Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kue Terang Bulan Kuliner Spesial

    Sejarah Kue Terang Bulan : Kuliner Asli Tiongkok yang Kini jadi Jajanan Populer di Solo - Tribunsolo

    6 min read

     

    Sejarah Kue Terang Bulan : Kuliner Asli Tiongkok yang Kini jadi Jajanan Populer di Solo - Tribunsolo.com

    Sejarah Kue Terang Bulan : Kuliner Asli Tiongkok yang Kini jadi Jajanan Populer di Solo
    JAJANAN LEGENDARIS - Ilustrasi terang bulan jadul di Solo, Jawa Tengah, dengan topping meses dan gula putih. Inilah sejarah terang bulan. 
    Ringkasan Berita:
    • Martabak manis atau terang bulan berasal dari kue Tionghoa Hok Lo Pan yang kemudian diadaptasi dengan bahan lokal, sehingga berkembang menjadi jajanan favorit di Indonesia.
    • Penyebutannya berbeda-beda di tiap daerah, seperti terang bulan, kue Bandung, atau martabak Bangka, dan kini hadir dengan topping modern seperti oreo, nutella, hingga varian warna.
    • Di Soloterang bulan jadul populer di Pasar Gemblegan dengan harga seribuan dan pilihan rasa beragam.

    TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Terang bulan atau martabak manis adalah salah satu jajanan populer di Solo, Jawa Tengah.

    Di berbagai daerah, kue ini punya banyak nama: martabak manis, terang bulan, kue Bandung, hingga martabak Bangka.

    Meski kini identik dengan kuliner Nusantara, sejarah martabak manis ternyata berakar kuat dari budaya Tionghoa.

    Asal Usul: Dari Hok Lo Pan ke Martabak Manis

    Martabak manis diperkirakan berasal dari adaptasi kuliner para pedagang Tionghoa Hokkien.

    Mereka membawa kue tradisional bernama Hok Lo Pan, secara harfiah berarti “kue orang Hokkien”.

    Bentuknya bulat, tebal, dan berisi isian manis, sangat mirip dengan martabak manis modern.

    Rekomendasi Untuk Anda
    Sejarah Pastel, Jajanan Populer dari Spanyol, di Solo Diadaptasi jadi Kuliner Kekinian

    Saat tiba di Nusantara, kue ini mengalami proses lokalisasi.

    Bahan-bahan khas Indonesia seperti gula pasir, kacang tanah, dan wijen digunakan untuk menggantikan bahan aslinya.

    Adaptasi ini membuat martabak manis semakin cocok dengan lidah masyarakat lokal.

    Seiring waktu, muncul berbagai variasi rasa dan topping dari berbagai daerah.

    Penyebaran dan Penyebutan di Indonesia

    Makin luas dijajakan, martabak manis memperoleh banyak nama:

    • Terang Bulan – lebih umum di Jawa, Solo, Yogyakarta, hingga Indonesia Timur.
    • Kue Bandung – populer di wilayah Bandung karena banyak penjual sukses berasal dari sana.
    • Martabak Bangka – berkembang di Jakarta dan kota besar lainnya berkat pedagang keturunan Tionghoa Bangka.

    Kini, penjual martabak manis mudah ditemukan di hampir semua kota, dari pedagang kaki lima hingga toko modern.

    Kenapa Disebut Terang Bulan?

    Nama "terang bulan" muncul dari bentuk dan tampilannya:

    • Bentuknya bulat seperti bulan purnama
    • Warnanya kuning cerah dan berlubang-lubang
    • Umumnya dijual malam hari, berdampingan dengan cahaya bulan

    Bagi masyarakat di Jawa dan Indonesia Timur, menyebut kue ini "martabak manis" justru terdengar asing karena berbeda jauh dari martabak telur.

    Semua penyebutan Hok Lo Pan, martabak manis, terang bulan, atau kue Bandung merujuk pada kue yang sama.

    Inovasi Modern: Topping dan Varian Kekinian

    Jika dahulu topping terbatas pada gula, kacang, dan wijen, kini martabak manis hadir dengan varian modern:

    • Keju, meses cokelat, selai berbagai rasa
    • Oreo, Nutella, green tea, hingga Toblerone
    • Warna adonan beragam: hijau pandan, cokelat, merah
    • Versi mini yang lebih praktis dan kekinian

    Kreativitas ini menjadikannya tetap relevan di tengah persaingan kuliner modern.

    Di Malaysia dan Singapura, martabak manis dikenal sebagai “Apam Balik”, yang memiliki tampilan dan rasa serupa.

    Varian isiannya pun bermacam-macam, mengikuti kreativitas penjual setempat.

    Rekomendasi Terang Bulan Jadul di Solo

    Di Soloterang bulan versi jadul masih bertahan dan bahkan menjadi buruan pecinta jajanan.

    Salah satu yang terkenal berada di Pasar Gemblegan Solo, juga dikenal sebagai Pasar Harjodaksino.

    Penjualnya menawarkan terang bulan anget dengan harga yang mencengangkan: semua varian hanya seribuan.

    Pilihan rasanya bermacam-macam: original, meses, melon, blueberry, strawberry, dan lainnya.

    Teksturnya lembut, tidak seret, dan isiannya melimpah, tak heran banyak orang menjadikannya lokasi kulakan tenongan.

    Lokasi: Dalam Pasar Gemblegan Solo (masuk pintu utama ±10 m, dekat tangga).

    Jam buka: 17.00–05.00 WIB.

    (*)

    Komentar
    Additional JS