HPP Gabah Petani Idealnya Naik Jadi Rp 5.000 Per Kg - Beritasatu

 

HPP Gabah Petani Idealnya Naik Jadi Rp 5.000 Per Kg

Senin, 13 Maret 2023 | 06:52 WIB
Oleh: Tri Listiyarini / WBP


Lumbung padi di Kasepuhan Ciptagelar tempat menyimpan gabah hasil panen.
Lumbung padi di Kasepuhan Ciptagelar tempat menyimpan gabah hasil panen. (Foto: Beritasatu Photo/Herman)

Jakarta, Beritasatu.com – Badan Pangan Nasional atau Bapanas (National Food Agency/NFA) masih menghitung besaran final harga pembelian pemerintah (HPP) untuk komoditas gabah di tingkat petani. Namun Bapanas menyatakan bahwa angka ideal HPP gabah dengan mempertimbangkan situasi terkini sebesar Rp 5.000 per kilogram (kg), atau naik 19,05% dari harga yang berlaku saat ini Rp 4.200 per kg. Bapanas akan mengumumkan HPP gabah yang baru sesegera mungkin karena saat ini telah memasuki panen raya.

Advertisement

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerjanya ke Kebumen,
Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023), memang telah meminta Bapanas untuk menghitung ulang HPP gabah dan beras yang berlaku saat ini. Bapanas sendiri sebenarnya sudah cukup lama menghitung penyesuaian HPP gabah dan beras. “Betul kita sudah
dan sedang kalkulasi agar diperoleh harga wajar. Presiden menyampaikan, harganya harus wajar di petani, wajar di penggilingan, dan wajar di masyarakat. Kalau angka yang paling ideal menurut kita (Bapanas) itu sekitar Rp 5.000 per kg (HPP gabah),” kata Arief di kanal media sosial Bapanas, dikutip Investor Daily belum lama ini.

Arief menuturkan, terdapat beberapa komponen dalam total biaya (cost structure) produksi gabah atau beras dan yang paling besar porsinya adalah sewa lahan yang tiap daerah besarannya tidak sama. Sewa lahan di Karawang misalnya, besarannya
berbeda dengan di Sumbawa, Sumatra, atau Jawa Timur. “Rata-rata petani di daerah punya lahan dan kalau sewa harganya berbeda tapi porsinya paling besar. Jadi, komponen-komponen ini harus kita cari titik keseimbangannya. Tidak bisa masyarakat maunya (harga gabah) murah, karena biaya produksi juga naik, mulai pupuk, benih, juga sewa lahan bagi petani yang menyewa. Jadi, komponen-komponen itu harus dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam cost structure,” papar dia.

Menurut Arief, organisasi/asosiasi petani telah menyampaikan juga per hitungan HPP gabah, di antaranya Rp 5.200 per kg, Rp 5.400 per kg, dan Rp 5.700 per kg, tergantung pengeluaran dari komponen pupuk, benih, atau sewa lahan. “Kalau komponen-komponen itu dikeluarkan, misal tidakada sewa lahan,” ujar Arief.

Advertisement

Merujuk Permendag No 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras, HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan Rp 4.200 per kg, GKP di tingkat penggilingan Rp 4.250 per kg, gabah kering giling (GKG) di tingkat penggilingan Rp 5.250 per kg, dan beras medium di gudang Bulog Rp 8.300 per kg.

Dengan HPP gabah, tepatnya GKP, di petani disesuaikan, misalnya menjadi Rp 5.000 per kg, maka otomasti GKP di penggilingan, GKG di penggilingan, dan beras medium di gudang Bulog juga akan mengikuti. Konsekuensinya, harga eceran tertinggi (HET) di tingkat konsumen juga harus disesuaikan. “Betul, konsekuensinya harus ada adjusment HET,” tutur dia.

Sementara Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan, rerata harga beras medium pada 6 Maret 2023 masih cukup tinggi sebesar Rp 11.882 per kg. Karena itu, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) terus dilanjutkan. “Secara umum, pada awal 2023 ini, harga pangan menunjukkan stabil, baik di tingkat hulu maupun hilir, kecuali harga gabah kering padi (GKP), GKG, dan beras medium di tingkat produsen yang masih meningkat sejak Juli 2022, serta beras medium dan premium di tingkat konsumen yang masing-masing masih Rp 11.882 per kg dan Rp 13.566 per kg,” kata Sarwo.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

TAG: 

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya