Biaya Pengobatan Korban Kabel Fiber Optik Sultan Rif'at Capai Rp 1,5 Miliar By BeritaSatu.

 

Biaya Pengobatan Korban Kabel Fiber Optik Sultan Rif'at Capai Rp 1,5 Miliar

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 24, 2023
Sultan Rif’at Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya yang menjadi korban terjerat kabel optik milik Bali Towerindo.
Sultan Rif’at Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya yang menjadi korban terjerat kabel optik milik Bali Towerindo.

Jakarta, Beritasatu.com - Kuasa hukum Sultan Rif'at Alfatih, Tegar Putuhena, mengatakan bahwa keluarga kliennya sejauh ini telah mengeluarkan uang mencapai Rp 1,5 miliar untuk biaya pengobatan Sultan.

"Dari pihak keluarga sendiri sudah mengeluarkan biaya untuk pengobatan Sultan ini hampir Rp 1 miliar sekian, Rp 1,5 miliar bahkan ya. Selama proses 8 bulan ini," ujar Tegar di RS Polri, Jumat (4/8/2023).

Pihak keluarga sebetulnya menggunakan BPJS Kesehatan untuk pengobatan Sultan. Hanya, ada sejumlah pengobatan yang tak tercover BPJS di rumah sakit.

Sultan sendiri mengalami cedera serius akibat terkena kabel fiber optik yang menjuntai. Hingga saat ini, dia belum bisa berbicara dan masih menggunakan alat bantu pernapasan karena tulang tenggorokannya putus. Dia juga masih makan dan minum menggunakan cairan yang dimasukkan ke hidung melalui selang.

Sementara itu, PT Bali Towerindo atau Bali Tower, pihak pemilik kabel fiber optik yang menjerat Sultan sebetulnya telah memberi tawaran bantuan sebesar Rp 2 miliar untuk pengobatan.

Akan tetapi, tawaran tersebut telah ditolak oleh keluarga Sultan. Sebab, sikap Bali Tower tak manusiawi.

Adapun Bali Tower juga telah buka suara soal kecelakaan Sultan. Sebelumnya, kuasa hukum Maqdir Ismail menegaskan peristiwa yang dialami Sultan bukan karena kelalaian pihaknya, melainkan kecelakaan tunggal.

Terkait hal itu, kubu Sultan mengatakan bahwa Bali Tower hanya mencari pembenaran.

"Yang dilakukan oleh Bali Tower melalui pernyataan-pernyataan media menurut saya adalah pembenaran-pembenaran, seperti judul lagu mencari alasan-alasan," ucap Tegar.

Sementara itu, Fatih yang merupakan ayah Sultan berharap Bali Tower bersikap fair. Menurutnya, pertanggungjawaban bukan persoalan uang semata. Bali Tower disebut juga harus melihat efek jangka panjang yang akan dialami Sultan.

"Faktanya adalah sampai saat ini anak saya belum bisa makan, belum bisa minum, belum bisa berbicara dan seterusnya. Nah ini fakta. Baru kemudian mau diapakan anak ini," ungkap Fatih.

Saat ini, pengobatan Sultan berlangsung di RS Polri. Sebelumnya mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut dirawat RS Fatmawati dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Baca Juga

Komentar