Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Kasus Spesial Susno Duadji

    Susno Duadji: Kasus Pengeroyokan Kalibata adalah Buntut Ketidakpercayaan Warga pada Penegakan Hukum - Tribunnews

    9 min read

     

    Susno Duadji: Kasus Pengeroyokan Kalibata adalah Buntut Ketidakpercayaan Warga pada Penegakan Hukum - Tribunnews.com

    Editor: Nanda Lusiana Saputri

    TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
    PENGEROYOKAN DI KALIBATA - Mantan Kepala Badan Reserse & Kriminal (Bareskrim) Polri, Komjen. Pol. (Purn.) Susno Duadji melakukan wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2024). Susno Duadji menilai kasus kerusuhan akibat pengeroyokan debt collector di Kalibata adalah buntut ketidakpercayaan warga pada sistem penegakan hukum. 
    Ringkasan Berita:
    • Susno Duadji menilai kasus kerusuhan akibat pengeroyokan debt collector di Kalibata adalah buntut ketidakpercayaan warga pada sistem penegakan hukum.
    • Susno mendesak pihak berwajib untuk bisa mencari jalan keluar daripada masalah penagihan utang. Agar tidak ada lagi pihak yang memilih jalan pintas dengan menggunakan debt collector dan menimbulkan keributan serupa.

    TRIBUNNEWS.COM - Eks Kabareskrim Susno Duadji menilai kasus pengeroyokan debt collector yang terjadi di KalibataJakarta Selatan kemarin adalah buntut ketidakpercayaan masyarakat pada sistem penegakan hukum di Indonesia.

    Sebelumnya, terjadi pengeroyokan pada dua debt collector (DC) di Kalibata, Kamis (11/12/2025).

    Akibatnya pengeroyokan ini, dua debt collector meninggal dunia dan sejumlah kios dan kendaraan milik warga dibakar massa.

    Susno Duadji mengatakan, kasus keributan akibat tindakan debt collector ini bukan hal yang baru terjadi di Indonesia.

    Ditambah lagi dengan adanya kasus pengeroyokan debt collector di Kalibata kemarin yang mengakibatkan dua korban jiwa, Susno menilai Polri harus bisa mengusut tuntas persoalan ini.

    Karena pada dasarnya Indonesia sudah memiliki hukumnya sendiri terkait aturan penagihan utang debt collector.

    Untuk itu Polri harus bisa menganalisis mengapa kebanyakan perusahaan lebih memilih jalan pintas daripada memanfaatkan sistem hukum yang ada.

    Susno juga merasa hal ini merupakan buntut dari ketidakpercayaan masyarakat pada sistem hukum di Indonesia.

    "Terjadi hal seperti ini bukan baru sekali ya, adanya debt collector yang menimbulkan keributan, yang menimbulkan korban jiwa, penganiayaan, kemudian lain-lain."

    "Nah, ini harus dicari. Persoalannya apa sih? Kok enggak dibawa ke masalah hukum langsung main tarik begitu. Nah, ini ketidakpercayaan daripada warga terhadap sistem penegakan hukum di Indonesia."

    "Iya, ini harus dicari jalan keluarnya yang mengapa ee apa namanya orang atau perusahaan lebih senang menggunakan debt collector daripada menggunakan jalur hukum yang ada."

    "Kan ada jalur hukumnya itu peristiwa perdata ya, tetapi kenapa kok digunakan jalur seperti ini? Nah, ini salah satu petunjuk ketidakpercayaan daripada para pengusaha terhadap penegakan hukum di Indonesia," kata Susno Duadji dalam Program 'Kompas Petang' Kompas TV, Jumat (12/12/2025).

    Lebih lanjut Susno mendesak pihak berwajib untuk bisa mencari jalan keluar daripada masalah penagihan utang.

    Agar nantinya tidak ada lagi pihak-pihak yang memilih jalan pintas dengan menggunakan debt collector dan menimbulkan keributan serupa.

    Selain itu, seluruh aparat penegakan hukum di Indonesia juga harus bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat, terutama pada penanganan kasus perdata. 

    "Nah, ini apa jalan keluarnya kalau ada orang nunggak seperti itu harus diapakan gitu. Jadi jangan sampai nanti cari jalan 
    pintas. Saya yakin juga memakai debt collector juga keluar duit juga gitu ya."

    "Nah, ini ini yang harus dipikirkan bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada aparat penegak hukum yang terkait dengan masalah perdata, tunggakan bayaran dan sebagainya," pungkasnya.

    100 Orang Diduga Jadi Pelaku Perusakan dan Pembakaran di Kalibata

    KERUSUHAN KALIBATA -  Mobil diduga taksi listrik yang dibakar tak jauh dari TKP pengeroyokan mata elang di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
    KERUSUHAN KALIBATA - Mobil diduga taksi listrik yang dibakar tak jauh dari TKP pengeroyokan mata elang di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025). (Kompas.com/Hanifah Salsabila)

    Polisi menyelidiki kasus pengeroyokan terhadap mata elang (matel) atau debt collector atau penagih utang di kawasan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) sore.

    Tak hanya itu, pihak kepolisian juga melakukan penyelidikan mengenai pembakaran warung makan oleh massa yang diduga dari kelompok matel.

    Bukan hanya warung makan saja yang dibakar, tetapi sebuah mobil dan motor yang terparkir di lokasi kejadian juga turut dibakar.

    "Ya, pasti kita akan melakukan proses. Ini kan dua perkara. Perkara pengeroyokan dan perkara pengerusakan," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly.

    Ia menuturkan massa yang melakukan perusakan dan pembakaran mencapai 100 orang.

    "Akibat dari (pengeroyokan) itu, yang korban ini mempunyai teman-teman kurang lebih 80 sampai 100 orang tiba-tiba datang,"

    "Sebenarnya kami dari pihak kepolisian sudah mengantisipasi itu,"

    "Namun, kekuatan pada saat itu yang tiba-tiba datang kurang lebih 100 orang itu merusak warung-warung yang ada di sekitar tempat ini," ungkap Kapolres.

    Ia menambahkan saat ini pihaknya tengah melakukan identifikasi dari kelompok mana yang melakukan perusakan tersebut.

    "Jadi kita masih dalam penyelidikan. Kelompok massa itu yang dari mana, nanti kita akan lakukan penyelidikan dulu secara maksimal, baru kita bisa tahu dari mana kelompok itu," ujar Nicolas.

    Awal Mula Kejadian

    Kapolsek Pancoran Kompol Mansur mengatakan aksi pembakaran ini diduga terjadi setelah ada dua mata elang (Matel) atau debt collector yang dikeroyok sejumlah orang hingga salah satunya meninggal dunia.

    Aksi pengeroyokan tersebut dilakukan oleh sejumlah orang di sekitaran warung-warung yang dibakar.

    Menurutnya, ada unsur tak terima dalam aksi pembakaran ini.

    "Karena ada korban dari teman-teman debt collector ini yang dikeroyok hingga meninggal, mungkin ada perasaan tidak terima, sehingga terjadi pembakaran," ujar Mansur.

    Ia menceritakan pada Kamis sore sekitar pukul 15.30 WIB, ada dua matel yang dikeroyok di depan TMP Kalibata.

    Salah satunya meninggal dunia, dan satu lainnya dirawat di rumah sakit.

    Namun diketahui kini debt collector yang sempat dirawat di RS itu meninggal dunia.

    Selanjutnya, terjadi juga aksi balasan dengan membakar warung di sekitar lokasi pengeroyokan.

    Mansur menuturkan, insiden tersebut sudah merembet ke lingkungan warga sekitar yang tak tahu menahu kejadian.

    "Imbasnya ke lingkungan sini yang tidak tahu menahu, karena kejadiannya di jalan dan menurut keterangan saksi hanya spontanitas, jadi resah," kata Mansur.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Muhammad Renald Shiftanto)

    Komentar
    Additional JS