Kemarau Panjang, Penggilingan Padi di Bogor Terancam Gulung Tikar
Bogor, Beritasatu.com - Imbas dari kemarau panjang, sejumlah pengusaha penggilingan padi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terancam gulung tikar.
Pengusaha penggilingin padi sudah hampir dua bulan lebih kesulitan mendapatkan gabah dari petani. Meskipun ada gabah yang mereka dapatkan, harganya mencapai dua kali lipat dari biasanya.
Sudah hampir dua bulan, tempat penggilingan padi milik warga Desa Cipeucang, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat nyaris tak beroperasi. Gabah yang biasanya lancar dari petani, kini sulit didapatkan akibat kemarau.
Kondisi ini diakui oleh pemilik penggilingan membuat penghasilan mereka terjun bebas. Dari biasanya meraup untung hingga Rp 10 juta per bulan, kini justru minus untuk biaya pemeliharaan dan upah pekerja. Tak hanya itu, mesin mereka harus tetap dinyalakan untuk menghindari kerusakan.
Di setiap musim kemarau, ujar pemilik penggilingan, stok gabah dari petani berkurang. Namun, harganya masih terbilang normal, antara Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per kuintal. Namun, saat ini harga gabah yang mereka beli mencapai Rp 800.000 hingga Rp 1 juta per kuintal.
"Paling parah tahun ini, biasanya Rp 7.000 per liter sekarang Rp 10.000 per liter. Ini juga dapat dari orang kampung, satu sampai dua karung doang harganya sudah Rp 800.000 per kuintal, biasanya Rp 560.000, Rp 600.000. Saya usaha ini sudah 10 tahun lebih, baru tahun ini merasakan titik paling sulit," kata pemilik penggilingan padi di Bogor, Ajum, Rabu (11/10/2023).
Selain berharap musim kemarau bisa segera berlalu, pemilik penggilingan padi juga ingin pemerintah mengambil langkah konkret menstabilkan harga gabah.
Komentar
Posting Komentar