Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Amerika Serikat Dunia Internasional Featured Rudal Hipersonik Dark Eagles Rusia S-500 Spesial

    Siapa Unggul? S-500 Rusia vs Rudal Hipersonik Dark Eagle Amerika dalam Skenario Perang Modern - Tribunnews

    8 min read

     

    Siapa Unggul? S-500 Rusia vs Rudal Hipersonik Dark Eagle Amerika dalam Skenario Perang Modern - Tribunnews.com

    Penulis: Malvyandie Haryadi
    Siapa Unggul? S-500 Rusia vs Rudal Hipersonik Dark Eagle Amerika dalam Skenario Perang Modern
    Russian Beyond
    PERANG MASA DEPAN - Sistem pertahanan udara S-500 Rusia. Jika S-500 bertemu rudal Dark Eagle buatan Amerika di medan perang, mana yang keluar sebagai pemenang? 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tombak terkuat vs perisai terkokoh, siapa yang menang jika keduanya diadu?

    Pertanyaan ini menggambarkan duel senjata di masa depan yang mungkin saja terjadi. Kedua senjata ini mewakili dua blok atau negara yang selama ini bersaing di bidang militer: Amerika Serikat dan Rusia.

    Kedua senjata itu adalah S-500 vs Dark Eagle. Rudal hipersonik Amerika Serikat (Dark Eagle) yang mampu menyerang dalam hitungan menit, berhadapan dengan sistem pertahanan udara Rusia (S-500) yang diklaim bisa menangkis ancaman tersebut.

    Lini pertahanan terbaru Rusia

    Lini pertahanan udara Rusia memasuki babak baru. Pengerahan operasional resimen pertama sistem rudal S-500 "Prometheus" bukan sekadar rutinitas militer, melainkan sebuah pernyataan politik dan strategi yang tajam. 

    Di tengah persaingan kekuatan global yang kian memanas, Moskow kini resmi menggeser ambisi teknologinya dari meja rancang ke garis depan medan tempur.

    Kehadiran S-500 menandai lahirnya kemampuan baru yang dirancang khusus untuk melindungi jantung komando strategis Rusia

    Targetnya jelas: menghalau ancaman generasi terbaru, mulai dari rudal balistik, proyektil hipersonik, hingga ancaman yang menyusup lewat ruang angkasa dekat (near-space).

    Langkah Kremlin ini menegaskan prioritas mereka pada sistem pertahanan udara berlapis sebagai fondasi keamanan nasional. 

    Terutama, saat kalkulasi perang modern kian didominasi oleh sistem serangan jarak jauh yang presisi. 

    Di mata para analis, pengerahan ini adalah cara Rusia menambal celah kerentanan yang terbuka akibat ekspansi payung rudal NATO dan persenjataan di orbit rendah Bumi.

    Teknologi sistem pertahanan S-500

    • Produsen: Almaz-Antey, perusahaan pertahanan Rusia

    Sistem pertahanan udara dan rudal S-500 Prometheus menggunakan beberapa jenis pencegat, dengan rudal jarak jauhnya adalah 77N6 dan 77N6-N1.

    Rudal-rudal ini dirancang terutama untuk peran anti-rudal balistik (ABM) dan anti-satelit, dan mampu menyerang ancaman hipersonik, rudal balistik antarbenua (ICBM), dan target ketinggian tinggi lainnya.

    Jangkauan yang dilaporkan adalah 500–600 km, tergantung pada jenis dan konfigurasi target.

    Sistem ini juga mencakup pencegat jarak pendek 40N6M (hingga 400 km) untuk pertahanan anti-pesawat dan rudal jelajah.

    Keunggulan yang luar biasa dari S-500 adalah kemampuan rudal pencegatnya, seperti seri 77N6, untuk mencapai kecepatan hipersonik maksimumnya (sekitar 5.500 m/s, atau kira-kira Mach 16) dalam waktu 4–5 detik setelah peluncuran.

    Dark Eagle

    Dark Eagle adalah nama lain dari Long-Range Hypersonic Weapon (LRHW), rudal hipersonik buatan Amerika Serikat yang dikembangkan oleh Lockheed Martin untuk Angkatan Darat AS. 

    Amerika merancang rudal ini untuk mampu menembus sistem pertahanan udara mana pun dengan melaju di kecepatan lebih dari 5 mach.

    Saat digunakan, Dark Eagle-yang merupakan senjata hipersonik luncur-dorong-- perlu naik ke ketinggian yang cukup tinggi sebelum Badan Luncur Hipersonik Umum (C-HGB) dapat terlepas dan memulai penerbangan hipersoniknya (Mach 10) menuju target dengan jangkauan maksimum 3.500 km.

    Senjata ini ditargetkan mampu mengisi celah taktis AS dalam serangan jarak jauh non-nuklir, sekaligus menjadi jawaban atas kemajuan teknologi hipersonik Rusia dan China.

    Mana yang lebih unggul?

    Analis militer sekaligus mantan pilot pesawat tempur AU India, Vijainder K Thakur, menilai, antara S-500 Rusia dan Dark Eagle AS dalam skenario perang modern sebenarnya tidak bisa dijawab secara mutlak

    "Sistem S-500 tentu memiliki kemampuan untuk mencegat Dark Eagle. Namun, itu tidak berarti sistem tersebut dapat melakukannya dengan andal," ujarnya.

    Untuk pencegatan yang andal, pencegat harus jauh lebih cepat daripada target.

    "Aspek paling mematikan dari Dark Eagle adalah mobilitasnya yang tinggi. Ada kemungkinan bahwa sistem ini pada akhirnya akan memiliki mobilitas udara. Karena mobilitas ini, penempatan sistem S-500 tidak dapat ditentukan oleh lokasi yang diketahui dari unit Dark Eagle yang dikerahkan," jelasnya.

    Akibatnya, Angkatan Darat AS dapat menggunakan Dark Eagle untuk menyerang target yang tidak dilindungi oleh sistem S-500, atau bahkan menargetkan sistem S-500 saat sedang bergerak.

    Selain itu, Rusia saat ini hanya memiliki satu sistem S-500 yang beroperasi. Bahkan dengan produksi serial yang berkelanjutan, kemungkinan besar mereka tidak akan mampu mengerahkan sistem yang cukup untuk melindungi semua target strategis konvensional dan nuklir.

    Apa perbedaan Dark Eagle dengan rudal hipersonik buatan Rusia dan Iran?

    Perbedaan utama antara Dark Eagle (AS) dengan senjata hipersonik Rusia dan Iran terletak pada jangkauan, kecepatan, teknologi peluncuran, serta tujuan strategisnya.

    1. Jangkauan serangan

    Dark Eagle milik Amerika Serikat memiliki jangkauan sekitar 3.500 km, cukup untuk menyerang target jauh di luar kawasan regional.

    Rusia unggul dengan Avangard yang berbasis ICBM, mampu mencapai hingga 6.000 km.

    Iran masih terbatas pada jangkauan regional, sekitar 1.400 km, sehingga fokusnya hanya pada Timur Tengah.

    2. Kecepatan hipersonik

    Dark Eagle mampu melaju di atas Mach 5 hingga Mach 17.

    Rusia mengklaim Avangard bisa mencapai Mach 20–27, menjadikannya salah satu senjata tercepat di dunia.

    Iran dengan Fattah mengklaim kecepatan Mach 13–15, cukup tinggi tetapi masih di bawah Rusia.

    3. Platform peluncuran

    Dark Eagle diluncurkan dari sistem darat berbasis trailer, dengan rencana adaptasi ke kapal dan submarin.

    Rusia punya variasi: Avangard diluncurkan dari ICBM, sedangkan Kinzhal dari pesawat MiG-31K.

    Iran masih mengandalkan peluncur darat konvensional.

    buka-puasa-bersama-warga-rancamanyar-regency-1_20240329_231815.jpg
    Komentar
    Additional JS