Sebulan Pascabencana, 5 Desa di Aceh Tengah Masih Gelap Gulita - Tirto
Sebulan Pascabencana, 5 Desa di Aceh Tengah Masih Gelap Gulita
Warga mulai menggunakan genset sejak Sabtu, 29 November 2025 dan harus patungan membeli BBM untuk menyalakan genset pada malam hari.

tirto.id - Lebih dari satu bulan pascabencana banjir dan longsor, ratusan warga di Kemukiman Wihni Dusun Jamat, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, masih hidup tanpa aliran listrik. Pemadaman yang terjadi sejak 25 November 2025 hingga kini belum juga pulih.
Setidaknya lima desa terdampak tanpa aliran listrik yakni Delung Sekinel, Kute Reje, Linge, Jamat, dan Reje Payung. Ketiadaan listrik memaksa warga mengandalkan genset secara terbatas, di tengah mahal dan langkanya bahan bakar minyak (BBM).
“Dari waktu kejadian itu sampai sekarang listrik belum nyala,” kata Samudra, warga Desa Delung Sekinel, Senin (29/12/2025).
Menurut Samudra, warga mulai menggunakan genset sejak Sabtu, 29 November 2025. Untuk menyalakan genset pada malam hari, warga harus patungan membeli BBM. Setiap orang dikenakan biaya sekitar Rp5.000 hingga bahan bakar habis.
Biaya tersebut terpaksa diberlakukan karena harga BBM di wilayah itu melonjak hingga Rp30.000 per liter. Selain mahal, BBM juga sulit diperoleh akibat terputusnya akses transportasi.
Keterbatasan bahan bakar membuat genset hanya dihidupkan pada malam hari. Saat menyala, puluhan warga berkumpul di rumah Samudra untuk mengisi daya ponsel dan mengakses internet.

Di lokasi tersebut juga tersedia jaringan Starlink yang menjadi satu-satunya sarana komunikasi, setelah jaringan internet konvensional terputus sejak sebulan terakhir.
Salah seorang warga setempat, Nurdin, mengatakan meski harus mengeluarkan biaya, keberadaan genset dan Starlink sangat membantu warga.
“Kita tidak punya pilihan lain untuk mendapatkan listrik, terutama untuk mengecas peralatan elektronik. Starlink juga sangat membantu kami berkomunikasi dengan keluarga di luar daerah,” ujarnya.
Lima desa tersebut terisolasi karena putusnya Jembatan Kala Ili, yang merupakan satu-satunya jalur penghubung ke wilayah itu. Akibatnya, distribusi logistik dan BBM terhambat.
Samudra berharap pemerintah segera turun tangan memulihkan aliran listrik dan membuka kembali akses jalan.
“Warga sudah sangat kesulitan, bukan hanya soal listrik, tapi juga ekonomi. Jalan masih susah ditempuh, aktivitas jadi terhambat,” katanya.
Sementara itu, Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, dalam wawancaranya mengatakan pemerintah daerah terus mengupayakan pembukaan akses ke wilayah terdampak.
“Kita terus berusaha untuk membuka akses,” ujarnya, Sabtu (27/12/2025).
Ia menjelaskan, jalan utama menuju Kecamatan Linge masih tertimbun longsor sehingga kendaraan roda empat sulit melintas.
Pemerintah saat ini memfokuskan upaya pada pembukaan akses jalan agar pemulihan di wilayah terisolasi termasuk aliran listrik dapat dilakukan secara maksimal.
Hingga kini, warga lima desa di Kecamatan Linge masih menanti kepastian pemulihan pascabencana, sembari bertahan dalam keterbatasan dan gelapnya malam tanpa listrik.
Kontributor: Nadim
Penulis: Nadim