Bos Media Rusia Sarankan Militer Ledakkan Nuklir untuk Gertak Barat, Begini Jawaban Kremlin
MOSKOW, iNews.id - Rusia menegaskan belum melanggar penangguhan uji coba senjata nuklir, kesepakatan yang dijalin dengan Amerika Serikat (AS). Negara itu terakhir menguji coba nuklir pada 1990.
Juru Bicara Kremlim Dmitry Peskov menyampaikan hal itu untuk merespons pernyataan Margarita Simonyan, pemimpin redaksi stasiun televisi RT, media yang didanai pemerintah Rusia. Simonyan menyarankan agar militer meledakkan bom nuklir di Siberia.
Peskov menegaskan, pihaknya menolak usulan untuk meledakkan termonuklir di Siberia sebagai peringatan kepada negara Barat.
“Saat ini, kita bukan rezim yang mengabaikan uji coba nuklir. Saya kira diskusi seperti itu tidak mungkin dilakukan saat ini dari sudut pandang resmi,” kata Peskov, seraya menegaskan pernyataan Simonyan tidak selalu menjadi sikap resmi pemerintah, seperti dikutip dari Reuters.
Simonyan sebelumnya mengatakan, krisis Ukraina sedang menuju pada ultimatum nuklir. Negara Barat, lanjut dia, tidak akan berhenti memprovokasi sampai Rusia mengirim pesan nuklir.
“Ultimatum nuklir semakin dekat dan semakin mustahil untuk dihindari. Mereka tidak akan mundur kecuali hal itu menyakitkan bagi mereka," ujar Simonyan.
Dia lalu berkelakar bahwa uji coba termonuklir di Siberia bisa membuat perangkat elektronik tidak bisa bekerja. Itu akan membuat lebih mudah untuk menjelaskan kepada anak-anaknya mengapa mereka tidak boleh menggunakan gadget buatan AS, seperti iPad.
Presiden Vladimir Putin berulang kali memperingatkan negara-negara Barat, serangan terhadap Rusia dapat bisa dibalas dengan nuklir.
Data PBB mengungkap, Rusia atau Uni Soviet terakhir menguji coba nuklir pada 1990. Sementara AS menguji coba nuklir terakhir pada tahun 1992. Sementara itu Prancis serta China melakukan uji coba nuklir terakhir pada 1996.
Editor : Anton Suhartono
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar