Heran Panji Gumilang Punya 256 Rekening, Susno Duadji Desak Telusuri Aliran Dana Ponpes Al Zaytun - Tribun Wow
Heran Panji Gumilang Punya 256 Rekening, Susno Duadji Desak Telusuri Aliran Dana Ponpes Al Zaytun - Tribun Wow
Editor: Jayanti Tri Utam
TRIBUNWOW.COM - Eks Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji menyoroti ratusan rekening yang dimiliki Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.
Dilansir TribunWow.com, dari bukti rekening tersebut pihak berwajib dapat melacak pendapatan dan pengeluaran terkait Ponpes kontroversial tersebut.
Susno Duadji juga menilai janggal adanya rekening pribadi sebanyak 256 atas nama Panji Gumilang dan 30 rekening atas nama Ponpes Al Zaytun.
"Alat bukti yang bisa digunakan banyak, tadi kan sudah ada 256 rekening," sebut Susno Duadji dikutip kanal YouTube METRO TV, Sabtu (1/7/2023).
Berbekal rekening tersebut, pihak kepoisian seharusnya bisa dengan mudah mencatat transaksi keluar-masuk untuk menemukan kejanggalan.
"Dari situ bisa ditelusuri, follow up the money, ke mana alirannya dan dari mana asalnya, dan terkait untuk apa. itu gampang sekali gitu untuk menyelidikinya."
Susno Duadji mengakui kepemilikan rekening begitu banyak atas nama pribadi sangat tidak lazim.
Bahkan, perusahaan, orang terkaya di Indonesia hingga para pegawai pemerintahan pun tak memiliki rekening dengan jumlah fantastis.
"Ya jelas selaku mantan penyidik, saya katakan sesuai dengan pendapat Pak Yunus Husein mantan ketua PPATK, itu adalah unusual," kata Susno Duadji.
"Tidak lazim orang punya rekening sebanyak itu.Company-company yang besar saja di Republik ini baik swasta ataupun BUMN, tidak mempunyai rekening sebanyak itu."
"Termasuk juga konglomerat yang kaya raya di negeri ini juga tidak sebanyak itu sampai ratusan rekening pribadi dan juga rekening perusahaan juga tidak sebanyak yang disebutkan, itu itu sudah tidak wajar," tandasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 02.57:
Panji Gumilang Diduga Sasar Artis untuk Galang Dana
Demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah, Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di bawah pimpinan Panji Gumilang rela menghalalkan segala cara.
Dilansir TribunWow.com dalam rangka menghimpun dana, Al Zaytun menetapkan istilah untuk para donaturnya.
Istilah para donatur tersebut terbagi menjadi dua yaitu desa maju dan desa tertinggal.
Untuk Desa maju menyasar orang-orang yang tinggal di daerah Jakarta Selatan.
Orang-orang tersebut datang dari kalangan mahasiswa hingga para artis.
Informasi tersebut diketahui dari mantan pengurus Ponpes Al Zaytun sekaligus Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center yaitu Ken Setiawan.
"Kalau desa maju itu wilayah Jakarta terutama Jakarta Selatan yang dihuni oleh banyak kalangan mahasiswa, dulu ada kalangan artis juga banyak ke situ," ujar Ken Setiawan dikutip dari kanal YouTube tvOneNews pada Senin, 26 Juni 2023.
Sedangkan, untuk desa tertinggal orang-orang yang tinggal di Jakarta Timur, Bekasi dan Cikarang.
Orang-orang tersebut hadir dari kalangan pembantu rumah tangga, karyawan, kuli bangunan hingga perantau.
"Kalau desa tertinggal itu pinggiran-pinggiran Jakarta, Jakarta Timur, Bekasi, Cikarang yang dihuni oleh kayak pembantu rumah tangga, karyawan kuli bangunan yang kebanyakan adalah kalangan perantau," ujar Ken.
Skema untuk mendapatkan infak adalah dengan menyodorkan proposal dan surat tugas.
Panji Gumilang sengaja mendirikan yayasan yatim piatu untuk perantara dalam menggalang dana.
Hasil dari infak tersebut pun cukup fantastis.
Al Zaytun bisa mengantongi miliaran rupiah dalam satu bulan.
"Bahkan di Jakarta Selatan dulu infaknya sampai miliaran rupiah, karena satu bulan saja mereka mendirikan yayasan-yayasan yatim piatu satu bulan dari yayasan itu bisa sampai Rp 10 miliar hanya modal proposal, mereka surat tugas mereka masuk ke perusahaan-perusahaan bahkan ke Pemerintahan ini bisa menghasilkan puluhan miliyar per bulan," tutur Ken.
Menurut Ken, Al Zaytun sengaja memanfaatkan kebaikan dan kedermawanan orang-orang Indonesia.
Al Zaytun memilih menggunakan trik halus dibandingkan dengan cara kriminal.
"Karena mereka tahu orang Indonesia baik-baik, orang Indonesia dermawan-dermawan kalau kita infak enggak mikirin mau ke mana yang penting udah bagus ini (infak), nah ini dimanfaatkan oleh mereka daripada kriminal mendingan menggunakan metode ini," tutur Ken. (TribunWow.com/Via/Dian Shinta)
Komentar
Posting Komentar