Skip to main content
728

Tank Israel Masuk ke Gaza, Warga Palestina Eksodus Massal - medcom

Tank Israel Masuk ke Gaza, Warga Palestina Eksodus Massal

Fajar Nugraha - 29 Desember 2023 07:22 WIB
Tank Israel Masuk ke Gaza, Warga Palestina Eksodus Massal
Sebuah tank Israel bergerak maju ke Gaza. Foto: AFP
Gaza: Tank-tank Israel menyerbu jauh ke dalam sebuah kota di Jalur Gaza tengah pada Kamis 28 Desember 2023, setelah berhari-hari pengeboman tanpa henti. Rangkaian serangan ini memaksa puluhan ribu keluarga Palestina yang sudah kehilangan tempat tinggal untuk mengungsi dalam eksodus baru.

Seorang jurnalis Palestina memposting gambar tank-tank Israel di dekat sebuah masjid di kawasan Bureij, kontingen lapis baja telah maju dari kebun buah-buahan di pinggiran timur.

“Sebanyak tiga warga Palestina tewas dalam serangan rudal Israel terhadap sebuah rumah di kamp Maghazi timur laut di Gaza tengah,” kata pejabat kesehatan, seperti dikutip AFP, Jumat 29 Desember 2023.

Lebih jauh ke selatan, pasukan Israel menyerang daerah sekitar sebuah rumah sakit di jantung Khan Younis, kota utama di selatan Gaza, di mana penduduk khawatir akan adanya serangan darat baru ke wilayah yang penuh dengan keluarga yang kehilangan tempat tinggal dalam 12 minggu perang Israel-Hamas.

“Dalam salah satu serangan udara mematikan terbaru Israel, 23 warga Palestina tewas dan 55 lainnya luka-luka di Rafah, sebuah kota besar dekat perbatasan selatan dengan Mesir,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra.
 

Bangunan mereka yang dibom adalah perumahan warga sipil yang terlantar, menurut petugas medis dan penduduk setempat.

Tim penyelamat dengan panik mengais-ngais puing-puing untuk menemukan dan mengeluarkan korban termasuk seorang bayi dan beberapa anak-anak dan membawa mereka melewati kerumunan orang yang kebingungan dan menangis ke Rumah Sakit Kuwait terdekat.

Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sebelumnya bahwa 210 orang dipastikan tewas dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir, sehingga menambah jumlah korban warga Palestina yang tewas dalam perang sejauh ini menjadi 21.320 – hampir 1 persen dari populasi Gaza. Ribuan orang lainnya yang tewas dikhawatirkan terkubur atau hilang di reruntuhan.

Selama perang, militer Israel telah menyatakan penyesalannya atas kematian warga sipil. Namun mereka menuduh Hamas beroperasi di daerah padat penduduk dan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.


Serangan darat meningkat

Israel telah meningkatkan serangan daratnya di Gaza secara tajam sejak sebelum Natal. Serangan tetap dilakukan meskipun ada permintaan publik dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat, untuk mengurangi skala serangan pada minggu-minggu terakhir tahun ini.

Mereka melancarkan perang untuk menghancurkan gerakan militan Hamas yang menguasai Gaza setelah para pejuang mengamuk di kota-kota Israel dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

Dari para sandera, 110 orang dibebaskan melalui gencatan senjata singkat pada akhir November dan 23 lainnya kini dinyatakan tewas secara in absensia, kata juru bicara pemerintah Israel pada hari Kamis.

Pada Kamis malam, Presiden AS Joe Biden mengatakan Judith Weinstein, warga Amerika, yang diyakini telah diculik oleh Hamas terbunuh pada 7 Oktober. Suaminya, Gadi Haggai dibunuh pada hari yang sama, kata Biden pekan lalu.

“Militer Israel merilis temuan penyelidikan atas pembunuhan yang dilakukan pasukannya terhadap tiga sandera Israel di Gaza pada 15 Desember. Tentara salah mengira teriakan bantuan mereka sebagai tipu muslihat militan Hamas untuk menarik mereka ke dalam penyergapan,” kata militer pada Kamis, menyimpulkan bahwa para prajurit bertindak benar sejauh pemahaman mereka.

Fokus utama pertempuran kini terjadi di wilayah tengah di selatan lahan basah yang membelah jalur pantai sempit, tempat pasukan Israel memerintahkan warga sipil keluar selama beberapa hari terakhir ketika tank mereka mendekat.

Puluhan ribu orang yang melarikan diri dari distrik Nusseirat, Bureij dan Maghazi yang padat menuju ke selatan atau barat pada hari Kamis menuju kota Deir al-Balah yang sudah kewalahan di sepanjang pantai Mediterania, berkumpul di kamp-kamp tenda darurat yang dibangun dengan tergesa-gesa.

“Lebih dari 150.000 orang – anak-anak, perempuan yang menggendong bayi, penyandang disabilitas, dan orang lanjut usia – tidak punya tempat tujuan,” kata organisasi utama PBB yang beroperasi di Gaza, UNRWA, dalam sebuah unggahan di media sosial.

Bagian timur Bureij menjadi lokasi pertempuran sengit pada Kamis pagi, dengan tank-tank Israel menyerbu dari utara dan timur, kata warga dan militan.

“Saat itu telah tiba, saya berharap hal itu tidak akan pernah terjadi, namun tampaknya pengungsian adalah suatu keharusan,” kata Omar, 60, yang mengatakan bahwa ia terpaksa pindah bersama setidaknya 35 anggota keluarganya. Dia menolak memberikan nama belakangnya karena takut akan pembalasan.

Yamen Hamad, yang tinggal di sebuah sekolah di Deir al-Balah sejak melarikan diri dari utara, mengatakan orang-orang yang baru mengungsi dari Bureij dan Nusseirat mendirikan tenda di mana pun ada lahan terbuka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(FJR)
  • Share on Whatsapp
  • Share on Line
  • Share on Twitter
  • Share on Facebook

Posting Komentar

0 Komentar

728