Skip to main content
728

Terungkap! Kisah KKN di Desa Penari Versi Asli dari Kepala Desa Rowo Bayu, Begini Uraian Ceritanya By Utara Times

 

Terungkap! Kisah KKN di Desa Penari Versi Asli dari Kepala Desa Rowo Bayu, Begini Uraian Ceritanya

By Abdul Hamid
utaratimes.pikiran-rakyat.com
5 min
Terungkap! Kisah KKN di Desa Penari Versi Asli dari Kepala Desa Rowobayu, Begini Uraian Ceritanya /Instagram.com/@md_picturesofficial dan @erickthohir.
Terungkap! Kisah KKN di Desa Penari Versi Asli dari Kepala Desa Rowobayu, Begini Uraian Ceritanya /Instagram.com/@md_picturesofficial dan @erickthohir.

UTARA TIMES - Kisah KKN di Desa Penari dapat dibaca dari berbagai versi. Ada versi Widya, Nur, dan saat ini terdapat juga versi asli dari kepala desa.

Apabila ingin mengakses kisah KKN di Desa Penari asli versi Widya, Anda dapat mengaksesnya di thread Twitter SimpleMan.

Sementara itu, uraian kisah KKN di Desa Penari versi asli dari kepala desa sendiri datang dari pernyataan dari seorang yang bernama Sudirman. Baca selengkapnya berikut ini.

Cerita KKN Desa Penari diikuti oleh enam mahasiswa. Mereka berasal dari surabaya. Ada dua remaja yang terjadi dalam ikatan asmara.

Mereka berdua melakukan perjalanan ke luar situs, agak ke utara. Lalu mereka berdua bertemu dengan seseorang di suatu rumah dan disuguhi makanan oleh tuan rumah. Mereka bertanya-tanya tentang desa tersebut dan disebutlah bahwa desa itu desa penari.

Karena sudah sore, mereka pun pamit pulang. Lalu kedua mahasiswa itu diberi bingkisan yang berisi makanan.

Bingkisan itu dibungkus rapi dengan kertas koran. Lalu dibawalah pulang bingkisan tersebut ke tempat wisata Rowobayu.

Teman-temannya sudah ada di situ. Salah seorang dari mereka kemudian bercerita bahwa ia baru saja mengunjungi suatu desa yaitu desa penari.

Namun ada temannya yang membantah bahwa di sana tak ada desa melainkan hutan. Untuk membuktikannya, ia lalu membuka bingkisan yang sudah dia terima tadi di desa tersebut.

Ternyata, saat dibuka barang itu bukan lagi dibungkus koran tetapi daun talas. Isinya pun bukan makanan melainkan kepala kera yang baru dipotong. 

Melihat hal tersebut, mahasiswa laki-laki yang bercerita itu langsung pingsan. Dalam beberapa hari kemudian ia meninggal. Lalu mahasiswi yang satunya juga meninggal berselang satu bulan. 

Sebagai perbandingan, simak uraian kisah KKN di Desa Penari versi dari penggalan thread SimpleMan berikut ini.

Tahun 2009 akhir, semua anak angkatan 2005/06 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang di lakukan dibeberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi. dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri.

Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunanya. "aku wes oleh nggon KKN 'e" (aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata di ujung telpon. wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap

"nang ndi?" (dimana?) "nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, disebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk di kerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita) saat itu juga, Widya segera mengajukan prop KKN

semua persyaratan sudah terpenuhi, kecuali kelengkapan anggota dalam setiap kelompok minimal harus melibatkan 2 fakultas berbeda pun dengan anggota minimal 6 orang. "tenang" kata Ayu, perempuan yang tempo hari memberi kabar tempat KKN yang ia observasi bersama abangnya.

benar saja, tidak beberapa lama, muncul Bima dengan Nur, ia menyampaikan, kelengkapan anggota 6 orang yang melibatkan 2 fakultas sudah di setujui. "sopo sing gabung Nur?" (siapa yang sudah gabung Nur?) tanya Ayu, "temenku. kating, 2 angkatan di atas kita, satunya lagi, temanya"

lega sudah. batin Widya. surat keputusan KKN sudah disetujui semuanya, terdiri dari 2 fakultas dengan proker kelompok dan individu, untuk pengabdian di masyarakat yang akan di adakan kurang lebih sekitar 6 minggu. hanya tinggal menunggu, pembekalan sebelum keberangkatan.

(apa gak ada tempat lain, kenapa harus kota B) wajah ibunya menegang. "nggok kunu nggone Alas tok, ra umum di nggoni gawe menungso" (disana tempatnya bukanya hutan semua, tidak bagus ditinggali oleh manusia) namun setelah Widya menejelaskan, bahwa sebelumnya sudah dilakukan observasi,-

wajah ibunya melunak. "Perasaane ibuk gak enak, opo gak isok di undur setahun maneh" (perasaan ibu gak enak, apa tidak bisa di undur satu tahun lagi) Widya enggan melakukanya, maka, meski berat, kedua orangtuanya pun terpaksa menyetujuinya.

hari pembekalan sebelum keberangkatan. WidyaAyu, Bima dan Nur, matanya melihat ke sekeliling, khawatir, 2 orang yang seharusnya ikut pembekalan belum juga terlihat batang hidungnya, sampai, menjelang siang, 2 orang muncul, menyapa dan memperkenalkan dirinya di depan mereka.

Wahyu dan Anton. setelah basa basi, bertanya seputar rencana KKN dari A sampai Z selesai, mereka akhirnya berangkat. "Numpak opo dik kene??" (naik apa kita nanti?) kata Wahyu. "Elf mas" jawab Nur. "sampe deso'ne numpak Elf dik?" (sampai desanya naik mobil Elf dik?)

sesuai apa yang Nur katakan. Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S, tanpa terasa hari sudah mulai petang, di tambah area dekat dengan hutan, membuat pandangan mata terbatas, belum sampai disana, gerimis mulai turun. lengkap sudah.

setelah menunggu hampir setengah jam, terlihat dari jauh, cahaya mendekat, Nur dan Ayu langsung mengatakan bahwa mereka yang akan mengantar. rupanya, yang mengantar adalah 6 lelaki paruh baya, dengan motor butut. "cuk. sepedaan tah" kata Wahyu, spontan, saat itu ada yang aneh

entah disengaja atau tidak, ucapan yang di anggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat wahyu. hanya saja, yang memperhatikan semua sedetail itu, hanya Widya seorang. apapun itu, semoga bukan hal yang buruk.

Demikianlah informasi mengenai uraian kisah KKN di Desa Penari versi asli dari kepala desa.***

Posting Komentar

0 Komentar

728