Korban Kabel Fiber Optik Sultan Rif'at Malanutrisi, Butuh Perbaiki Gizi dan Volume Massa Tubuh Halaman all - Kompas

 

Korban Kabel Fiber Optik Sultan Rif'at Malanutrisi, Butuh Perbaiki Gizi dan Volume Massa Tubuh Halaman all - Kompas.com

Sultan Rif'at Alfatih (20),  korban terjerat kabel fiber optik di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, ketika dibawa polisi ke RS Polri Kramat Jati, Kamis (3/8/2023).

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim gabungan dokter spesialis bakal memprioritaskan peningkatan berat badan Sultan Rif'at Alfatih.

Sultan merupakan mahasiswa yang lehernya terjerat kabel fiber optik pada Januari 2023.

"Prioritas pertama adalah dalam meningkatkan volume berat badan, karena memang sekarang (Sultan) masih dalam status malanutrisi," ungkap Fatih selaku ayah Sultan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (3/8/2023).

Ia melanjutkan, anaknya disebut malanutrisi berdasarkan hasil timbangan terbaru sesampainya di rumah sakit.

Saat ini, berat badan Sultan hanyalah 46,5 kilogram. Sementara itu, tinggi badannya adalah 182 sentimeter.

Dikutip dari situs resmi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, berat badan ideal untuk laki-laki dengan tinggi 180-183 sentimeter adalah 68-77 kilogram.

Untuk perawatan lebih lanjut, Fatih menjelaskan bahwa ia belum mengetahui rencana yang lebih merinci dari RS Polri Kramatjati.

Namun, untuk sementara waktu, ia mengetahui bahwa perawatan belum akan, berfokus pada cedera pada tenggorokan Sultan.

"(Tindakan medis) belum sampai ke arah sana karena prioritasnya, tadi sudah bicara dengan dokter spesialis gizi, memang fokus dalam meningkatkan volume massa tubuhnya dulu," Fatih berujar.

"Baru nanti (tindakan medis) bertahap, mungkin ke yang menjadi masalahnya," imbuh dia.

Sultan dibawa ke RS Polri Kramatjati dari rumahnya di Bintaro pada Kamis pagi. Ia dijemput oleh tim Biddokes Polda Metro Jaya.

Untuk diketahui, peristiwa yang menimpa Sultan terjadi di Jalan Pangeran Antasari pada 5 Januari 2023.

Saat itu, Sultan tengah menghabiskan waktu libur semesternya dengan kembali ke kediamannya di Jakarta.

Dari rumahnya di Bintaro, Sultan bersama beberapa teman SMA-nya mengemudikan kendaraan roda dua ke arah Jalan TB Simatupang, lalu belok kiri ke Jalan Pangeran Antasari.

Setelah menyusuri Jalan Pangeran Antasari sejauh satu kilometer, tiba-tiba ada mobil SUV yang berhenti di depan motor korban. Mobil itu berhenti karena ada kabel fiber optik yang melintang di tengah jalan.

Sopir SUV yang bergerak perlahan untuk melewati kabel menjuntai diduga salah perhitungan.

Sebab, sopir diduga tak menyadari kabel tersebut menyangkut di bagian atap mobil.

"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya," ujar Fatih, ayah Sultan.

"Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," sambung dia.

Korban yang tak sadarkan diri kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk mendapat pertolongan pertama.

Akibat kecelakaan itu, Sultan kesulitan untuk berkomunikasi. Ia bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini.

Sultan juga tak bisa lagi bernapas melalui hidung dan mulut.

Ia harus menggunakan alat bantu pernapasan yang dipasang dari leher.

Sultan juga hanya bisa mengonsumsi cairan. Akibatnya, berat badannya terus menyusut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca Juga

Komentar