Pilihan

#NewsFlash: Prediksi Euro: Spanyol vs Jerman 5 Juli 2024 - Bola.net - Google Berita

Di Bantul, Banyak Penderita TBC Belum Ditemukan - Harian Jogja

 

Di Bantul, Banyak Penderita TBC Belum Ditemukan

Ujang Hasanudin
30 Mei 2023 - 21:37 WIB
Sosialisasi, edukasi, sekaligus skrining kasus tuberkulosis (TBC) di Pondok Pesantren Nurul Iman, Dusun Sudimoro, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Selasa (30/5/2023). - Harian Jogja - Ujang Hasanudin
Sosialisasi, edukasi, sekaligus skrining kasus tuberkulosis (TBC) di Pondok Pesantren Nurul Iman, Dusun Sudimoro, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Selasa (30/5/2023). - Harian Jogja - Ujang Hasanudin

Harianjogja.com, BANTUL—Puskesmas Sewon I bersama dengan SSR Sinergi Sehat Indonesia Bantul melakukan sosialisasi, edukasi, sekaligus skrining kasus tuberkulosis (TBC) di Pondok Pesantren Nurul Iman, Dusun Sudimoro, Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Selasa (30/5/2023).

Dokter Fungsional Puskesmas Sewon I, Endang Fitriyani mengatakan target penemuan kasus TBC tahun ini sekitar 503 suspek atau orang yang dicurigai menderita TBC. Dari target tersebut, pukesmas baru menemukan lima kasus TBC positif. “Tahun ini sampai Mei kami baru menemukan lima pasien TBC yang saat ini rutin berobat di Puskesmas Sewon I,” katanya.

Puskesmas Sewon I mengampu dua kalurahan, yakni Kalurahan Timbulharjo dan Pendowoharjo. Endang mengatakan ada 17 warga di dua kalurahan tersebut yang saat ini tercatat menderita TBC dan rutin berobat di rumah sakit dan puskesmas. Sementara tahun lalu ada 81 orang.

Jumlah tersebut ditemukan berdasarkan skrining ketika ada orang berobat dan mengeluh batuk lebih dari satu pekan. Setelah ada suspek ditemukan, skrining dilakukan minimal terhadap 10 orang yang berhubungan erat dengan pasien TBC.

Endang menduga masih ada banyak penderita TBC yang belum diketahui karena tidak memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit. Ada sejumlah faktor kenapa pasien TBC sulit ditemukan. “Masyarakat masih takut memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, takut mendapat stigma negatif dari masyarakat, dan takut dijauhi masyarakat. Ada juga karena takut harus minum obat dengan jangka waktu lama,” ujarnya.

Kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi petugas kesehatan maupun komunitas yang peduli terhadap kasus TBC. Sebab, TBC merupakan penyakit menular yang berbahaya apabila tidak segera diobati. Apalagi jika penderita tersebut tinggal bersama orang-orang yang rawan tertular seperti lansia, anak, dan orang yang mengidap penyakit kencing manis atau diabetes.

Ia menyebut pesantren menjadi salah satu lokasi yang juga rawan penularan TBC. “Karena pesantren merupakan permukiman padat, santrinya berasal dari banyak daerah tinggal jadi satu, bisa jadi daerah asal tempat banyak TBC,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek