Perhatikan! Ini Tips Pilih Hewan Kurban Bebas dari PMK - beritasatu

 

Perhatikan! Ini Tips Pilih Hewan Kurban Bebas dari PMK

Jumat, 1 Juli 2022 | 16:13 WIB
Oleh: YUD

Pedagang memberikan jamu dan vitamin ke sapi kurban yang dijual di lapak hewan kurban Restu Slamet, Petukangan, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2022. Pemberian jamu dan vitamin ke hewan kurban bertujuan untuk menambah imun serta meminimalisir pencegahan dan penularan penyakit mulut dan kuku (pmk) jelang Idul Adha 1443 H.
Pedagang memberikan jamu dan vitamin ke sapi kurban yang dijual di lapak hewan kurban Restu Slamet, Petukangan, Jakarta, Selasa, 28 Juni 2022. Pemberian jamu dan vitamin ke hewan kurban bertujuan untuk menambah imun serta meminimalisir pencegahan dan penularan penyakit mulut dan kuku (pmk) jelang Idul Adha 1443 H. (Foto: BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal)

Jakarta, Beritasatu.com - Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih hewan kurban agar mendapatkan hewan yang bebas dari PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku. Seperti dipaparkan oleh Dokter Hewan dan Ahli Kesehatan Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), drh. Denny Widaya Lukman ada tips pemilihan, penyembelihan hingga pengolahan daging hewan kurban bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Pertama ketahui ciri hewan dengan PMK. PMK yang cenderung menjangkiti hewan ternak, seperti sapi, kambing, kerbau hingga domba, menimbulkan beberapa gejala seperti sariawan pada mulut, bibir, lidah dan dinding bagian dalam pipi, air liur yang berlebihan serta luka atau lepuh di atas dan celah di antara dua kuku," kata drh. Denny melalui keterangan, Jumat (1/7/2022).

Selain itu, kuku hewan yang terluka juga dapat terlepas apabila tidak diobati segera.

BACA JUGA

Kedua, pisahkan sapi dan domba karena domba cenderung tidak menunjukkan gejala jika tertular PMK.

"Panitia kurban hendaknya memotong semua hewan sehat terlebih dulu," kata Denny.

Hewan kurban dengan Penyakit Mulut dan Kuku yang bergejala ringan boleh dipotong dengan tetap memperhatikan kebersihan.

Limbah kotoran hewan yang sakit dibuang dengan ditanam di tanah atau dipisahkan pada tempat tertentu, lalu laporkan pada dinas penyelenggara peternakan dan kesehatan hewan agar segera memindahkannya.

Setelah itu distribusikan segera daging kurban.

"Usahakan daging kurban diterima masyarakat yang membutuhkan, maksimal 5 jam setelah pemotongan," katanya.

Hal ini untuk menghindari perubahan kimiawi pada daging dan berkembangnya bakteri.

BACA JUGA

"Daging juga dapat diolah menjadi kornet karena dari aspek keamanan pangan, pemanasan dalam proses produksi kornet dapat menginaktivasi virus," kata Denny.

Masyarakat tidak perlu khawatir karena Penyakit Mulut dan Kuku tidak menulari manusia.

"Terkait pengolahan daging kurban, sebaiknya dimasak hingga matang agar mematikan bakteri/virus atau disimpan dalam freezer untuk mempertahankan kesegaran daging," kata Denny.

Meski daging dibekukan, nutrisi daging akan tetap terjaga dan daging tidak mengalami perubahan kimiawi secara alami.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: ANTARA

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya