Jakarta, Beritasatu.com - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan akan mengawasi kepatuhan pajak dari peserta arisan sebesar Rp 2,5 miliar di Makassar dalam video yang viral belakangan ini. Langkah tersebut dilakukan setelah video ini beredar di tengah masyarakat.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Dwi Astuti mengatakan, perlu dilihat kembali antara memantau kepatuhan dan perlakuan pajak atas arisan. Sebab dari kegiatan arian sendirinya tidak berdampak pada peningkatan kemampuan ekonomi sehingga tidak termasuk dalam objek Pajak Penghasilan (Pph).

"Jadi dari Rp 2,5 miliar yang diterima ada tambahan kemampuan ekonomis? Enggak ada kan. Tetap saja kan yang dapat duluan, ya hoki aja duluan. Pada akhirnya sampai 25 kali, harus mengeluarkan Rp 2,5 miliar sama seperti menabung tanpa bunga. Jadi intinya kalau dari sisi itu arisan itu sebenarnya bukan objek pajak penghasilan,” ucap Dwi saat ditemui di Kantor Pusat DJP, Selasa (23/5/2023).

Menurut Dwi, DJP akan tetap memantau profil kepatuhan pajak dari peserta yang termasuk dalam arisan sebesar Rp 2,5 milar ini. Dalam hal ini DJP akan melihat semua data yang ada baik dari sisi pekerjaan sama dengan penghasilan hingga kepatuhan pembayaran pajak.

“Kalau kepatuhannya sudah baik ya sudah, dan sesuai profile penghasilan pengusaha dan uangnya Rp 100 juta mungkin bukan jumlah yang besar ya enggak masalah. Tetapi misalnya memang tidak sesuai dengan profilnya tentunya akan kami tindak lanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tutur Dwi.

Dalam video yang beredar terlihat acara arisan dengan jumlah uang terkumpul mencapai Rp 2,5 miliar diunggah akun-akun media sosial hingga viral. Dalam video itu, tampak tumpukan uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 dengan nilai arisan Rp 100 juta per bulan.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini