Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Bencana Bencana Alam Featured Istimewa Lintas Peristiwa Spesial Sumatera Walhi

    Walhi Kritik Pejabat yang Masih Gunakan Istilah ‘Bencana Alam’ untuk Kejadian di Sumatera - Tribunnews

    3 min read

     

    Walhi Kritik Pejabat yang Masih Gunakan Istilah ‘Bencana Alam’ untuk Kejadian di Sumatera - Tribunnews.com



    BNPB/
    BENCANA SUMBAR - Akses jalan terputus di jalan Sicincin-Malalak-Balingka akibat terjangan banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Minggu (30/11/2025). Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengkritik sejumlah pejabat yang dinilai masih keliru menggunakan istilah bencana alam dalam menjelaskan berbagai kejadian bencana di Indonesia.  
    Ringkasan Berita:
    • Sejumlah pejabat dinilai keliru menggunakan istilah bencana alam untuk menjelaskan bencana di Indonesia.
    • Istilah tersebut dianggap tidak tepat dalam konteks bencana ekologis.
    • Bencana hidrometeorologi masih masuk akal, tetapi bencana alam tidak tepat.
    • Mayoritas bencana saat ini bukan murni faktor alam, melainkan akibat kerusakan lingkungan oleh manusia.

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) mengkritik sejumlah pejabat yang dinilai masih keliru menggunakan istilah bencana alam dalam menjelaskan berbagai kejadian bencana di Indonesia

    WALHI adalah singkatan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, yaitu organisasi lingkungan hidup terbesar dan tertua di Indonesia yang berfokus pada advokasi, penyelamatan, dan pemulihan lingkungan hidup.

    Direktur Eksekutif WALHI Yogyakarta, Gandar Mahojwala, menegaskan istilah tersebut tidak tepat jika melihat dinamika bencana ekologis yang terjadi belakangan ini, khususnya di Sumatera.

    "Yang menjadi penting sebenarnya di konteks itu, kita melihat bahwa penggunaan teman-teman pejabat sana, itu masih menggunakan istilah bencana alam dan bencana hidrometeorologi,” kata Gandar dalam keterangannya, Rabu (3/12/2025). 

    “Yang sebenarnya, oke bencana hidromet masih masuk akal, tapi saat menggunakan istilah bencana alam ini sangat tidak tepat," sambungnya.

    Gandar menjelaskan mayoritas bencana yang terjadi saat ini bukan semata-mata disebabkan oleh alam, tetapi dipicu oleh kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. 

    Ia menyebut bencana di Sumatera sering dikaitkan dengan Siklon Tropis Senyar dan Siklon Koto, padahal kondisi lingkungan yang rusak karena kebijakan pemerintah juga berperan besar.

    Rekomendasi Untuk Anda
    Banjir Bandang di Sumatra, Greenpeace Sudah Ingatkan Sejak 10 Tahun Lalu, tapi Tak Didengar
    Komentar
    Additional JS