Kata Pilot Inggris ke Penerbang TNI AU: Kalian Menerbangkan Peti Mati - Merdeka - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kata Pilot Inggris ke Penerbang TNI AU: Kalian Menerbangkan Peti Mati - Merdeka

Share This

 

Kata Pilot Inggris ke Penerbang TNI AU: Kalian Menerbangkan Peti Mati

Cureng TNI AU. ©2023 TNI AU
Reporter : Ramadhian Fadillah

Merdeka.com - “Telah tiba di Jogjakarta penerbang-penerbang pemoeda kita dari Malang. Di sini perloe mengadakan pertemoean dengan penerbang-penerbang kita di Jogja, Saoedara Hadisoetjipto dan Tarsono Roedjioto untuk membitjarakan soal penerbangan di tanah Djawa yang akan dioesahakan oleh pemoeda-pemoeda.”

Demikian potongan pemberitaan di Surat Kabar Kedaulatan Rakyat tanggal 9 November 1945. Sejarah baru telah ditorehkan. Sekolah Penerbangan (Sekbang) pertama dibuka. Dulu TNI AU masih bernama Tentara Keamanan Rakyat Djawatan Penerbangan.

Tanggal 15 November pendidikan sudah dimulai. Dari 31 siswa, Ada 11 orang yang sudah punya pengalaman terbang. Sisanya belum pernah merasakan terbang sama sekali.

Sebelum perang dunia II meletus, Belanda memang pernah melatih sejumlah pemuda pribumi untuk dijadikan navigator atau teknisi udara. Sedikit sekali yang dididik sebagai pilot.

Merekalah yang kemudian menjadi perintis penerbangan Indonesia setelah kemerdekaan.

Pesawat yang digunakan adalah pesawat latih Cureng buatan tahun 1933, bekas tentara Jepang. Pesawat yang sebenarnya sudah tergolong tua dan ketinggalan zaman. Namun tidak mengurangi semangat para pemuda Indonesia untuk dididik menjadi pilot Angkatan Udara. Demikian ditulis dalam buku Pengabdian TNI Angkatan Udara 1946-2003.

Keberanian dan kenekatan mereka sempat dipuji oleh para penerbang Inggris yang tengah berkunjung ke Pangkalan Udara Maguwo.

"Kalian menerbangkan peti mati," kata para pilot tersebut.

Ucapan itu tidak menyurutkan semangat mereka. Dengan pesawat tua itu, para siswa penerbang berhasil berkeliling Pulau Jawa tanpa mencatat satu kali pun kecelakaan.

Para siswa sekolah pimpinan Komodor Adisutjipto ini pula yang melakukan misi pengeboman untuk pertama kali. Kadet Suharnoko Harbani, Soetardjo Sigit dan Moeljono mengebom tangsi-tangsi Belanda di Salatiga, Ambarawa dan Semarang pada 29 Juli 1947.

Hingga kini, tanggal 15 November selalu diperingati sebagai Hari Jadi Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau).

2 dari 2 halaman

Tentara Inggris Sampai Geleng-Geleng

Cureng TNI AU. ©2023 TNI AU

Pesawat yang digunakan adalah pesawat latih Cureng buatan tahun 1933, bekas tentara Jepang. Pesawat yang sebenarnya sudah tergolong tua dan ketinggalan zaman. Namun tidak mengurangi semangat para pemuda Indonesia untuk dididik menjadi pilot Angkatan Udara. Demikian ditulis dalam buku Pengabdian TNI Angkatan Udara 1946-2003.

Keberanian dan kenekatan mereka sempat dipuji oleh para penerbang Inggris yang tengah berkunjung ke Pangkalan Udara Maguwo.

"Kalian menerbangkan peti mati," kata para pilot tersebut.

Ucapan itu tidak menyurutkan semangat mereka. Dengan pesawat tua itu, para siswa penerbang berhasil berkeliling Pulau Jawa tanpa mencatat satu kali pun kecelakaan.

Para siswa sekolah pimpinan Komodor Adisutjipto ini pula yang melakukan misi pengeboman untuk pertama kali. Kadet Suharnoko Harbani, Soetardjo Sigit dan Moeljono mengebom tangsi-tangsi Belanda di Salatiga, Ambarawa dan Semarang pada 29 Juli 1947.

Hingga kini, tanggal 15 November selalu diperingati sebagai Hari Jadi Komando Pendidikan TNI AU (Kodikau).

(mdk/ian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages