Kemendag fokus garap ekspor di pasar Tunisia hingga Aljazair
19 Oktober 2023 18:30 WIB
Tangerang (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional terus berupaya melakukan penetrasi pasar ekspor ke pasar non tradisional, khususnya Tunisia, Bosnia dan Herzegovina, Kenya, Pakistan, serta Aljazair.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan, secara umum, nilai tren ekspor Indonesia ke negara ini pada periode 2018-2022 tumbuh positif.
"Ini luar biasa. Pasar ekspor ke lima negara ini harus terus digarap," ujar Didi dalam acara "Ambassador Dialogue Series: Grab The Market" di Trade Expo Indonesia 2023, ICE BSD Tangerang, Banten, Kamis.
Didi menyebut, pada periode ini tren ekspor Indonesia ke Tunisia sebesar 34,01 persen, Kenya 19,57 persen, Pakistan 20,69 persen, Aljazair 13,63 persen serta Bosnia dan Herzegovina -10,27 persen.
Lebih lanjut, dalam memasuki pasar non tradisional terdapat sejumlah tantangan, mengingat pertumbuhan ekonomi dunia yang masih melambat. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,9 persen pada 2023.
"Hal ini biasanya linier dengan permintaan impor dunia. Artinya, pertumbuhan akan sedikit turun sehingga persaingan dengan negara lainnya semakin ketat," kata Didi.
Didi mengajak pelaku usaha Indonesia untuk melirik pasar negara non tradisional seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, serta Eropa Barat karena sangat menjanjikan.
Menurutnya, potensi pasar di wilayah ini mencapai 1,5 miliar penduduk. Terlebih, produk yang diminati di wilayah Afrika sangat relevan dengan produk yang dihasilkan Indonesia.
Indonesia dinilai dapat memenuhi permintaan produk dasar kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, alas kaki, hingga produk kecantikan sehingga untuk memasuki pasar tersebut relatif tidak berat.
"Kami optimistis dari sisi produk ke negara wilayah tersebut permintaan dapat dipenuhi pelaku usaha Indonesia. Mudah-mudahan informasi yang disampaikan pada kegiatan ini bermanfaat untuk pelaku usaha Indonesia," kata Didi.
Pada 2022, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke negara Tunisia, Bosnia dan Herzegovina, Kenya, Pakistan, dan Aljazair mencapai 5,27 miliar dolar AS. Nilai Ini naik 11,97 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 4,71 miliar dolar AS,l.
Produk utama ekspor Indonesia ke lima negara tersebut yaitu lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serat stafel buatan, kertas/karton, kendaraan dan bagiannya, serta minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian.
Baca juga: UMKM bidik perluasan pasar ekspor di Trade Expo Indonesia 2023
Baca juga: Menko: Indonesia pelajari perjanjian CPTPP guna buka pasar Meksiko
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan, secara umum, nilai tren ekspor Indonesia ke negara ini pada periode 2018-2022 tumbuh positif.
"Ini luar biasa. Pasar ekspor ke lima negara ini harus terus digarap," ujar Didi dalam acara "Ambassador Dialogue Series: Grab The Market" di Trade Expo Indonesia 2023, ICE BSD Tangerang, Banten, Kamis.
Didi menyebut, pada periode ini tren ekspor Indonesia ke Tunisia sebesar 34,01 persen, Kenya 19,57 persen, Pakistan 20,69 persen, Aljazair 13,63 persen serta Bosnia dan Herzegovina -10,27 persen.
Lebih lanjut, dalam memasuki pasar non tradisional terdapat sejumlah tantangan, mengingat pertumbuhan ekonomi dunia yang masih melambat. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat dari 3,4 persen pada 2022 menjadi 2,9 persen pada 2023.
"Hal ini biasanya linier dengan permintaan impor dunia. Artinya, pertumbuhan akan sedikit turun sehingga persaingan dengan negara lainnya semakin ketat," kata Didi.
Didi mengajak pelaku usaha Indonesia untuk melirik pasar negara non tradisional seperti Afrika, Asia Selatan, Asia Tengah, serta Eropa Barat karena sangat menjanjikan.
Menurutnya, potensi pasar di wilayah ini mencapai 1,5 miliar penduduk. Terlebih, produk yang diminati di wilayah Afrika sangat relevan dengan produk yang dihasilkan Indonesia.
Indonesia dinilai dapat memenuhi permintaan produk dasar kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, alas kaki, hingga produk kecantikan sehingga untuk memasuki pasar tersebut relatif tidak berat.
"Kami optimistis dari sisi produk ke negara wilayah tersebut permintaan dapat dipenuhi pelaku usaha Indonesia. Mudah-mudahan informasi yang disampaikan pada kegiatan ini bermanfaat untuk pelaku usaha Indonesia," kata Didi.
Pada 2022, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke negara Tunisia, Bosnia dan Herzegovina, Kenya, Pakistan, dan Aljazair mencapai 5,27 miliar dolar AS. Nilai Ini naik 11,97 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 4,71 miliar dolar AS,l.
Produk utama ekspor Indonesia ke lima negara tersebut yaitu lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serat stafel buatan, kertas/karton, kendaraan dan bagiannya, serta minyak atsiri, kosmetik wangi-wangian.
Baca juga: UMKM bidik perluasan pasar ekspor di Trade Expo Indonesia 2023
Baca juga: Menko: Indonesia pelajari perjanjian CPTPP guna buka pasar Meksiko
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags:
Komentar
Posting Komentar