Pilihan

Komisi III DPR: Banyak Agenda Besar, Wajar Kapolri Minta Anggaran dan Personel Densus 88 Ditambah - Liputan6

 

Komisi III DPR: Banyak Agenda Besar, Wajar Kapolri Minta Anggaran dan Personel Densus 88 Ditambah

Oleh Delvira Hutabarat pada 19 Feb 2022, 07:48 WIB
Banner Infografis Harapan Peningkatan Kekuatan dan Anggaran Densus 88 Antiteror. (Liputan6.com/Trieyasni)
Perbesar
Banner Infografis Harapan Peningkatan Kekuatan dan Anggaran Densus 88 Antiteror. (Liputan6.com/Trieyasni)

Advertisement

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit merencanakan penambahan anggaran dan personel Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri sebanyak dua kali lipat. 

Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni memaklumi rencana Kapolri ini. Sebab banyaknya agenda besar tahun ini membuat Indonesia memerlukan pengamanan yang maksimal. Oleh karena itu, ia menilai peningkatan anggaran dan personel Densus 88 Antiteror masih bisa dipahami.

Advertisement

“Indonesia akan mengadakan banyak event internasional kelas tingkat tinggi dalam waktu dekat, MotoGP, Formula E, KTT G20, dan lainnya. Suka tidak suka, pasti ada potensi ancaman terorisme, baik untuk menyerang Indonesia, ataupun delegasi," kata Sahroni kepada Liputan6.com, Jumat (18/2/2022).

"Nah, tentu ini adalah tugas utama Densus 88 untuk memastikan keamanan Indonesia. Saya rasa wajar sekali bila anggota dan anggaran densus 88 ditingkatkan," lanjutnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, kinerja Densus sebenarnya sempat mendapat perhatian. Teranyar, Densus menangkap kader Partai Ummat berinisial RH di Bengkulu karena diduga terlibat jaringan teroris. Sekjen Partai Ummat, Ahmad Muhajir, mengatakan Densus memiliki track record yang tidak baik dalam menangkap terduga teroris.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Maklumi Tindakan Represif

Terkait kinerja Densus 88 yang banyak dinilai represif, Sahroni menyebut tindakan keras yang diterapkan Densus selama ini, masih bisa dimaklumi. Menurut dia, apa yang dilakukan detasemen berlambang burung hantu itu masih dalam batas wajar.

“Soal represif, yang karena ini lawannya teroris yang berbahaya dan siap melawan sampai mati. Jadi tindakan tegas dan keras saya rasa sudah pada tempatnya,” pungkas dia.

Advertisement

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek