Surabaya hingga Bali, Ini Bocoran Rute Pelita Air
Pelita Air bakal jadi pendatang baru di industri penerbangan penumpang di Indonesia. Rencana Pelita Air untuk melakukan penerbangan berjadwal reguler sudah di depan mata.
Maskapai yang selama ini fokus ke penerbangan charter itu sudah mendaratkan dua pesawat baru yang bakal digunakan untuk penerbangan reguler berjadwal.
Sejauh ini Corporate Secretary Pelita Air, Umar Ibnu Hasan mengatakan persiapan masih dilakukan pihaknya. Mulai dari pengurusan izin, persiapan armada, dan juga pelatihan sumber daya manusianya.
Hanya saja, Umar menyatakan pihaknya akan mengincar beberapa rute yang ada di kota besar-besar destinasi wisata dan bisnis. Misalnya saja, Surabaya ataupun Bali.
"Rencana rutenya sementara ini fokus ke kota-kota besar destinasi wisata dan bisnis, seperti Makassar, Bali, ataupun Surabaya. Saat ini masih dalam proses persiapan dan perizinan," ungkap Umar kepada detikcom, Senin (18/4/2022).
Hanya saja, Umar masih belum mengatakan kapan pastinya Pelita Air bakal terbang. Dia mengatakan sejauh ini pihaknya masih memproses perizinan sesuai aturan-aturan yang berlaku. Yang jelas saat izin keluar pihaknya akan langsung membuka penerbangan berjadwal.
"Penerbangan perdana komersial berjadwal akan dimulai pada kesempatan pertama setelah seluruh proses sertifikasi di Departemen Perhubungan RI telah selesai," ujar Umar.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Seperti diketahui, Pelita Air sendiri baru saja mendaratkan dua pesawat baru jenis Airbus A320. Senin 11 April yang lalu, dua pesawat itu didatangkan Pelita Air di Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat itu bakal digunakan untuk bisnis penerbangan berjadwal reguler yang akan dilakukan Pelita.
Pesawat yang didatangkan dari Montpellier itu sudah memiliki livery atau motif khas Pelita Air yang dinamakan Ribbon. kan livery baru yang dinamakan 'Ribbon'. Dinamakan 'Ribbon' karena livery tersebut menyerupai pita yang menyelimuti ekor dan sebagian badan pesawat dengan tiga warna yaitu merah, biru dan hijau.
Tiga warna itu dapat dimaknai sebagai keberagaman dan kebebasan berekspresi. Tiga warna pada livery tersebut juga merupakan warna identitas Pertamina sebagai perusahaan induk dari Pelita Air.
Meski baru punya dua pesawat, Pelita Air sendiri percaya diri bisa eksis di kelas penerbangan reguler. Menurut Umar, pihaknya belum berpikir menambah pesawat dalam waktu dekat.
"Sementara kami fokus memaksimalkan 2 pesawat itu terlebih dulu. Untuk rencana penambahan, jumlahnya akan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kajian bisnisnya ke depan," kata Umar.
Rencananya sendiri Pelita Air bakal masuk ke pasar penerbangan berjadwal reguler sebagai maskapai di kelas medium service. Maskapai ini bakal memiliki basis utama di Bandara Soekarno-Hatta.
Sebagai informasi, Pelita Air juga baru saja melakukan perombakan besar di jajaran manajemennya. Maskapai mengangkat Dendy Kurniawan eks petinggi AirAsia Indonesia ke dalam jajarannya. Dendy mengisi posisi direktur utama menggantikan Albert Burhan yang diberhentikan karena tersandung kasus korupsi beberapa waktu lalu.
Dari sisi Dewan Komisaris, pergantian dilakukan pada posisi Komisaris Utama. Rachmat Kaimuddin menggantikan posisi yang dijabat Michael Umbas. Nama Rachmat Kaimuddin dikenal sebagai eks CEO Bukalapak dan kini bergabung ke Kemenko Kemaritiman dan Investasi sebagai penasehat di bidang teknologi bagi Menko Luhut Binsar Pandjaitan.
(hal/dna)
Komentar
Posting Komentar