketahuinya pemerintah tak membuka posko.
"Ngapain ngungsi ke daerah sini. Di sini pun poskonya pribadinya. Tak ada yang dari pemerintah. Makanya kami bertahan di sana," sebutnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak tujuh kecamatan terdampak banjir di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Akibatnya, ada belasan warga yang meninggal dunia dan banyak warga lain yang mengungsi.
Sayangnya hingga saat ini bantuan dari pemerintah masih sangat minim.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni, mengatakan, berdasarkan data terbaru hari ini, tujuh kecamatan yang terdampak, yakni Brandan Barat, Babalan, Sei Lepan, Besitang, Sawit Seberang, Tanjung Pura, dan Pematang Jaya.
“Dampaknya, dari data yang kami terima sekitar pukul 11.00 WIB, ada 11 warga yang meninggal dunia. Untuk jumlah yang terkena banjir, 125.610 KK atau 502.440 jiwa,” kata Sri dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com melalui saluran telepon pada Senin (1/12/2025).
Sri menuturkan, tingginya intensitas hujan yang menyebabkan banjir bandang belanda Langkat telah terjadi sejak 26 November 2025 sekitar pukul 11.00 WIB.
Pemerintah kabupaten pun telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mendata lokasi-lokasi yang terdampak.
“Saat ini kami pun masih berkoordinasi dengan tim BPBD di sana untuk melakukan penanganan banjir,” sebutnya.
