Cerita 2 Presiden RI Kunjungi Negara Konflik, Tolak Rompi Antipeluru dan Naik Kereta 12 Jam

JAKARTA, iNews.id - Indonesia pernah dan terus memainkan peran dalam mengampanyekan perdamaian dan nilai-nilai kemanusiaan di dunia. Bahkan beberapa presiden langsung mengunjungi negara konflik yang berisiko tinggi.
Selain itu kunjungan para presiden Indonesia tersebut untuk menunjukkan persahabatan dan dukungan pemerintah terhadap negara yang dikunjungi.
Berikut cerita seputar dua presiden RI saat berkunjung ke negara konflik:
Presiden ke-2 RI tersebut pernah berkunjung ke Bosnia-Herzegovina pada 1995 saat berkecamuknya perang. Soeharto kala itu bersikukuh mendatangi Sarajevo, ibu kota Bosnia-Herzegovina. Padahal, 2 hari sebelum kunjungannya atau pada 11 Maret 1995, sebuah pesawat yang tengah mengudara atas perintah PBB ditembak jatuh di langit negara itu.
Soeharto ingin sekali memberikan dukungan moril kepada umat Islam yang sedang dilanda peperangan di wilayah tersebut. Tak hanya berkapasitas sebagai Presiden RI, kehadiran Soeharto kala itu juga sebagai pemimpin Gerakan Non-Blok.
Harapan dari kunjungannya, dia bisa menjadi penengah konflik dan menunjukkan simpatinya kepada Muslim Bosnia yang menjadi target serangan etnis.
Berbagai cerita menarik pun hadir saat kunjungannya itu. Mantan Komandan Grup A Paspampres Sjafrie Sjamsoeddin mengutarakan bahwa Soeharto menolak menggunakan rompi antipeluru saat tiba di Bosnia. Bahkan, Soeharto meminta Sjafrie membawa rompi itu. Padahal, suasana di sekitar lokasi masih mencekam.
Suara dentuman meriam dan peluru terdengar di mana-mana. Khawatir Soeharto menjadi sasaran tembak, Sjafrie meminjam jas dan peci hitam serupa dengan yang dikenakan Soeharto. Hal itu dimaksudkan untuk mengelabui sniper di sekitar tempat mereka.
Joko Widodo berkunjung ke Kabul, Afghanistan, pada 29 Januari 2018. Kala itu, Afghanistan dilanda konflik antara pasukan pemerintah yang berluasa dengan kelompok Taliban. Kunjungannya itu berlangsung hanya beberapa hari setelah serangkaian ledakan bom bunuh diri dan serangan bersenjata terjadi di Kabul, menewaskan lebih dari 100 orang.
Dalam kegiatan tersebut, Jokowi ditemani Ibu Negara, Iriana, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Koordinator Staf Khusus Teten Masduki. Kunjungan presiden RI ke Afghanistan tersebut merupakan yang kedua. Sebelumnya, Presiden Soekarno juga berkunjung ke Afghanistan pada 1961.
Saat kepulangan dalam kunjungan sehari itu, Menlu Retno dan Danpaspampres saat itu Mayjen Soehartono sempat melakukan sujud syukur di pesawat.
Belum selesai, Jokowi beserta rombongan juga berkunjung ke Ukraina pekan ini. Seperti diketahui, Ukraina dilanda perang dengan Rusia sejak Februari 2022.
Rombongan berangkat dari Polandia menggunakan kereta luar biasa pada 28 Juni 2022 dan dijadwalkan tiba di Ibu Kota Kiev pada 29 Juni setelah menempuh perjalanan sekitar 12 jam. Jokowi akan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Kiev. Paspampres melakukan persiapan keamanan ekstra untuk kunjungan yang satu ini, termasuk mengerahkan pasukan elite dari beberapa matra.
Setelah ke Ukraina, Jokowi melanjutkan kunjungannya ke Moskow untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kunjungan Jokowi ini juga dalama kapasitas Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 tahun ini.
Editor : Anton Suhartono
0 Komentar