- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pilihan
Diposting oleh
Mediaaipos
pada tanggal
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Kisah Wali Songo Sunan Muria, Dakwah Pakai Pendekatan Budaya hingga Topo Ngeli
Kristina - detikEdu
Senin, 03 Mei 2021 08:00 WIB
Foto: Ilustrator: Kharisma/Kisah Wali Songo Sunan Muria, Dakwah Pakai Pendekatan Budaya hingga Topo Ngeli
Jakarta - Sunan Muria adalah salah satu satu Wali Songo yang berdakwah kepada masyarakat di sekitar Gunung Muria. Ia menggunakan pendekatan budaya dalam menyampaikan ajaran Islam.
Ada beberapa pendapat mengenai silsilah Sunan Muria. Sebagian besar sumber menyebutkan Sunan Muria adalah putra dari Sunan Kalijaga.
Sumber lain menyebut ia adalah putra Raden Usman Haji atau Sunan Mandalika. Sunan Muria sebelumnya dikenal dengan Raden Umar Said.
Dikutip dari Sejarah Sunan Muria yang diterbitkan oleh UIN Walisongo, Sunan Muria dan Sunan Kalijaga menerapkan strategi dakwah yang sama.
Baca juga:
Keduanya berdakwah dengan halus dan penuh toleransi terhadap tradisi yang sudah lama berkembang di masyarakat. Mereka memasukkan unsur Islami dalam tradisi yang sudah ada.
Sunan Muria gemar bergaul dengan masyarakat kalangan bawah yang berada di pelosok-pelosok. Hal itulah yang membuat masyarakat mudah menerima ajaran yang disampaikan oleh Sunan Muria.
Membaurnya Sunan Muria dengan masyarakat kalangan bawah dikenal dengan sebutan "topo ngeli". Seperti dikutip dari buku Sunan Muria (Raden Umar Said) karangan Yoyok Rahayu Basuki, "topo ngeli" berarti menghanyutkan diri dalam masyarakat. Dakwah dengan metode ini tersebar hingga lereng Gunung Muria.
Ia berdakwah lewat kesenian. Seperti gamelan, wayang, dan tembang jawa. Ajaran yang disampaikan Sunan Muria meliputi penghayatan kebenaran dan ketaatan pada Allah SWT, wirid, kesederhanaan, kedermawanan, ajaran dakwah secara bijak dalam menghadapi budaya masyarakat.
Beberapa hasil kesenian peninggalan Sunan Muria yang masih dipelajari hingga saat ini adalah tembang Kinanthi dan Sinom. Tembang Kinanthi menceritakan tentang bimbingan dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Klik halaman selanjutnya
Sedangkan tembang Sinom menceritakan tentang kehidupan masa remaja. Di dalamnya berisi nasihat-nasihat untuk anak-anak remaja.
Dalam kisah pewayangan, Sunan Muria menggubah beberapa kisah dengan memasukkan unsur-unsur Islami di dalamnya. Salah satu kisah yang dibawakannya adalah Dewa Ruci. Teknik bercerita yang digunakan Sunan Muria membuat masyarakat dari kalangan pedangan, nelayan, pelatu, hingga rakyat biasa mudah menerima ajarannya.
Sunan Muria wafat sekitar tahun 1551. Beliau dimakamkan di atas Gunung Muria.
Baca juga:
(nwy/nwy)
[Category Opsi Informasi]
[Tags Featured,Sunan Muria,Wali Songo]
Kristina - detikEdu
Senin, 03 Mei 2021 08:00 WIB
![Sunan Muria](https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2021/05/02/sunan-muria-2_169.jpeg?w=600&q=90)
Jakarta - Sunan Muria adalah salah satu satu Wali Songo yang berdakwah kepada masyarakat di sekitar Gunung Muria. Ia menggunakan pendekatan budaya dalam menyampaikan ajaran Islam.
Ada beberapa pendapat mengenai silsilah Sunan Muria. Sebagian besar sumber menyebutkan Sunan Muria adalah putra dari Sunan Kalijaga.
Sumber lain menyebut ia adalah putra Raden Usman Haji atau Sunan Mandalika. Sunan Muria sebelumnya dikenal dengan Raden Umar Said.
Dikutip dari Sejarah Sunan Muria yang diterbitkan oleh UIN Walisongo, Sunan Muria dan Sunan Kalijaga menerapkan strategi dakwah yang sama.
Baca juga:
Keduanya berdakwah dengan halus dan penuh toleransi terhadap tradisi yang sudah lama berkembang di masyarakat. Mereka memasukkan unsur Islami dalam tradisi yang sudah ada.
Sunan Muria gemar bergaul dengan masyarakat kalangan bawah yang berada di pelosok-pelosok. Hal itulah yang membuat masyarakat mudah menerima ajaran yang disampaikan oleh Sunan Muria.
Membaurnya Sunan Muria dengan masyarakat kalangan bawah dikenal dengan sebutan "topo ngeli". Seperti dikutip dari buku Sunan Muria (Raden Umar Said) karangan Yoyok Rahayu Basuki, "topo ngeli" berarti menghanyutkan diri dalam masyarakat. Dakwah dengan metode ini tersebar hingga lereng Gunung Muria.
Ia berdakwah lewat kesenian. Seperti gamelan, wayang, dan tembang jawa. Ajaran yang disampaikan Sunan Muria meliputi penghayatan kebenaran dan ketaatan pada Allah SWT, wirid, kesederhanaan, kedermawanan, ajaran dakwah secara bijak dalam menghadapi budaya masyarakat.
Beberapa hasil kesenian peninggalan Sunan Muria yang masih dipelajari hingga saat ini adalah tembang Kinanthi dan Sinom. Tembang Kinanthi menceritakan tentang bimbingan dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Klik halaman selanjutnya
Sedangkan tembang Sinom menceritakan tentang kehidupan masa remaja. Di dalamnya berisi nasihat-nasihat untuk anak-anak remaja.
Dalam kisah pewayangan, Sunan Muria menggubah beberapa kisah dengan memasukkan unsur-unsur Islami di dalamnya. Salah satu kisah yang dibawakannya adalah Dewa Ruci. Teknik bercerita yang digunakan Sunan Muria membuat masyarakat dari kalangan pedangan, nelayan, pelatu, hingga rakyat biasa mudah menerima ajarannya.
Sunan Muria wafat sekitar tahun 1551. Beliau dimakamkan di atas Gunung Muria.
Baca juga:
(nwy/nwy)
[Category Opsi Informasi]
[Tags Featured,Sunan Muria,Wali Songo]
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Baca Juga
Top Populer 7 hari terakhir
Link Live Streaming Jeka Saragih vs Wilson di UFC & Jam Tayang - Tirto
Link Live Streaming Timnas U20 Indonesia vs Korea Selatan Hari Ini: Kick-off 19.00 WIB - Halaman all - Tribunnews
Apakah hari ini tanggal merah - Trends
Artikel populer - Google Berita: Digest for December 08, 2023
Berita Top News - ANTARA News: Mentan: Ada tambahan 7,2 juta ton pupuk dan benih di 2 juta hektare
Opsi Media Informasi Group
-
-
Berita Utama Hari Ini - Google Berita: Digest for June 18, 202421 menit yang lalu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10 Mitos Umum tentang Teh Oolong - Young On Top10 jam yang lalu
-
Komentar
Posting Komentar