Murka Insiden di Bucha Ukraina, Zelensky Jadi Ogah Bertemu Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membatalkan niatnya bertemu Presiden Vladimir Putin setelah murka atas kekejaman pasukan Rusia di negaranya. (Foto: AFP/Ronaldo Schemidt)
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membatalkan niatnya bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berunding setelah menuduh Moskow melakukan genosida di Bucha.
Zelensky mengatakan dapat dimengerti jika dia tidak lagi ingin berbicara dengan Putin setelah pasukan Rusia diduga membantai warga di Bucha.
Padahal, sebelumnya Zelensky beberapa kali mengutarakan niatnya ingin bertemu Putin empat mata guna berunding mengakhiri invasi Rusia ke Ukraina.
"Mungkin saja tidak ada negosiasi. Akan mudah mengatakan bahwa saya tidak ingin berbicara dengan Anda, dan itu akan dapat dimengerti setelah apa yang Anda lakukan, itu lah sebabnya," kata Zelensky dalam pernyataannya di televisi pemerintah, Selasa (5/4).
"Pertemuan bisa berlangsung jika Rusia menanggung seluruh hukuman karena melakukan genosida," ucapnya.
Ukraina mengklaim menemukan setidaknya lebih dari 400 jasad diduga warga sipil dan kuburan massal di Kota Bucha, Irpin, dan kota-kota lainnya dekat Kyiv.
Penemuan jasad ini berlangsung usai pasukan Rusia memutuskan hengkang dari sekitar Kyiv.
Berbagai foto dan video yang beredar juga memperlihatkan banyak mayat tergeletak di jalanan di kota-kota sekeliling Kyiv, terutama di Buchadan Irpin. Beberapa jasad warga Ukraina itu terlihat diikat dan ditembak dari jarak dekat.
Temuan ini memicu desakan investigasi hingga kecaman internasional terhadap Rusia. Beberapa negara seperti Spanyol dan Polandia bahkan menuding Moskow telah melakukan genosida terhadap warga Bucha, Ukraina.
Usai mengunjungi Bucha dan melihat situasi mengenaskan di sana, Zelensky mengecam Rusia yang dinilainya memperlakukan manusia lebih buruk dari binatang.
"Sangat sulit bernegosiasi ketika kalian melihat apa yang mereka lakukan di sini," ucap Zelensky seperti dikutip CNN.
Meski demikian, Zelensky mengatakan bahwa semakin lama perundingan dengan Rusia tertunda, situasi bakal kian parah.
(rds)
Komentar
Posting Komentar