LPBK Bina Muda Ponorogo Membuka Diklat dan Kelas Bahasa Jepang | TIMES Indonesia - AMP
Kamis, 25 Maret 2021 - 14:29 | Views: 17.48k
LPBK Bina Muda Ponorogo membuka kelas bahasa Jepang untuk membantu pemerintah memenuhi kebutuhan tenaga kerja ke Jepang. (Foto:Dok. LPBK Bina Muda Ponorogo for TIMES Indonesia)
TIMESINDONESIA, PONOROGO – Jepang akan mengalami shortage tenaga kerja dan aging sociecy, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan usia produktif Jepang harus merekrut tenaga kerja asing. Ada delapan negara yang diberi kesempatan untuk mengirimkan tenaga kerjanya ke Jepang dengan status SSW (Specified Skilled Worker), yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, RRT, Kamboja, Thailand, Myanmar dan satu negara Asia lainnya.
Salah satu persyaratannya adalah lulus ujian kompetensi bahasa Jepang atau yang biasa disebut JLPT (Japanese Language Profeciency Test). Hal tersebut yang membuat LPBK Bina Muda Ponorogo membuka diklat dan kelas bahasa Jepang.
Ketika para siswa mendaftar kelas bahasa Jepang, akan diadakan diklat selama tiga bulan. Dalam masa tiga bulan tersebut, kegiatan yang dilakukan tidak serta –merta hanya belajar bahasa. Namun juga budaya dan beberapa tradisi masyarakat Jepang. Serta pelatihan-pelatihan yang dapat membantu pekerjaan CTKI selama di Jepang.
"Untuk bisa bekerja di Jepang, harus lulus JLPT minimal A2 atau setara dengan N4. Di LPBK Bina Muda Ponorogo sendiri pengajarnya adalah mantan TKI yang pernah bekerja di Jepang. Jadinya paham apa saja yang harus diajarkan. Selain itu kurikulumnya juga kita sesuaikan dengan kebutuhan ketika bekerja di sana," terang Yateni, penanggung jawab LPBK Bina Muda Ponorogo kepada TIMES Indonesia, Kamis (25/3/2021).
Alur pendaftarannya sendiri cukup mudah. Para siswa bisa mendaftar melalui beberapa marketing yang ada, atau juga bisa mendaftar langsung ke LPBK Bina Muda Ponorogo yang berada di Jalan Budi Utomo Timur, Ponorogo yang juga satu lokasi dengan LPBK Bina Muda Korea Ponorogo. Setelah mendaftar, para siswa akan dibuatkan surat panggilan diklat agar bisa segera mengikuti pelatihan. Selama masa pelatihan, sudah disediakan asrama dan kebutuhan lainnya. Agar para siswa bisa belajar dengan fokus dan nyaman.
"Karena baru dibuka bulan Februari kemarin, jadi belum banyak yang tahu kalau LPBK Bina Muda Ponorogo juga membuka kelas baru. Tapi sudah ada sembilan orang yang mau ujian JLPT di bulan Mei mendatang.Kita masih akan terus membuka kelas bahasa Jepangnya karena permintaan dari pemerintah sendiri juga cukup banyak," pungkasnya. (*)
Pewarta: Shinta Mayduani Primaningrum (CR-209)
Kamis, 25 Maret 2021 - 14:29 | Views: 17.48k
LPBK Bina Muda Ponorogo membuka kelas bahasa Jepang untuk membantu pemerintah memenuhi kebutuhan tenaga kerja ke Jepang. (Foto:Dok. LPBK Bina Muda Ponorogo for TIMES Indonesia)
TIMESINDONESIA, PONOROGO – Jepang akan mengalami shortage tenaga kerja dan aging sociecy, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan usia produktif Jepang harus merekrut tenaga kerja asing. Ada delapan negara yang diberi kesempatan untuk mengirimkan tenaga kerjanya ke Jepang dengan status SSW (Specified Skilled Worker), yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, RRT, Kamboja, Thailand, Myanmar dan satu negara Asia lainnya.
Salah satu persyaratannya adalah lulus ujian kompetensi bahasa Jepang atau yang biasa disebut JLPT (Japanese Language Profeciency Test). Hal tersebut yang membuat LPBK Bina Muda Ponorogo membuka diklat dan kelas bahasa Jepang.

"Untuk bisa bekerja di Jepang, harus lulus JLPT minimal A2 atau setara dengan N4. Di LPBK Bina Muda Ponorogo sendiri pengajarnya adalah mantan TKI yang pernah bekerja di Jepang. Jadinya paham apa saja yang harus diajarkan. Selain itu kurikulumnya juga kita sesuaikan dengan kebutuhan ketika bekerja di sana," terang Yateni, penanggung jawab LPBK Bina Muda Ponorogo kepada TIMES Indonesia, Kamis (25/3/2021).

"Karena baru dibuka bulan Februari kemarin, jadi belum banyak yang tahu kalau LPBK Bina Muda Ponorogo juga membuka kelas baru. Tapi sudah ada sembilan orang yang mau ujian JLPT di bulan Mei mendatang.Kita masih akan terus membuka kelas bahasa Jepangnya karena permintaan dari pemerintah sendiri juga cukup banyak," pungkasnya. (*)
Pewarta: Shinta Mayduani Primaningrum (CR-209)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar