Populasi Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau Tersisa 150 Ekor - Radar Mojokerto
JAWA POS RADAR MOJOKERTO – Populasi Gajah liar di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau, semakin mengkhawatirkan. Sekitar 150 ekor gajah yang tersisa di kawasan konservasi tersebut. angka ini menjadi alarm keras bagi upaya pelestarian satwa dilindungi yang ini tersedak oleh hilangnya habitat alaminya.
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) seharusnya menjadi tempat terakhir yang aman bagi Gajah Sumatera. Namun, kini habitat tersebut semakin terdesak oleh maraknya perkebunan sawit.
Heru Sutmantoro selaku Kepala Balai TNTN mengatakan, individu gajah liar di Taman Nasional Tesso Nilo hanya sekitar 150 ekor. Namun, ia menyebut berkurangnya jumlah populasi gajah tersebut tidak begitu ekstrim.
“Kalau jumlahnya memang berkurang, Cuma kan tidak drastis. Kalau saya katakan masih stabillah populasinya. Misalnya tahun 2004 berjumlah sekitar 200 ekor, saat ini sekitar 150 ekor,” katanya dikutip pada detiktravel.com.
Taman Nasional Tesso Nilo saat ini menjadi tempat hidup 150 ekor gajah di antaranya terdapat 25-30 ekor anak gajah.
Dengan adanya hal tersebut menurut Heru, menunjukkan tingkat reproduksi gajah yang menggembirakan. Ia juga menjelaskan, pantauan menggunakan GPS collar juga memastikan pergerakan gajah terpantau dan mitigasi konflik dengan manusia dapat dilakukan lebih efektif.
Baca Juga:
Ia juga menjelaskan bahwa TNTN juga berkoordinasi dengan swasta dalam mengelola habitat di luar batas taman nasional. Dalam kerjasama tersebut juga mencakup pemulihan hutan yang terganggu dan penataan lanskap agar tetap terhubung sebagai jalur hidup satwa.
Taman Nasional Tesso Nilo juga melakukan pemulihan di dalam taman nasional, seperti penanaman kembali, rehabilitasi lahan kritis, dan pemulihan fungsi hidrologi untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi flora dan fauna.
Langkah-langkah pemberdayaan tersebut tidaklah cukup perlu dukungan dan kerja sama dari masyarakat sekitar dalam upaya pelestarian melalui program edukasi dan pengelolaan lahan. Dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak menjadi kunci untuk menyelamatkan populasi Gajah Sumatera yang kian menurun.
Dengan jumlah populasi 150 ekor Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo menjadi pengingat kita semua untuk lebih peduli lagi terhadap populasi satwa di sekitar kita. Hal ini perlu dilakukan untuk melindungi dan melestarikan satwa endemik Indonesia agar tidak mendekati kepunahan.
Septian Trio
PT Mojokerto Intermedia Pers
Jl R A Basuni No 96 Jampirogo
Sooko Mojokerto 61361
(0321) 322444
radar.mojokerto@jawapos.com

JAWA POS RADAR MOJOKERTO – Populasi Gajah liar di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Kabupaten Pelalawan, Riau, semakin mengkhawatirkan. Sekitar 150 ekor gajah yang tersisa di kawasan konservasi tersebut. angka ini menjadi alarm keras bagi upaya pelestarian satwa dilindungi yang ini tersedak oleh hilangnya habitat alaminya.
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) seharusnya menjadi tempat terakhir yang aman bagi Gajah Sumatera. Namun, kini habitat tersebut semakin terdesak oleh maraknya perkebunan sawit.
Heru Sutmantoro selaku Kepala Balai TNTN mengatakan, individu gajah liar di Taman Nasional Tesso Nilo hanya sekitar 150 ekor. Namun, ia menyebut berkurangnya jumlah populasi gajah tersebut tidak begitu ekstrim.
“Kalau jumlahnya memang berkurang, Cuma kan tidak drastis. Kalau saya katakan masih stabillah populasinya. Misalnya tahun 2004 berjumlah sekitar 200 ekor, saat ini sekitar 150 ekor,” katanya dikutip pada detiktravel.com.
Taman Nasional Tesso Nilo saat ini menjadi tempat hidup 150 ekor gajah di antaranya terdapat 25-30 ekor anak gajah.
Dengan adanya hal tersebut menurut Heru, menunjukkan tingkat reproduksi gajah yang menggembirakan. Ia juga menjelaskan, pantauan menggunakan GPS collar juga memastikan pergerakan gajah terpantau dan mitigasi konflik dengan manusia dapat dilakukan lebih efektif.
Ia juga menjelaskan bahwa TNTN juga berkoordinasi dengan swasta dalam mengelola habitat di luar batas taman nasional. Dalam kerjasama tersebut juga mencakup pemulihan hutan yang terganggu dan penataan lanskap agar tetap terhubung sebagai jalur hidup satwa.
Taman Nasional Tesso Nilo juga melakukan pemulihan di dalam taman nasional, seperti penanaman kembali, rehabilitasi lahan kritis, dan pemulihan fungsi hidrologi untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi flora dan fauna.
Langkah-langkah pemberdayaan tersebut tidaklah cukup perlu dukungan dan kerja sama dari masyarakat sekitar dalam upaya pelestarian melalui program edukasi dan pengelolaan lahan. Dengan adanya kolaborasi dari berbagai pihak menjadi kunci untuk menyelamatkan populasi Gajah Sumatera yang kian menurun.
Dengan jumlah populasi 150 ekor Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo menjadi pengingat kita semua untuk lebih peduli lagi terhadap populasi satwa di sekitar kita. Hal ini perlu dilakukan untuk melindungi dan melestarikan satwa endemik Indonesia agar tidak mendekati kepunahan.
Septian Trio