Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Donald Trump Dunia Internasional Featured ISIS Spesial

    Trump Umumkan Serangan Militer Besar-besaran, Targetkan Markas ISIS di Suriah - Tribunnews

    8 min read

     

    Trump Umumkan Serangan Militer Besar-besaran, Targetkan Markas ISIS di Suriah - Tribunnews.com

    Editor: Garudea Prabawati

    Tangkap layar YouTube Al Jazeera English
    AMERIKA DAN SURIAH - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English, memperlihatkan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa di Gedung Putih. Trump umumkan serangan militer besar-besaran AS ke markas ISIS di Suriah. Operasi Hawkeye Strike digelar usai tewasnya tentara AS di Palmyra dengan dukungan dari pemerintah Suriah. 
    Ringkasan Berita:
    • Trump mengumumkan serangan militer skala besar AS terhadap markas ISIS di Suriah tengah, dengan mengerahkan jet tempur, helikopter serang, artileri berat, serta lebih dari 100 amunisi presisi.
    • Operasi ini digelar sebagai bentuk pembalasan atas tewasnya dua tentara AS dan seorang penerjemah sipil dalam serangan ISIS di Palmyra sepekan lalu.
    • Pemerintah Suriah mendukung operasi ASguna mencegah ISIS bangkit kembali dan menjaga stabilitas Suriah pasca runtuhnya rezim Bashar al-Assad.

    TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa militernya telah melancarkan serangan militer skala besar terhadap kelompok ISIS (ISIL) di Suriah.

    Dalam pernyataannya di platform Truth Social, Trump mengungkap serangan yang dilancarkan militernya merupakan bagian dari Operasi Hawkeye Strike.

    Adapun serangan skala besar ini secara khusus menargetkan puluhan lokasi strategis ISIS di wilayah Suriah tengah.

    Termasuk kawasan sekitar Palmyra, yang selama ini dikenal sebagai basis persembunyian kelompok ISIS dan lokasi penyimpanan senjata.

    Tak tanggung – tanggung selama operasi militer digelar, Komando Pusat Militer AS (CENTCOM) menyatakan telah mengerahkan jet tempur, helikopter serang, dan artileri berat, serta meluncurkan lebih dari 100 amunisi presisi ke puluhan target ISIS di Suriah tengah.

    Namun hingga kini, belum ada rincian resmi mengenai jumlah korban tewas atau luka akibat serangan udara tersebut.

    Mengutip dari Al Jazeera, serangan ini digelar sebagai sebagai bentuk pembalasan serius atas tewasnya dua tentara AS dan seorang penerjemah sipil dalam serangan di Palmyra, Suriah tengah, sepekan lalu.

    Pelaku yang diduga bagian dari jaringan ISIS secara mengejutkan menyerang tentara AS sebelum akhirnya dilumpuhkan oleh pasukan keamanan.

    Merespon insiden berdarah ini pemerintah Amerika Serikat menyalahkan ISIS sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Menyebut insiden itu sebagai aksi teror yang disengaja terhadap personel Amerika di wilayah konflik.

    “Karena pembunuhan keji ISIS terhadap para Patriot Amerika yang pemberani di Suriah, dengan ini saya mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan melancarkan pembalasan yang sangat serius, seperti yang telah saya janjikan, terhadap para teroris pembunuh yang bertanggung jawab,” tulis Trump.

    Oleh karena itu Trump berambisi untuk melumpuhkan fasilitas-fasilitas kunci tersebut, AS berharap dapat memutus kemampuan ISIS untuk merencanakan dan melancarkan serangan terhadap target militer maupun sipil.

    Lebih lanjut, serangan ini juga memiliki tujuan menjaga stabilitas Suriah pasca runtuhnya rezim Bashar al-Assad.

    Washington menilai bahwa kebangkitan kembali ISIS akan mengancam proses transisi politik dan upaya pembangunan kembali negara tersebut.

    Operasi Militer AS Didukung Pemerintah Suriah

    Demi membantu memutus kemampuan ISIS untuk merencanakan dan melancarkan serangan terhadap target militer maupun sipil, Pemerintah Suriah dengan lantang mendukung operasi militer Amerika Serikat.

    Dukungan yang pertama dilakukan yakni dengan menyatakan persetujuan terhadap operasi militer AS dan menegaskan komitmennya memerangi ISIS.

    Pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Suriah yang mengundang AS dan koalisi internasional berfungsi memberikan legitimasi hukum dan diplomatik, sehingga operasi AS tidak dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan Suriah.

    Kedua, koordinasi keamanan dan pertukaran informasi. Pemerintah Suriah melakukan koordinasi dengan pihak AS terkait wilayah rawan ISIS, termasuk berbagi informasi intelijen mengenai pergerakan, persembunyian, dan jalur logistik kelompok tersebut.

    Koordinasi ini dinilai dapat membantu serangan AS menjadi lebih terarah dan presisi, sekaligus mengurangi risiko salah sasaran.

    Ketiga, fasilitasi operasional di lapangan. Pemerintah Suriah memberi ruang bagi operasi militer AS dengan memastikan tidak ada hambatan dari pasukan Suriah di wilayah target.

    Dalam beberapa kasus, pasukan keamanan Suriah juga mengamankan wilayah sekitar lokasi operasi untuk mencegah ISIS melarikan diri atau melakukan serangan balasan terhadap warga sipil.

    Keempat, operasi darat dan penindakan lanjutan. Setelah serangan udara AS, aparat keamanan Suriah melanjutkan dengan operasi pembersihan darat, razia, dan pengejaran sisa-sisa anggota ISIS.

    Langkah ini penting untuk memastikan bahwa jaringan ISIS tidak kembali menguasai wilayah yang telah diserang.

    Kelima Pemerintah Suriah berupaya memperkuat kontrol keamanan, melindungi infrastruktur vital, dan mencegah ISIS membangun kembali basisnya.

    Dengan melibatkan Amerika Serikat dan koalisi internasional, pemerintah Suriah berharap operasi militer dapat dilakukan secara lebih efektif, cepat, dan presisi untuk menghancurkan basis, infrastruktur, serta jalur pergerakan ISIS.

    Selain itu, kerja sama ini menjadi sinyal politik penting bahwa pemerintah Suriah yang baru ingin membuka hubungan internasional yang lebih luas dan menunjukkan komitmen serius dalam memerangi terorisme.

    (Tribunnews.com / Namira)

    buka-puasa-bersama-warga-rancamanyar-regency-1_20240329_231815.jpg
    Komentar
    Additional JS