Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Banjir Bandang Featured Istimewa Lintas Peristiwa PSI Spesial Sumatera Utara

    Respons Cepat Bantu Korban Banjir Bandang di Sumut, PSI Kebut Distribusi Makanan dan Air Bersih - Tribunnews

    10 min read

     

    Respons Cepat Bantu Korban Banjir Bandang di Sumut, PSI Kebut Distribusi Makanan dan Air Bersih - Tribunnews.com

    Editor: Wahyu Aji

    HO/IST
    BANJIR DI SUMUT - Posko Bantuan Utama di Medan berupaya terus membantu warga yang terdampak banjir bandang di Sumatera Utara. Renville Pandapotan Napitupulu menjelaskan, sejak hari pertama pihaknya langsung melakukan distribusi bantuan darurat. 
    Ringkasan Berita:
    • PSI melalui Posko Bantuan Utama di Medan terus menyalurkan bantuan darurat sejak hari pertama banjir bandang di Sumatera Utara.
    • Banyak warga masih bertahan di pengungsian karena rumah tertutup lumpur.
    • Secara regional, pemerintah pusat dan BNPB menangani bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui Posko Bantuan Utama di Medan berupaya terus membantu warga yang terdampak banjir bandang di Sumatera Utara

    Penanggung Jawab Posko, Renville Pandapotan Napitupulu menjelaskan, sejak hari pertama pihaknya langsung melakukan distribusi bantuan darurat yang paling dibutuhkan warga.

    Dia mengatakan, kebutuhan pertama yang harus segera dipenuhi adalah makanan siap saji karena ribuan warga tidak bisa lagi menggunakan peralatan rumah tangga yang terendam banjir.

    “Di awal, kami fokus mendistribusikan nasi bungkus, jumlahnya mencapai ribuan bungkus itu. Itu utama karena masyarakat tidak bisa menggunakan peralatan rumah tangga karena terendam," katanya kepada wartawan, Senin (1/12/2025).

    Selain makanan, dia mengatakan pakaian layak pakai serta berbagai kebutuhan untuk warga yang masih bertahan di pengungsian juga disalurkan. 

    Sementara itu, untuk anak-anak dan lansia, PSI menyalurkan bantuan berupa makanan ringan dan sejumlah perlengkapan lainnya.

    “Memang kendala kita alami walaupun banjir sudah tidak terlalu tinggi tapi rumah warga masih penuh lumpur. Kemudian kita juga bantu sembako, selimut dan buku tulis dari Mas Ketum Kaesang Pangarep,” kata Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Medan tersebut.

    Rekomendasi Untuk Anda
    28 Helikopter Dikerahkan Untuk Evakuasi Korban dan Distribusi Bantuan Bencana Banjir di Sumatera

    Renville mengungkapkan bahwa medan menuju lokasi bencana menjadi kendala utama. Terutama pada hari-hari awal ketika banjir masih tinggi. Mobilisasi logistik pun ikut terhambat. Dia menambahkan, posko-posko PSI di wilayah lain di Sumut sempat kekurangan stok kebutuhan dasar, karena pasokan kebutuhan pokok kini mulai langka.

    Meski situasi banjir mulai membaik, banyak warga masih bertahan di posko pengungsian karena rumah mereka ditutupi lumpur dan kehilangan sumber penghasilan. 

    PSI memusatkan bantuan kepada warga yang paling rentan, terutama yang tinggal di daerah pinggiran rel.

    "Kami tetap distribusikan bantuan yang udah masuk, sejenis makanan ringan, Indomie, air mineral, selimut dan beras kita distribusikan. Selain itu, kita juga fokus ke masyarakat yang kurang mampu, terutama mereka yang tinggal di pinggiran rel. Di mana kebanyakan mereka bekerja sebagai pemulung," kata Renville.

    Dia menambahkan bahwa masih banyak kebutuhan mendesak yang belum terpenuhi, terutama air bersih. Renville menuturkan, jaringan PDAM di lokasi terdampak banjir belum pulih sepenuhnya. 

    Karena itu, posko PSI berinisiatif berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan warga mendapatkan pasokan air bersih.

    "Di sini PDAM masih belum optimal kembali seperti awal. Kita turun ke lapangan, dan setelah tahu kebutuhan masyarakat adalah air bersih, kita coba kontek Kadis Damkar untuk bisa memberikan air bersih kepada warga yang rumahnya sempat terendam," pungkas dia.

    Sebelumnya, Pemerintah terus berupaya cepat memulihkan lokasi terdampak bencana alam yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan bahwa hingga, Minggu, (30/11/2025) pemerintah telah mengerahkan total 28 helikopter untuk penanganan bencana tersebut.

    "Sampai hari ini, 30 November 2025, pemerintah telah mengirimkan total 28 helikopter ke lokasi bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara," kata Teddy dikutip dari Sekretariat Kabinet.

    28 helikopter yang diterjunkan tersebut berasal dari berbagai institusi. Mulai dari TNI baik itu matra darat, laut, ataupun udara. Lalu dari Kepolisian, Basarnas, dan BNPB

    "Yang dikerahkan pemerintah untuk melakukan distribusi bantuan dan juga evakuasi korban bencana," katanya. 

