Maskapai Timur Tengah Siap Masuk ke Garuda Lewat Private Placement US$ 400 Juta
Kamis, 2 Februari 2023 | 10:28 WIB
Oleh: Muawwan Daelami / WBP

Jakarta, Beritasatu.com– Maskapai asal Timur Tengah akan berpartisipasi dalam private placement PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) senilai US$ 300-400 juta. BUMN penerbangan ini akan menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu pada semester I tahun 2023.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menegaskan, beberapa pemain industri penerbangan asal Timur Tengah sudah berdiskusi dengan Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas Garuda. Namun, dia belum bisa menyebutkan berapa saham Garuda yang bakal dicaplok investor asing tersebut. "Saya mau nunggu sampai laporan keuangan kuartal IV 2022 Garuda keluar pada Maret 2022. Tujuannya agar mereka yakin Garuda sudah sehat pada kuartal I 2023," kata Kartika saat ditemui di Hotel Faurmount, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Dia menyatakan, ketertarikan pemain maskapai asal Timur Tengah itu tidak lepas dari kabar absennya salah satu pemegang saham besar Garuda Indonesia, PT Trans Airways, anak usaha CT Corp milik Chairul Tanjung. Sebelumnya, Trans Airways juga tidak mengeksekusi haknya dalam penawaran umum terbatas saham atau rights issue Garuda Desember tahun lalu.
Sebelumnya, Garuda menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 3,8 triliun tahun 2023. Sumber pendanannya dari rights issue yang digelar Desember 2022.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menegaskan, dana hasil rights issue mencapai Rp 7,79 triliun dan setelah dikurangi biaya penawaran umum menjadi Rp 7,77 triliun. Dari jumlah itu, sebesar Rp 4,5 triliun digunakan untuk belanja modal dan Rp 3,29 triliun untuk operational expenditure (opex).
Dia memerinci, alokasi capex terdiri atas maintenance & restoration Rp 3,6 triliun dan pemenuhan maintenance reserve Rp 900 miliar. Adapun opex dialokasikan untuk bahan bakar Rp 1,73 triliun, biaya sewa pesawat Rp 900 miliar, biaya restrukturisasi perseroan Rp 370 miliar, dan modal kerja lainnya Rp 298,47 miliar.
Garuda telah melalui sejumlah tahapan fundamental proses restrukturisasi Garuda, di antaranya melalui rights issue sebanyak 39,7 miliar saham baru atau senilai Rp 7,79 triliun, termasuk realisasi penanaman modal negara (PMN) Rp 7,5 triliun serta partisipasi pemegang saham lainnya.
Kemudian, Garuda menggelar private placement sebanyak 25.806.070.908 atau senilai Rp 5,05 triliun dalam rangka konversi utang. Dengan serangkaian pendistribusian saham baru tersebut, kepemilikan saham Garuda saat ini terdiri atas pemerintah sebesar 64,54%, Trans Airways sebesar 7,99%, saham publik sebesar 4,83%, serta saham kreditur sebesar 22,63%.
Melengkapi penyelesaian tahapan penerbitan saham baru tersebut, Garuda telah menerbitkan sukuk baru sebagai bagian dari tindak lanjut restrukturisasi Garuda atas global sukuk senilai US$ 500 juta yang telah direstrukturisasi menjadi sukuk baru dengan nilai pokok sebesar US$ 78.019.580 dengan tenor jatuh tempo sembilan tahun sejak diterbitkan.
Ini membuat suspensi saham GIAA resmi dicabut oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (3/1/2023), terhitung sejak sesi I perdagangan efek. Pembukaan suspensi saham GIAA tersebut mengacu pada pengumuman BEI nomor PENG-UPT-0001/BEI.PP2/01-2023.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily
[Category Opsiin, Media Informasi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar