BRICS Siapkan Mata Uang Pengganti Dolar AS, Ekonom: Ide Konyol! - inews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

BRICS Siapkan Mata Uang Pengganti Dolar AS, Ekonom: Ide Konyol! - inews

Share This

 BRICS Siapkan Mata Uang Pengganti Dolar AS, Ekonom: Ide Konyol!

JAKARTA, iNews.id - Dalam upaya melengserkan Dolar AS sebagai mata uang cadangan terbesar di dunia, negara-negara penggagas BRICS, Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan telah membahas gagasan tentang mata uang selama bertahun-tahun. 

Belum lama ini, ekonom veteran yang menciptakan istilah BRIC (awalnya tidak termasuk Afrika Selatan) ketika dia bekerja di Goldman Sachs pada 2001, Jim O'Neill mengecam rencana tersebut.

Mengutip Fortune, negara-negara BRICS akan bertemu pada KTT tahunan ke-15 minggu depan. Namun O'Neill, yang saat ini menjadi penasihat senior di think tank Chatham House, berpendapat bahwa kelompok negara tersebut tidak pernah mencapai apa pun sejak pertemuan pertama kali mereka pada tahun 2009 di tengah pertikaian yang konsisten.

"Ini ide konyol. Mereka akan membuat bank sentral BRICS? Bagaimana Anda melakukannya? Ini hampir memalukan," ucap O'Neill dikutip, Sabtu (19/8/2023).

Adapun, dorongan untuk de-dolarisasi di antara negara-negara BRICS telah memanas sejak perang di Ukraina dimulai, imbas sanksi Barat yang melumpuhkan Rusia dimungkinkan oleh dominasi dolar. 

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mendesak BRICS untuk mengembangkan alternatif yang serius terhadap dolar menggunakan bobot gabungan ekonomi mereka.

“Mengapa kita tidak bisa berdagang berdasarkan mata uang kita sendiri? Siapa yang memutuskan bahwa dolar adalah mata uang setelah hilangnya standar emas?" ujar Lula dalam perjalanan kenegaraan ke China pada bulan April seperti dilaporkan Financial Times.

​​Terlepas dari pembahasan de-dolarisasi yang tengah berlangsung, hampir 60 persen cadangan mata uang global disimpan dalam dolar AS per 2022, dan 88 persen transaksi internasional menggunakan dolar, menurut data IMF. Wall Street tampaknya juga tidak mengkhawatirkan pesaing serius bagi greenback.

Co-chief Investment Officer Certuity, Dylan Kremer menyebut, pengembangan mata uang umum BRICS hanyalah jalur pembicaraan, merujuk pada poin pembicaraan yang dibawa oleh tenaga penjualan ke pertemuan klien. Menurutnya, negara-negara BRICS ketika digabungkan tidak memiliki stabilitas politik untuk membuat investor percaya diri dengan mata uang gabungan.

“Tidak ada ancaman langsung terhadap dolar selama 10 tahun ke depan. Setiap ancaman terhadap dolar atau pesaing terhadap dolar akan menjadi efek bola salju yang bergerak lebih lambat,” ucap Kremer kepada Fortune

Bagi O'Neill, hubungan tidak sehat antara China dan India adalah salah satu alasan utama mata uang bersama BRICS sangat tidak mungkin. Menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan yang bagus untuk Barat bahwa China dan India tidak pernah menyetujui apa pun. Pasalnya, jika keduanya sepakat, dominasi dolar akan jauh lebih rentan. 

“Saya sering mengatakan kepada para pembuat kebijakan China, lupakan pertempuran sejarah Anda yang tiada akhir dan cobalah mengundang India untuk berbagi kepemimpinan dalam beberapa masalah besar, karena dunia mungkin akan menganggap Anda sedikit lebih serius," tuturnya.

Ketegangan atas kesepakatan perdagangan dan perbatasan antara China dan India telah terbawa ke pertemuan BRICS, dimana India menolak langkah China untuk memperluas keanggotaan kelompok itu pada musim panas ini.

Kepala Ekonom IC Intelligence, O'Neill menyebut, menciptakan mata uang bersama yang mencakup China dan India akan sangat menantang. Hal ini merujuk pada sengketa perbatasan yang sedang berlangsung antara dua negara itu.

“China dan India bahkan tidak bisa benar-benar menyepakati hal-hal mendasar seperti perbatasan yang damai. Maksud saya, bagaimana orang bisa benar-benar percaya bahwa orang-orang ini akan memperkenalkan mata uang bersama?” katanya.

Editor : Aditya Pratama

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages