Filipina Operasikan Kembali Pembangkit Tenaga Nuklir jika Ferdinand Marcos Jr Jadi Presiden - inews

 

Filipina Operasikan Kembali Pembangkit Tenaga Nuklir jika Ferdinand Marcos Jr Jadi Presiden

Filipina Operasikan Kembali Pembangkit Tenaga Nuklir jika Ferdinand Marcos Jr Jadi Presiden
Ferdinand Marcos Jr akan mengaktifkan kembali PLTN Bataan jika terpilih menjadi presiden Filipina (Foto: Reuters)

MANILA, iNews.id - Filipina akan mengaktifkan kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bataan jika Ferdinand Marcos Jr terpilih sebagai presiden berikutnya. PLTN itu pertama kali dibangun pada masa pemerintahan ayahnya, Ferdinand Marcos, namun pengoperasiannya dihentikan pada 1986 setelah sang diktator digulingkan. 

Selain itu penghentian operasi PLTN berjarak 80 km dari Ibu Kota Manila itu juga dipengaruhi kekhawatiran kebocoran pasca-ledakan fasilitas nuklir Chernobyl, Ukraina, di tahun yang sama.

Filipina akan menggelar pemilihan umum pada pekan depan, Marcos Jr menjadi kandidat yang berpeluang besar memenangkan kursi presiden berdasarkan hasil polling.

PLTN Bataan yang dibangun menghabiskan biaya 2,2 miliar dolar AS menjadi simbol keserakahan rezim Marcos dan sejak 1986 dibiarkan terbengkalai.

Kekhawatiran lainnya muncul karena PLTN didirikan di lokasi yang rentan, terletak di pantai pada ketinggian 18 meter di atas permukaan laut (mdpl) dekat beberapa gunung berapi dan sering diguncang gempa.

"Kita benar-benar harus menyaksikan tenaga nuklir," kata Marcos Jr, pada Maret lalu.

Dia bersikeras setidaknya satu reaktor diaktifkan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan memangkas harga listrik yang terlalu tinggi.

Untuk mewujudkan rencana itu, dia akan mempelajari proposal perusahaan Korea Selatan yang bersedia merehabilitasi PLTN Bataan.

"Mari kita lihat lagi," katanya.

Menteri Energi Alfonso Cusi mengatakan pada 2020, hasil studi para ahli Korsel dan Rusia mengungkap PLTN Bataan masih bisa menghasilkan 620 megawatt. Namun pengoperasiannya kembali akan memakan biaya besar. Fasilitas itu masih menggunakan teknologi analog yang ketinggalan zaman. Rehabilitasinya bisa memakan waktu setidaknya 4 tahun dan menelan biaya 1 miliar dolar AS.

Editor : Anton Suhartono

Bagikan Artikel:
line sharing button

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya