Tsunami PHK Mulai Terjang Rusia Gegara Ukraina, Ini Buktinya - CNBC Indonesia

 

Tsunami PHK Mulai Terjang Rusia Gegara Ukraina, Ini Buktinya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
News
Kamis, 07/04/2022 08:00 WIB
Foto: AP/Dmitri Lovetsky

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan hubungan kerja (PHK) mulai menjamur di Rusia. Akibat sanksi ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya, ribuan pekerja di pabrik otomotif di negara tersebut telah dirumahkan.

Sanksi Barat yang diberlakukan dalam beberapa pekan terakhir telah menyetop produksi sejumlah pabrik. Terbaru, mengutip Reuters, ini melanda PSMA Rus, perusahaan patungan antara Stellantis dan Mitsubishi yang mempekerjakan 2.000 orang.

Pilihan Redaksi

"Tidak jelas apa yang akan terjadi. Mereka (manajemen pabrik) tidak memberi kami informasi konkret apa pun," kata Pavel Terpugov, seorang tukang las di pabrik PSMA Rus, mengatakan PHK dilakukan tanpa informasi yang jelas.

Akibat PHK dan adanya sanksi, Terpugov mengatakan dia membutuhkan uang dua kali lebih banyak untuk membeli bahan makanan. Analis memperkirakan inflasi Rusia bisa melonjak hingga 24% tahun ini sementara ekonomi mungkin menyusut ke level 2009.

Sebelumnya langkah serupa juga sudah diambil Volkswagen. Perusahaan Jerman itu awalnya mempekerjakan 4.200 orang di Rusia dan telah menghentikan operasi pada awal Maret.

"Apakah masuk akal untuk menjatuhkan sanksi pada pabriknya sendiri dan kehilangan uang?" kata Valery Uglov, montir mobil di pabrik Volkswagen. "Apakah masuk akal kehilangan pasar Rusia? Kami berharap untuk kembali bekerja sesegera mungkin dan semua orang akan memiliki kepercayaan diri di masa depan lagi."

"Kami memiliki cuti serupa di pabrik ... tapi sekarang, tentu saja, situasinya berbeda, lebih serius. Tapi kami tetap menunggu, kami tidak kehilangan harapan," kata Alexander Netesov, mandor gudang di pabrik Volkswagen.

Penangguhan produksi juga dilakukan Volvo Group. Perusahaan itu juga mempekerjakan lebih dari 600 orang untuk membuat truk.

Menurut data sebelum sanksi, sebenarnya penjualan mobil Rusia telah menyusut dari 2,8 juta unit menjadi 1,67 juta unit tahun lalu. Jumlah terus turun pasca sanksi Barat ke Rusia setelah pencaplokan Krimea dari Ukraina di 2014 dan pandemi Covid-19 sejak 2020.


(tfa/sef)

Baca Juga

Komentar