    Agar pengiriman bantuan berjalan dengan baik dan juga evakuasi korban bencana berjalan dengan lancar, pemerintah kata Teddy melakukan modifikasi cuaca.

    "Modifikasi cuaca juga dilakukan dalam 3 hari terakhir dan telah berhasil mengurangi curah hujan di seluruh provinsi terdampak, sehingga evakuasi dan pengiriman bantuan logistik dari udara dapat dilakukan dengan cepat," katanya.

    Pemerintah kata Seskab terus memantau dan memonitor upaya penanganan bencana yang dilakukan sehingga berjalan dengan baik cepat.

    "Mulai dari evakuasi, pengiriman bantuan logistik, hingga pemulihan akses," pungkasnya.

    Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat data sementara 303 jiwa meninggal dunia akibat bencana alam yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    BNPB bersama seluruh unsur pemerintah daerah, TNI, Polri, dan para relawan terus melakukan penanganan darurat bencana yang melanda tiga provinsi tersebut.

    Penanganan difokuskan pada pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah terisolir, serta percepatan distribusi logistik, baik melalui darat maupun udara.

    Pada hari ketiga setelah penetapan status tanggap darurat bencana di Provinsi Sumatera Utara, tercatat 166 korban meninggal dunia dan 143 orang masih dinyatakan hilang. Dampak terbesar terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga.

    “Sumatra Utara sekarang menjadi 166 jiwa meninggal dunia. Dalam satu hari ini bertambah menjadi 60 korban jiwa berkat operasi pencarian dan pertolongan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas. Kemudian ada 103 jiwa yang masih hilang,” ungkap Suharyanto, Sabtu (29/11).

    Sementara itu, ribuan warga mengungsi di berbagai titik akibat kondisi permukiman yang rusak dan akses yang terputus. Jumlah pengungsi mencapai ribuan jiwa di Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga, serta ratusan hingga ribuan kepala keluarga di Mandailing Natal, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.

    Akses transportasi di wilayah ini banyak mengalami kerusakan. Jalur nasional Sibolga–Padang Sidempuan serta Sibolga–Tarutung mengalami putus total dan tertutup longsor di banyak titik. 

    Beberapa jembatan termasuk Jembatan Pandan dan jembatan pada ruas Sibolga–Manduamas, juga terputus.

    Sejumlah jalur kabupaten turut terputus dan belum dapat diperbaiki karena medan yang berat. Di Mandailing Natal, sedikitnya tujuh wilayah terisolir akibat tertutupnya jalur lintas provinsi, sementara beberapa desa hanya bisa dijangkau menggunakan alat berat atau transportasi udara.

    Sementara itu di Aceh, sebanyak 47 korban dinyatakan meninggal dunia, 51 orang hilang, serta 8 orang luka-luka. 

    Jumlah pengungsi mencapai 48.887 kepala keluarga yang tersebar di berbagai wilayah, dengan sebaran tertinggi di Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Aceh Singkil.

    “Untuk wilayah Aceh ada 47, kemudian 51 masih hilang dan 8 luka-luka. Ini akan berkembang terus datanya, karena ada operasi SAR gabungan yang kemungkinan akan terus menemukan korban,” terang Suharyanto.

    Banyaknya kerusakan jembatan dan jalan nasional berdampak pada terputusnya akses utama, termasuk jalur Banda Aceh–Lhokseumawe serta jalur perbatasan Aceh–Sumatera Utara di Aceh Tamiang.

    Hingga kini, beberapa daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah masih belum dapat diakses melalui jalur darat.

    BNPB telah mengaktifkan dukungan komunikasi darurat menggunakan jaringan satelit Starlink di sejumlah titik, terutama di wilayah yang terisolir jaringan. 

    Pengiriman logistik dilakukan melalui udara menggunakan helikopter dan pesawat Cessna Caravan untuk menjangkau daerah yang tidak dapat diakses melalui jalur darat.

    Bantuan Presiden berupa alat komunikasi, tenda, genset, perahu karet, makanan siap saji, dan perlengkapan keluarga telah tiba di Aceh dan sebagian besar telah didistribusikan ke 17 kabupaten/kota terdampak.

    Dua helikopter BNPB juga telah dikerahkan dari Bandara Sultan Iskandar Muda untuk mendukung distribusi ke titik-titik kritis.

    Kemudian di Provinsi Sumatera Barat, tercatat 90 korban meninggal dunia, 85 orang hilang, dan 10 orang mengalami luka-luka. Kabupaten Agam mencatat jumlah korban tertinggi. 

    “Korban jiwanya ada 90 yang meninggal dunia, 85 hilang dan 10 luka-luka,” jelas Suharyanto.

    Data sementara menunjukkan sebanyak 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa mengungsi, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. 

    Sejumlah jalur provinsi dan nasional terputus akibat longsor dan kerusakan jembatan, sehingga menyulitkan akses distribusi. Meski demikian, logistik dari Padang Pariaman dan Pesisir Selatan telah tiba, dan delapan titik tambahan dalam proses pengiriman dengan pengawalan kepolisian. (*)

    Komentar
    Additional JS