Cara Kerja Rudal Stinger yang Buru Jet Tempur Rusia di Langit Ukraina
Ilustrasi rudal Stinger. (AFP/JUNG YEON-JE)
Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat (AS) telah menyediakan berbagai perlengkapan militer untuk Ukraina sejak 2014. Salah satu suplai senjata yang dikirimkan adalah rudal penangkal serangan udara bernama Stinger yang bisa digunakan buat mengantisipasi serangan Rusia.
Rudal Stinger adalah sistem pertahanan udara yang ringan dan dapat digunakan secara cepat oleh pasukan darat.
Salah satu alasan Stinger sangat efektif yakni karena rudal ini sangat portabel. Rudal Stinger bahkan dapat diluncurkan oleh seorang tentara atau warga sipil terlatih dengan memegangnya di bahu mereka.
Stinger adalah senjata yang berpotensi menjadi 'pengubah permainan' dalam perang. Rudal ini memberi tentara di darat kemampuan membantu merebut wilayah udara serta menghalangi kemampuan musuh untuk melakukan operasinya.
Efektivitas senjata ini ditunjukkan pada pertengahan 1980-an, ketika pasukan perlawanan Afghanistan menggunakan rudal Stinger yang diberikan kepada mereka oleh CIA untuk menembak jatuh helikopter Soviet.
Saat itu sejumlah ahli bahkan memuji Stinger karena telah mengubah arah konflik yang terjadi, dan menjadi faktor penting dalam kekalahan Soviet.
Selain serbaguna, rudal Stinger juga sangat akurat, karena menggunakan pencari inframerah untuk mengunci panas di bagian mesin target. Stinger akan mengenai hampir semua benda yang terbang di bawah ketinggian 3.352 meter, seperti dikutip How Stuff Work.
Rudal Stinger-Reprogrammable Microprocessor, atau RMP, memiliki tingkat keberhasilan lebih dari 90 persen dalam uji keandalan dan pelatihan.
Rudal Stinger tak hanya dapat menjatuhkan pesawat tempur, melainkan juga pesawat tak berawak.
Kecepatan supersonik, kelincahan, serta sistem panduan dan kontrol yang sangat akurat memberi senjata ini keunggulan melawan rudal jelajah dan semua jenis pesawat.
Pada 2019, Angkatan Darat AS mulai memasang kembali rudal Stinger-nya dengan proximity fuze. Perangkat tersebut memungkinkan rudal untuk menghancurkan sistem udara tak berawak dengan serangan langsung atau dengan meledakkan diri di dekat mereka, seperti dikutip dari Raytheon Missiles and Defense.
(lom/fea)
Saksikan Video di Bawah Ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar