Bisnis.com, JAKARTA – Joko Widodo, pria lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ditugaskan sebagai Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana banjir dan longsor di Sumatra oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Gugus tugas ini akan memberikan dukungan ilmiah dan teknologi untuk membantu penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah. Ketua Task Force BRIN, Joko Widodo menegaskan bahwa BRIN bergerak cepat untuk memastikan kontribusi nyata lembaga riset nasional ini dapat mendukung percepatan pemulihan di daerah terdampak.

Meski lulus dari UGM, Joko Widodo memiliki panggilan akrab Jecko, bukan Jokowi. Jecko, seorang lulusan Ph.D. (doktor) di bidang Synthetic Aperture Radar, pada Graduate School of Advanced Integration Science, Chiba University, Jepang. Sebelumnya, berdasarkan informasi di akun Linkedin, Jecko juga mendapatkan gelar magister di Universitas Indonesia (UI) bidang Ilmu Lingkungan pada 2011. 

Sebagai salah satu peneliti di BRIN, Jecko menguasai bidang ilmu Geografi, Synthetic Aperture Radar, Sains Lingkungan. Selain itu, pria lulusan Fakultas Geografi UGM 1993 ini, memiliki keahlian di Radar Apertur Sintetis Interferometrik dan Penilaian Dampak Lingkungan. 

Ketua Task Force BRIN, Joko Widodo menegaskan bahwa BRIN bergerak cepat untuk memastikan kontribusi nyata lembaga riset nasional ini dapat mendukung percepatan pemulihan di daerah terdampak.

"BRIN hadir dengan pendekatan ilmiah. Kami memastikan seluruh kemampuan riset, teknologi, dan SDM yang dimiliki dapat digunakan secara optimal untuk membantu masyarakat," kata Joko yang juga menjadi Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Geoinformatika BRIN, dikutip dari Antara, Senin (1/12/2025).

Baca Juga

Sebagai sosok yang menguasai bidang geografi dan sains lingkungan, Jecko juga sedang sibuk mengembangkan platform Geoinformatika Platform Multi Input Multi Output (Geomimo). Untuk proyek ini, Jecko menduduki posisi Ketua Kelompok Riset Geovisualisasi dan Infrastruktur, Pusat Riset Geoinformatika (PRGI) BRIN. 

Joko mengatakan, konsep Geomimo yang sedang dikembangkan di tahun ini adalah dalam bentuk prototipe terkait ketahanan pangan, zona penangkapan ikan (fishing ground), lingkungan dan kebencanaan, dan carbon counting atau perdagangan karbon.  

Geomimo merupakan suatu sistem yang mengumpulkan data, seperti data spasial, statistik, maupun crowdsourcing yang masuk dalam suatu platform. 

Nantinya, platform ini digunakan untuk mengolah data multi-input dan menghasilkan beberapa produk informasi spasial (multi-output) yang nantinya akan langsung disampaikan kepada pengguna.

“Geomimo menjadi program utama dari pengembangan riset di PRGI BRIN dalam menyajikan sebuah platform teknologi. Geomimo dikembangkan untuk dapat menyajikan platform teknologi dalam menyatukan berbagai informasi, baik dari data citra satelit maupun geospasial lainnya sesuai tematik tertentu guna menjawab berbagai tantangan aspek-aspek pembangunan,” kata Joko, mengutip keterangan resmi, BRIN.