Kisah Wali Songo Sunan Ampel, Keturunan Bangsawan dengan Ajaran Moh Limo
Kristina - detikEdu
Jumat, 30 Apr 2021 15:30 WIB
Foto: Ilustrasi: Fauzan Kamil/Kisah Wali Songo Sunan Ampel, Keturunan Bangsawan dengan Ajaran Moh Limo
Jakarta - Sunan Ampel atau dikenal dengan Raden Rahmat (Ali Rahmatullah) adalah salah satu wali songo yang masih keturunan bangsawan Kamboja. Perjalannnya ke Tanah Jawa untuk menyebarkan agama Islam tepatnya di Jepara hingga Tuban.Diceritakan dalam Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, Sunan Ampel lahir di Kamboja sekitar tahun 1401 M. Ia merupakan putra dari Syekh Maulana Ibrahim as-Samarqandi, yakni ulama dari Uzbekistan yang berdakwah di Kamboja.
Ibunya adalah keturunan bangsawan yakni putri kedua Raja Campa.
Perjalanan dakwah Sunan Ampel tak lepas dari dukungan Raja Majapahit. Diceritakan Raja Majapahit memberikan hadiah tanah di Ampeldenta, Surabaya kepada Sunan Muria. Tanah itu kemudian ia bangun pondok pesantren dan menjadi pusat pengembangan agama Islam.
Sunan Ampel menggunakan metode yang unik saat berdakwah untuk pertama kalinya. Ia membuat kerajinan tangan berupa kipas dengan bahan akar tumbuhan dan anyaman rotan. Konon katanya kipas itu bukan kipas sembarangan, tapi juga bisa digunakan untuk menyembuhkan demam dan batuk.
Kipas-kipas buatannya lalu dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Masyarakat yang ingin mendapatkan kipas cukup mengucapkan kalimat syahadat tanpa membayar sepeserpun.
Dari situlah awal mula masyarakat memeluk agama Islam. Salah satu ajaran Sunan Ampel yang terkenal hingga saat ini adalah Moh Limo. Ini merupakan falsafah Jawa yang berarti ajakan untuk meninggalkan lima perkara (tercela).
Moh Limo kemudian menjadi salah satu cara Sunan Ampel dalam menanamkan akidah dan ibadah kepada para santrinya.
Klik halaman selanjutnya
Ajaran Moh Limo antara lain:
1) moh main atau tidak berjudi,
2) moh ngombe atau tidak minum-minuman keras,
3) moh maling atau tidak mencuri,
4) moh madat atau tidak menggunakan narkotika/candu,
5) moh madoni atau tidak berzina.
Kelima ajaran itu menjadi dasar dalam berperilaku.
Dalam hal dakwah, Sunan Ampel juga menerapkan metode seperti wali yang lain. Pada masa Wali Songo, masyarakat Jawa menganut ajaran Hindu dan Budha dengan berbagai tradisinya. Hal itulah yang melatarbelakangi penggunaan pendekatan kultur kebudayaan sebagai strategi dakwah.
(nwy/nwy)
[Category Opsi Informasi]
[Tags Featured, Wali Songo,Sunan Ampel]
Kristina - detikEdu
Jumat, 30 Apr 2021 15:30 WIB
Foto: Ilustrasi: Fauzan Kamil/Kisah Wali Songo Sunan Ampel, Keturunan Bangsawan dengan Ajaran Moh Limo
Jakarta - Sunan Ampel atau dikenal dengan Raden Rahmat (Ali Rahmatullah) adalah salah satu wali songo yang masih keturunan bangsawan Kamboja. Perjalannnya ke Tanah Jawa untuk menyebarkan agama Islam tepatnya di Jepara hingga Tuban.Diceritakan dalam Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, Sunan Ampel lahir di Kamboja sekitar tahun 1401 M. Ia merupakan putra dari Syekh Maulana Ibrahim as-Samarqandi, yakni ulama dari Uzbekistan yang berdakwah di Kamboja.
Ibunya adalah keturunan bangsawan yakni putri kedua Raja Campa.
Perjalanan dakwah Sunan Ampel tak lepas dari dukungan Raja Majapahit. Diceritakan Raja Majapahit memberikan hadiah tanah di Ampeldenta, Surabaya kepada Sunan Muria. Tanah itu kemudian ia bangun pondok pesantren dan menjadi pusat pengembangan agama Islam.
Sunan Ampel menggunakan metode yang unik saat berdakwah untuk pertama kalinya. Ia membuat kerajinan tangan berupa kipas dengan bahan akar tumbuhan dan anyaman rotan. Konon katanya kipas itu bukan kipas sembarangan, tapi juga bisa digunakan untuk menyembuhkan demam dan batuk.
Kipas-kipas buatannya lalu dibagikan kepada masyarakat secara gratis. Masyarakat yang ingin mendapatkan kipas cukup mengucapkan kalimat syahadat tanpa membayar sepeserpun.
Dari situlah awal mula masyarakat memeluk agama Islam. Salah satu ajaran Sunan Ampel yang terkenal hingga saat ini adalah Moh Limo. Ini merupakan falsafah Jawa yang berarti ajakan untuk meninggalkan lima perkara (tercela).
Moh Limo kemudian menjadi salah satu cara Sunan Ampel dalam menanamkan akidah dan ibadah kepada para santrinya.
Klik halaman selanjutnya
Ajaran Moh Limo antara lain:
1) moh main atau tidak berjudi,
2) moh ngombe atau tidak minum-minuman keras,
3) moh maling atau tidak mencuri,
4) moh madat atau tidak menggunakan narkotika/candu,
5) moh madoni atau tidak berzina.
Kelima ajaran itu menjadi dasar dalam berperilaku.
Dalam hal dakwah, Sunan Ampel juga menerapkan metode seperti wali yang lain. Pada masa Wali Songo, masyarakat Jawa menganut ajaran Hindu dan Budha dengan berbagai tradisinya. Hal itulah yang melatarbelakangi penggunaan pendekatan kultur kebudayaan sebagai strategi dakwah.
(nwy/nwy)
[Category Opsi Informasi]
[Tags Featured, Wali Songo,Sunan Ampel]
Komentar
Posting Komentar