Asal Usul Nasi Jamblang, Ada Kisah Pilu Pekerja Pribumi Kelaparan Ditindas Kolonial Belanda
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.inews.co.id%2Fmedia%2F600%2Ffiles%2Finews_new%2F2023%2F10%2F15%2Fnasi_jamblang_pekerja_rodi.jpg)
BANDUNG, iNews.id - Kuliner khas Cirebon nomor satu yang patut dicoba kelezatannya adalah sega atau nasi jamblang. Karena kelezatannya, nasi jamblang populer di se-antero Cirebon, bahkan daerah lain di Jawa Barat.
Nasi jamblang tidak hanya bisa dinikmati di Cirebon, tetapi juga kota-kota lain, seperti Bandung dan Jakarta. Di Cirebon, rumah makan nasi jamblang bisa ditemukan di sejumlah tempat dan telah dikenal oleh para pelancong.
Sebut saja di sepanjang jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon. Di lokasi ini, terdapat 4 rumah makan nasi jamblang recommended. Di antaranya, Nasi Jamblang Mang Dul, nasi jamblang Mang Kumis, nasi jamblang Pak Yanto, nasi jamblang Ibad Otoy, dan nasi jamblang Ibu Dian.
Di Stasiun Kejaksan juga terdapat rumah makan terkenal, Nasi Jamblang Bu Nur. Selanjutnya tidak jauh dari Stasiun Kejaksan, juga ada rumah makan nasi jamblang H Barno.
Editor : Agus Warsudi
Follow Berita iNewsJabar di Google News
Yang tidak boleh dilewatkan pula adalah nasi jamblang Pelabuhan Cirebon. Tempat makan satu ini tidak seperti rumah makan lainnya. Lokasinya cukup tersebunyi di sebuah celah dekat Pelabuhan Cirebon. Tetapi soal rasa, jangan diragukan kelezatannya.
Bahkan nasi jamblang dijajakan di tenda-tenda pedagang kaki lima (PKL). Rasa menu lauk pauk nasi jamblang di PKL pun tidak kalah lezat dibanding rumah makan terkenal tadi.
Asal Usul Nasi Jamblang
Konon, kuliner ini konon berasal dari Desa, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Namun ada pula yang menyebut dinamakan nasi jamblang karena karena penyajiannya menggunakan daun jamblang atau daun jati.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut asal usul nasi jamblang Cirebon. Kuliner khas ini muncul sejak masa kolonial Belanda. Kisah menyebutkan nasi jamblang diciptakan oleh Tan Piauw Lun, keturunan China pada 1847.
Dikisahkan, saat itu, penjajah Belanda sedang membangun tiga pabrik gula di Plumbon dan Gempol, serta pabrik spiritus di Palimanan.
Editor : Agus Warsudi
Follow Berita iNewsJabar di Google News
Proyek pembangunan pabrik-pabrik tersebut menyerap tenaga kerja dari berbagai daerah. Lantaran lokasi pendirian pabrik masih hutan dan semak belukar sehingga tidak ada warung makanan, para pekerja kesulitan untuk mengisi perut.
Abdul Latief, pengusaha pribumi asal Jamblang, merasa kasihan melihat para pekerja pribumi itu kelapasan. Dia lantas meminta istrinya Tan Piauw Lun atau akrab disapa Nyonya Pulung menyediakan makanan untuk para pekerja itu.
Nasi tersebut dibungkus daun jati dan disajikan kepada pekerja pembangunan pabrik. Awalnya, nasi yang diberikan Nyonya Pulung gratis. Namun para pekerja merasa tidak enak, sehingga mereka memberikan uang pengganti kepada Ny Pulung. Sejak saat itu rumah makan nasi jamblang pertama yang dikelola Nyonya Pulung.
Saat ini warung nasi Jamblang Nyonya Pulung berganti nama menjadi Nasi Jamblang Tulen. Bisnis kuliner turun temurun itu masih berdiri dikelola keturunan Nyonya Pulung dari generasi ke generasi.
Editor : Agus Warsudi
Follow Berita iNewsJabar di Google News
Selain cerita di atas, asal usul nasi jamblang juga dikaitkan dengan proyek ambisius pembangunan jalan Anyer-Panarukan dari ujung timur pulang jawa hingga barat. Proyek ambisius ini dilaksanakan atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jenderal Daendels.
Saat pembangunan jalan Anyer-Panarukan, banyak pekerja pribumi tewas akibat kelaparan. Penjajah Belanda tidak memberi mereka makan. Bahkan upah pun tidak.
Ada juga pekerja pribumi yang membawa bekal nasi dari rumah. Tetapi karena dibungkus daun pisang, nasi cepat basi dalam beberapa jam saja.
Dari kejadian in, warga Jamblang menemukan cara membungkus agar nasi tidak cepat basi, yakni menggunakan daun jati. Nasi yang dibungkus menggunakan daun jati bisa bertahan sekitar 3 hari, asalkan tetap terbungkus dalam daun jati.
Maka tak heran dulu sega jamblang kerap kali dijadikan bekal pasukan gerilya supaya tak kekurangan makanan saat bersembunyi dari pasukan Belanda.
Editor : Agus Warsudi
Follow Berita iNewsJabar di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar