Warga Wadas Terbelah: Tolong Tokoh NU Datang ke Sini
Sejumlah warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, berharap tokoh Nahdlatul Ulama (NU) datang mendamaikan warga yang terbelah dan menjurus pada konflik sosial. Kini, masyarakat Desa Wadas terbagi dalam kelompok pro dan kontra atas penambangan batu andesit.
Masyarakat Desa Wadas terbelah dua atas rencana penambangan batu andesit yang akan digunakan sebagai bahan fondasi Bendungan Bener. Satu pihak setuju penambangan batu andesit dan pihak lain menentang. Sikap pro dan kontra ternyata menjalar lebih jauh dan menjurus konflik sosial.
Warga Dusun Kali Gendol, Desa Wadas, Wagimin mengatakan warga pro dan kontra tidak saling tegur sapa. Bahkan acara keagamaan, sosial dan budaya dilakukan masing-masing pihak secara sendiri-sendiri.
"Situasinya memang seperti itu, sudah sangat memprihatinkan," katanya dikutip Antara, Selasa (15/2).
Hal senada diungkapkan Syawaludin, warga Dusun Beran, Desa Wadas. Dia menyampaikan ada kejadian mesin sepeda motor diisi dengan garam dan pasir. Hal ini terkait pihak pro dan kontra.
"Perpecahan mulai berlangsung dari tahun 2016 hingga sekarang ini, berarti sudah lima tahun," katanya.
Koordinator Komunitas Masyarakat Terdampak Desa Wadas (Mata Desa) Emha Saiful Mujab yang akrab disapa Gus Ipul menyampaikan sebelumnya warga Wadas ramah dan guyub rukun.
Menurut Gus Ipul, 100 persen warga Wadas adalah kaum nahdliyin alias warga Nahdlatul Ulama. Sebagaimana kaum nahdliyin, mereka gemar silaturahim dengan bersama-sama mengikuti kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya.
"Ini sungguh berbahaya dan harus dicarikan jalan keluarnya. Perlu digagas untuk mempertemukan pihak pro dan kontra agar kehidupan kemasyarakatan warga Wadas kembali normal seperti semula," katanya.
Ia menyoroti kekacauan bahkan terjadi hingga tingkat keluarga hanya karena beda pandangan.
"Ada seorang ibu tidak mendatangi hajatan anaknya gara-gara beda pandangan tentang penambangan batu andesit. Benar-benar parah kerusakan sosial di Desa Wadas," katanya.
Warga Dusun Beran, Wadas, Amat Marlan yang juga anggota Banser NU Kecamatan Bener, mengharapkan tokoh NU turun ke Desa Wadas untuk mendamaikan dan mempersatukan lagi warga Desa Wadas yang 100 persen kaum nahdliyin.
"Tolong tokoh-tokoh NU datang secepat mungkin ke sini. Kami ingin kedamaian kembali di Desa Wadas. Sungguh sangat tidak nyaman hidup bertetangga tidak saling sapa selama bertahun-tahun," katanya.
Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo menjadi sorotan nasional. Dalam peristiwa pengukuran lahan untuk lokasi penambangan batu andesit pada Selasa (8/2) polisi mengamankan 64 orang. Sehari kemudian mereka dilepaskan.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf telah meminta polemik yang terjadi di Desa Wadas tidak dipolitisasi secara berlebihan. Gus Yahya menyatakan NU siap menjembatani komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat Wadas.
"Yang kita butuhkan sekarang adalah jalan keluarnya dan Nahdlatul Ulama insyaallah akan siap terus hadir mendampingi rakyat dan membantu pemerintah melancarkan komunikasi antara pemerintah dengan rakyat itu sendiri," kata Yahya secara virtual di Aula Masjid Agung Jawa Tengah, Kamis (10/2).
Komentar
Posting Komentar