DEN Sorot 2 Isu Usulan Penghapusan BBM Pertalite
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) mengusulkan penghapusan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis BBM RON 90 atau Pertalite dan menggantinya menjadi RON 92 melalui pencampuran bioenergi atau bioetanol menjadi Pertamax Green 92. Rencana tersebut diharapkan dapat terealisasi pada 2024 mendatang.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menyampaikan terdapat dua isu yang mengemuka terkait rencana Pertamina yang bakal mengganti RON 90 menjadi Pertamax Green 92 tersebut.
Pertama, yakni menyangkut mengenai isu lingkungan. Menurut dia, penghapusan Pertalite erat kaitannya dengan upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mendorong pergeseran penggunaan BBM Euro 4 yang setara dengan RON 92.
"Sebetulnya ada dua isu yang mengemuka, jadi yang pertama adalah menyangkut mengenai isu lingkungan di mana kita mencoba bahan bakar minyak itu sedemikian rupa bisa berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon, maka kenapa di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) kita, kita menginginkan bahwa jenis BBM kita itu menduduki paling tidak itu adalah Euro 4," kata Satya dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (5/9/2023).
Namun isu berikutnya adalah, apabila hal ini diterapkan di Indonesia, otomatis juga akan berdampak kepada daya beli masyarakat. Sehingga perlu dilihat kembali, sampai sejauh mana subsidi yang akan diberikan di dalam keterjangkauan daya beli masyarakat saat ini.
"Jadi ada dua hal yang menurut saya sudut pandang berbeda," kata Satya.
Satya menilai, apabila Indonesia murni memikirkan mengenai isu lingkungan, maka dorongan untuk menuju kepada peningkatan kadar oktan yang lebih tinggi sudah sesuai dengan yang ada di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Namun, kembali lagi bahwa upaya ini juga harus memperhitungkan dampaknya terkait daya beli masyarakat dan strategi penyaluran subsidi energi.
"Kita melihat ada satu konsekuensi dalam rangka pencapaian untuk RON yang lebih tinggi tersebut. Pertama adalah terhadap jenis bahan bakar penugasan khusus yang di mana jenis bahan bakar penugasan khusus dulu diberikan kepada Premium, belakangan ini sudah dialihkan walaupun Perpresnya masih belum secara eksplisit itu dialihkan kepada Pertalite, itu Pertalite masih tidak dalam posisi untuk disubsidi tetapi dikompensasi," tambahnya.
Komentar
Posting Komentar