Resistensi Antimikroba Tingkatkan Penyebaran Penyakit dan Kematian Akibat Tuberculosa
Reni Ravita, Tim TvOne5-7 minutes 21/6/2022
Selasa, 21 Juni 2022 - 17:43 WIB
Yogyakarta - Resistensi antimikroba berisiko memicu penyebaran penyakit dan kematian akibat tuberculosa (TB) semakin tinggi.
“Sejak tahun lalu, untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, tren TB membutuhkan investasi dalam negeri dengan dukungan internasional untuk memperluas akses ke layanan pencegahan, diagnostik, dan pengobatan,” kata Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pertemuan The 1st Health Ministers Meeting (HMM) di Hotel Marriot Yogyakarta, Senin (20/6/2022).
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit dan kematian akibat tuberculosa, saat ini WHO sedang mendorong pengembangan vaksin TB terbaru. Karena itu WHO pun menyambut baik langkah G20 dalam mewaspadai resistensi antimikroba.
“WHO menghargai fokus G20 pada resistensi antimikroba, Kami berharap dapat mendiskusikan topik ini dengan G20," kata Ghebreyesus.
Menanggapi peringatan Ghebreyesus, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menyatakan bahwa Indonesia mendukung inisiatif WHO dalam pengembangan vaksin TB terbaru untuk menekan laju kasus di dunia. Saat ini, vaksin yang digunakan untuk mencegah TB adalah Vaksin Bacillus Calmette–Guérin (BCG).
“Nanti kami gunakan vaksin TB yang lebih baik,” ujarnya saat meninjau Puskesmas Banguntapan 1 Yogyakarta, Selasa (21/6/2022).
Dante berharap vaksin terbaru nanti lebih adaptif terhadap kejadian resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR) atau kondisi saat virus TB mengalami perubahan sehingga kebal terhadap obat-obatan yang diberikan.
Upaya Indonesia menekan resistensi antimikroba dengan cara meningkatkan kepatuhan pasien meminum obat.
“Memang ada efek samping saat minum obat, tapi efek samping itu tidak lebih besar dari keburukannya apabila obat tidak diminum secara patuh, itu yang memicu resistensi obat,” ujar Dante.
Angka kasus resistensi antimikroba di Indonesia, menurut dia, relatif sedikit. Contohnya, di Puskesmas Banguntapan 1 hanya mencatat satu pasien TB resistensi obat.
Sementara itu, menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, laju kasus TB nasional kini sebesar 824 ribu per tahun, atau setara 301/100.000 penduduk. Jumlah itu turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 848.000 kasus.
“Indonesia sedang intensif melacak TB berbasis desa. Penderita TB jangan cuma kepala Puskesmas saja yang tahu. Kepala Desa hingga Kementerian juga tahu,” ujarnya.
Pelacakan TB menggunakan Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK), sehingga tenaga kesehatan lebih efisien mencatat data pasien dan terintegrasi dalam satu database.
Kelebihan lainnya, aplikasi ini dapat digunakan tanpa terhubung dengan internet, sehingga memudahkan tenaga kesehatan di wilayah pelosok maupun kawasan tertinggal.
Pelaporan kasus TB juga mengandalkan peran fasilitas layanan kesehatan swasta yang menyumbang 25 persen laporan per tahun. (HW/ree)
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Tak Indahkan Teguran, Satpol PP Bongkar Paksa Lapak Pedagang Durian
Sulawesi
- 22/06/2022 - 12:20
Tidak mau menertibkan sendiri lapak dagangan duriannya, Satpol PP terpaksa bongkar paksa lapak pedagang durian di Jalan Alteri Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Rabu (22/06/2022).
Seorang Jamaah Haji yang Kena Serangan Jantung, Kini Kondisinya Membaik
Nasional
- 22/06/2022 - 12:13
Seorang jamaah haji embarkasi JKG 11, Siti Zahro (62) yang sempat koma dan dirawat di RS Al Madinah, kini berangsur-angsur membaik.
Pernah Terinfeksi Omicron, Lebih Rentan Terinfeksi Subvarian BA.4 dan BA.5
Kesehatan
- 22/06/2022 - 12:12
Subvarian Omicron baru yakni BA.4 dan BA.5 disebutkan virus yang dapat lebih mudah menular dan memicu infeksi kembali pada penyintas COVID-19 varian Omicron.
Pedagang Hewan Qurban di Sampit Rugi Puluhan Juta Rupiah Akibat PMK
Lainnya
- 22/06/2022 - 12:08
Sejumlah pedagang hewan qurban di Sampit, yang selama ini biasa menjual jenis sapi Madura mengaku kehilangan pemasukan hingga puluhan juta rupiah, akibat adanya larangan masuknya sapi Madura dari pulau Jawa, akibat wabah PMK di sana.
Megawati Singgung Kader PDIP Jangan Mejeng dan Main 2 Kaki, Ini Kata Puan Maharani
Nasional
- 22/06/2022 - 11:54
Puan Maharani menyebut, pernyataan Megawati tentang kader mejeng dan mempunyai dua kaki tak menyasar ke individu, tetapi ditujukan bagi semua kader partainya
Wabah PMK Meluas, Peternak Sapi Perah di Pudak Ponorogo Desak Keringanan Angsuran Bank
Jatim
- 22/06/2022 - 11:54
Kendati ada tawaran keringanan angsuran dari Perbankan, namun peternak sapi terdampak PMK tetap harus mengangsur bunga pinjaman ke Bank setiap bulannya.
0 Komentar