Sektor Hulu Migas Gerakkan Ekonomi UMKM hingga Rp 17,3 Triliun
Palembang, Beritasatu.com - Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Hudi D Suryodipuro menyatakan, total nilai kontrak sektor hulu migas pada tahun 2020-2022 mencapai Rp174,5 triliun. Dari nilai tersebut, mampu menggerakkan berbagai industri lainnya, termasuk sektor UMKM hingga Rp 17,3 triliun.
"Multiplier effect bagi industri lain sebesar Rp174,5 triliun. Sebagian ini untuk usaha menengah atau usaha kecil (UMKM)," ujar Hudi D Suryodipuro dalam Seminar Pengembangan Ekonomi Kreatif di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), Palembang, Rabu (9/8/2023).
Menurut Hudi, ekonomi kreatif dari hulu migas menyerap tenaga kerja dengan minim pendanaan, dengan tiga sektor terbesar, yaitu fesyen, kuliner dan kriya.
Dia menjelaskan, sektor yang menikmati paling besar berasal dari komoditas utama dan penunjang migas yang nilainya mencapai Rp141,2 triliun.
Kemudian tenaga kerja Rp 14 triliun, sektor transportasi Rp 12 triliun, sektor perhotelan, akomodasi, jasa boga atau katering Rp 5,9 triliun.
Selain itu investasi sektor hulu migas juga berdampak kepada sektor kesehatan Rp 351,8 miliar, dan asuransi Rp 74,3 miliar.
Di sisi lain, realisasi investasi hulu migas pada semester I-2023 telah mencapai US$ 5,7 miliar atau setara Rp 86,5 triliun dari target US$ 15,5 miliar. Angka ini meningkat 121 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022 lalu yakni US$ 4,7 miliar.
Usaha UMKM
Sementara itu, salah satu UMKM yang terbantu usahanya dengan pendanaan dan pendampingan dari sektor hulu migas adalah, kelompok usaha Anggrek Dewata. Kelompok usaha ini yang warganya berasal dari keturunan transmigran asal Bali di Sumatera Selatan, fokus pada usaha pengembangan dari buah jeruk siam di Kabupaten Muara Enim.
Sejak mendapat pendampingan pada tahun 2018, UMKM ini tak lagi hanya mengandalkan penjualan dari buah jeruk dan air jeruknya saja. Tetapi mampu mengembangkan usahanya, menjadi diversifikasi produk dari jeruk, yakni selai jeruk, pie jeruk, stik jeruk, dan sirup jeruk.
Menurut ketua kelompok usaha Anggrek Dewata Komang Meli, ia terbantu dengan pendampingan dan pendanaan yang dilakukan pihak Pertamina EP. “Kami juga dibantu hingga ke pemasaran digital (online),” ujarnya, Kamis (10/8/2023).
Terakhir kelompok usaha UMKM ini dibantu mendapatkan sertifikat halal untuk produk pengembangan jeruk mereka. “Kami mendapat sertifikat halal ini tanpa dipungut bayaran. Selama satu bulan produk kami melewati pemeriksaan untuk memastikan produknya halal,” ujar Komang Meli.
Sertifikat halal diterima pada kegiatan Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 Wilayah Sumbagsel yang digelar Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Palembang, Rabu.
Menurut Komang Meli, dengan sertifikat halal tersebut, bisa membuat banyak pihak yang awalnya ragu untuk membeli produk mereka, menjadi tak ragu lagi. “Kami sangat terbantu dengan sertifikat halal ini,” ujarnya.
Komentar
Posting Komentar