Adab Takzim Kiai Sepuh Warnai Pemilihan Miftachul Jadi Rais Aam PBNU
Anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa) atau tim pemilih Rais Aam PBNU Zainal Abidin menceritakan bahwa suasana musyawarah pemilihan Rais Aam PBNU periode 2021-2026 diwarnai sikap penuh takzim dan rendah hati dari 9 kiai.
Sembilan ulama yang tergabung dalam Ahwa tersebut adalah Dimyati Rois, Ahmad Mustofa Bisri, Ma'ruf Amin, Anwar Manshur, TGH Turmudzi Badaruddin, MIftachul Akhyar, Nurul Huda Jazuli, Ali Akbar Marbun, dan Zainal Abidin. Musyawarah Ahwa itu dipimpin oleh Ma'ruf Amin.
"Musyawarah itu penuh keakraban, kekeluargaan, keadaban, sopan santun, dan akhlak yang baik dari para kiai," kata Zainal saat memberikan pidatonya di Universitas Lampung, Jumat (25/12).
Zainal lantas mencontohkan ketika Mustofa Bisri atau Gus Mus dimintai pandangan siapa yang layak sebagai Rias Aam. Namun yang bersangkutan tidak berkenan memulai mengingat ada yang lebih sepuh. Gus Mus malah memberikan kesempatan itu kepada Dimyati Rois karena lebih sepuh.
Pada akhirnya permintaan pendapat itu diserahkan pada kiai yang paling muda untuk berpendapat. Namum, Zainal sebagai anggota termuda di antara 8 kiai lainnya itu enggan berpendapat sebelum yang sepuh berpendapat terlebih dulu.
"Akhirnya ada yang ditunjuk pimpinan anggota Ahwa itu [Ma'ruf] untuk berpendapat. Akhirnya kita berpendapat sesuai aspirasi para muktamirin," kata dia.
Zainal mengatakan bahwa tak ada perbedaan pendapat mengenai siapa yang akan dipilih sebagai Rais Aam di antara 9 kiai itu.
"Maka kami semua semua, para sesepuh kiai sependapat, tak ada perbedaan pendapat. Alhamdulillah sepakat dengan musyawarah untuk jadi Rais Aam Al Mukaram KH Miftachul Akhyar," kata dia.
Komentar
Posting Komentar