Respons MUI soal Ritual Keagamaan Syiah di Bandung
Warga Kota Bandung khususnya di Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, dihebohkan dengan adanya sekelompok orang yang melakukan kegiatan ritual keagamaan pada Jumat (28/7/2023) malam kemarin.
Potongan video yang menunjukkan ritual keagamaan tersebut viral di media sosial. Banyak warga mengaku baru pertama kali melihat ada kegiatan ritual keagamaan seperti yang dilakukan oleh sekelompok orang tersebut.
Saat dikonfirmasi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menduga jika ritual tersebut dilakukan oleh sekelompok orang yang berasal dari jemaah Syiah. Namun MUI Jabar masih belum tahu pasti ritual apa yang dilakukan seperti dalam video viral tersebut.
300x250
"Iya jadi saya sendiri masih belum jelas tentang peristiwa di Gegerkalong itu. Memang Gegerkalong ada komunitas Syiah, tapi sedikit hanya satu keluarga kalau tidak salah. Tapi mereka sering mengundang komunitasnya dari luar kemudian melakukan ya kegiatan di situ," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar saat diwawancarai, Senin (31/7/2023).
Rafani pun menyayangkan terjadinya kegaduhan akibat aktivitas seperti yang terjadi di Gegerkalong itu. Dia mengungkapkan, MUI di beberapa tempat sudah mengeluarkan fatwa terkait ajaran Syiah.
"Nah jadi mungkin itu yang membuat masyarakat tidak berkenan. Sebetulnya kalau sampai terjadi kegaduhan kita menyayangkan ya, tapi itu tadi Syiah ini kan di MUI memang di Jatim tegas mengeluarkan fatwa itu sesat, kemudian MUI nasional pernah mengeluarkan buku mewaspadai kesesatan Syiah gitu," ujarnya.
Meski telah ada fatwa yang menyikapi Syiah, namun eksistensi dari ajaran tersebut menurut Rafani masih ada hingga sekarang. Bahkan kata dia, Syiah memiliki badan hukum sebuah organisasi masyarakat (ormas).
"Jadi MUI sudah memberikan panduan ke masyarakat. Cuma secara kenegaraan memang ini eksistensi Syiah masih ada, kalau tidak salah mereka punya badan hukum ormas kalau tidak salah, atas dasar itu mereka melakukan aktivitas," ungkapnya.
Soal kejadian yang viral di Gegerkalong kemarin, Rafani menuturkan jika jemaah Syiah diketahui menggelar ritual bersama kelompok adat. Namun dirinya menyayangkan jika kolaborasi dua kelompok itu akhirnya menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Kemarin kami cari informasi bahwa di Kota Bandung sedang ada kegiatan apa, hari pangsi atau apa gitu ya, tapi dikaitkan dengan Asyura dan ada kelompok budaya yang ikut," jelas Rafani.
"Di Gegerkalong juga saya lihat ada kelompok adat yang sepertinya berkolaborasi dengan Syiah. Kolaborasi siapapun boleh-boleh saja tapi harus memperhatikan sensitivitas masyarakat. Sensitivitas ini bisa menimbulkan kehebohan," pungkasnya.
(bba/iqk)
300x250
Komentar
Posting Komentar