Kebijakan BI Checking Syarat Melamar Kerja, Banyak Masyarakat Keberatan By BeritaSatu

 

Kebijakan BI Checking Syarat Melamar Kerja, Banyak Masyarakat Keberatan

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
August 7, 2023
Logo OJK
Logo OJK

Jakarta, Beritasatu.com - Banyak masyarakat mengaku, tak setuju dengan penetapan BI Checking atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebagai salah satu syarat untuk melamar kerja. Adanya persyaratan tersebut dinilai, bisa mempersulit pelamar untuk lolos.

Dilansir dari laman Sikapiuangmu OJK, BI Checking adalah pengecekan riwayat kredit di Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia yang dilakukan oleh debitur.

BI Checking merupakan riwayat yang mencatat tingkat kelancaran pembayaran kredit (kolektibilitas) dan pinjaman keuangan. Istilah BI Checking sebenarnya telah berganti menjadi SLIK, menyusul fungsi pengawasan perbankan yang beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Azizah, seorang perantau asal Kabupaten Kuningan, merupakan salah satu warga tak setuju apabila BI Checking dijadikan persyaratan kerja.

"Saya kurang setuju ya, karena hal-hal utang-piutang itu kan tidak ada sangkut pautnya sama pekerjaannya. Itu pribadi kita sendiri," kata Azizah kepada Beritasatu.com, Senin (28/8/2023).

Menurutnya, BI Checking sebagai syarat untuk melamar kerja justru mempersulit orang yang hendak mencari kerja.

“Ada orang yang mau kerja itu, untuk bayar utang-utangnya. Dengan adanya itu (BI Checking) kan malah membuat si orang yang berutang itu susah dalam mencari pekerjaan. Jadi menurut saya, kalau BI checking dipakai untuk persyaratan pekerjaan, kayaknya kurang tepat," tambah Azizah.

Hal senada juga disampaikan Aini, warga asal Bekasi. Dia mengatakan, seharusnya perusahaan fokus dengan skill atau kemampuan pekerja dalam perekrutan.

"Kurang setuju. Menurut aku, enggak ada hubungannya sama kinerja kita atau nanti pas lagi kerja. Enggak mungkin ada hubungan dengan keuangan gitu loh. Jadi yang penting kan skill kita dalam bekerja bagaimana dilihatnya,” ungkap Aini.

Menurutnya, persyaratan BI checking itu jadi mempersulit para pekerja, terutama buat melamar pekerjaan.

Sementara itu, Timothy seorang pekerja asal Bekasi melihat persyaratan BI Checking dalam melamar kerja dari dua sisi. "Kalau aku sih kayaknya, ada bagus ada enggaknya. Kalau yang enggak bagusnya, malah bikin orang-orang makin enggak ada kerjaan. Kayaknya anak-anak muda banyak yang pinjol ya. Kalau BI checking setahu saya itu termasuk untuk pinjol. Kalau menurut saya sih jangan ya, karena makin banyak pengangguran yang ada orang-orang," jelas Timothy.

Dia lebih setuju BI Checking tidak dijadikan syarat untuk melamar kerja.

"Kalau bagusnya sih, jadi lebih menjamin ke perusahaan untuk kredibilitas di kantornya. Jadi aku pikir ada bagusnya ada nggaknya. Namun, kalau disuruh memilih, Aku milih enggak," tandasnya.

Sebelumnya, sebuah kabar menjadi viral bahwa banyak pelamar kerja yang baru lulus kuliah (fresh graduate) tidak lolos karena skor BI Checking buruk tersebar di media sosial X, atau dahulunya Twitter. Skor BI Checking buruk dalam cuitan itu mencatatkan status kolektibilitas (kol) lima.

"Gilaaa, 5 orang freshgrad daftar di kantor tmptku kerja, kelimanya enggak ada yang lolos karena BI Checking Kol 5, uwaww," tulis akun @kawtuz, Senin (21/8/2023)

Cuitan tersebut kemudian dibanjiri respons dari warganet. Hingga berita ini terbit, unggahan itu sudah dilihat sebanyak 2,6 juta akun dan ditanggapi ribuan akun.

Sontak, unggahan tersebut juga membuat sejumlah orang mengecek skor SLIK masing-masing.

Baca Juga

Komentar